Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2023 kembali hadir. Pekan spesial yang merupakan perayaan bagi para penikmat kopi ini diselenggarakan kedelapan kalinya pada tahun ini. Meski namanya Jakarta, acara ini justru berlokasi di Hall 10 Ice BSD, Tangerang dan dijadwalkan berlangsung dari 3 hingga 5 November 2023, mulai pukul 10 pagi hingga 8 malam.
Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa di Tangerang? Ternyata, sejarah kopi di Indonesia dimulai dari penanaman pertama pada 1696 di Kedawung, Tangerang.
Baca Juga
Jacoweek 2023 mengumpulkan berbagai merek kopi baik lokal maupun internasional. Hendri Kurniawan, selaku CO Founder dari Jakarta Coffee Week, menegaskan bahwa acara ini menjadi "one-stop shopping experience" bagi para pecinta kopi. Mulai dari bahan, alat, hingga perabotan pembuatan kopi, semua tersedia dalam satu tempat.
Advertisement
"Menjadi suatu platform yang melayani target pasar B2C dan B2B, Jacoweek berfungsi sebagai titik temu para pelaku industri kopi dari hulu hingga hilir," ujar Hendri dalam konferensi pers Jakarta Coffee Week 2023 di Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2023.
Jacoweek juga mengajak para pengunjung untuk menelusuri sejarah bagaimana kopi pertama kali diperkenalkan ke Indonesia. Jika tahun lalu tema yang diangkat adalah sustainability, tahun ini fokusnya adalah bagaimana memanfaatkan ampas kopi dengan kreatif.
Salah satunya pemanfaatan kreatif itu dengan mengundang pelukis kopi (dikenal dengan istilah cethe) dari Tulungagung, Jawa Timur. Hendri juga ingin menyorot fenomena Kopi Jos dari Yogyakarta. Kedua tradisi kopi ini menjadi bagian dari tema besar "Past, Present, Future" dari Jacoweek tahun ini.
Pemanfaatan Ampas Kopi
"Kemudian, mewakili budaya kopi Indonesia, kita punya banyak sekali budaya kopi dari Aceh sampai Papua, cara minumnya berbeda-beda. Nanti kita bawa dua dari setiap banyak budaya kopi Indonesia. Pertama adalah kopi Jos dari Jogja, yang kopinya dimasukin air panas gitu, dan kemudian satu lagi budaya nyethe dari Tulungagung," jelasnya.
Hendri menjelaskan bahwa kata "cethe" dalam bahasa Jawa berarti ampas kopi. Sementara, "nyethe" adalah proses melukis menggunakan ampas kopi tersebut. Di Tulungagung, melukis dengan teknik ini biasanya digunakan untuk menghias batang rokok.
"Untuk Jakarta Coffee Week, kita akan mengundang dua seniman cethe dari Tulungagung untuk memberikan demonstrasi langsung. Mereka telah menyiapkan beberapa karya seni, pengunjung juga bisa ikut melukis," katanya.
Selain itu, Hendri menekankan bagaimana penjajahan, meskipun memiliki sisi gelap, juga membawa dampak positif bagi Indonesia dalam hal pengenalan kopi. Faktanya, kopi jawa pernah menjadi produsen terbaik dan terbesar di dunia, meski kini berada di posisi keempat.
"Bahwa kita adalah produser terbaik nomor 1 di dunia, tapi akhirnya banyak hal yang membuat kita sekarang berada di posisi 4. Jadi, kita sudah di bawah Brazil, Vietnam nomor 2, kemudian Kolumbia, lalu Indonesia," ucapnya. Hendri menyampaikan bahwa tahun ini, produksi kopi Indonesia menurun jauh karena iklim.
Advertisement
Tiket Presale Hanya Dijual Rp25
Sementara itu, industri kopi bukan hanya menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan tetapi juga menjadi arena yang "seksi" bagi Hendri. "(Peluang) untuk para pengusaha muda untuk merintis karir mereka sebagai entrepreneur."
Optimisme Hendri terhadap acara Jakarta Coffee Week tahun ini pun tampak dari target pengunjung yang dia harapkan. "Kami berambisi mendatangkan sekitar 30 ribu pengunjung selama perhelatan ini berlangsung."
Untuk menarik lebih banyak pengunjung, panitia menyediakan tiket presale yang dibanderol dengan harga hanya Rp25 (25 perak) yang bisa dibeli di Livin’ Sukha melalui aplikasi Livin’ by Bank Mandiri mulai 26 Oktober 2023 dengan kuota terbatas. Bagi pengunjung yang membeli tiket di hari H, harga tiketnya menjadi Rp35 ribu untuk satu hari.
Jakarta Coffee Week tahun ini akan menampilkan lebih dari 200 tenant. Hendri juga menghadirkan tokoh kopi dunia, misalnya, Young Baek dari Australia, yang memegang gelar World Cup Tasters Champion 2023, dan Boram Um dari Brazil, juara World Barista Champion 2023.
Sementara itu, sebagai tanggapan atas popularitas yang meningkat di industri kopi, Ario Fajar, Kepala Pemasaran Toffin, salah satu bisnis platform kopi yang hadir di Jacoweek 2023 nanti juga memberikan pandangannya mengenai peluang industri kopi di Indonesia.
Jacoweek Mendukung UMKM di Bidang Kopi
Ario menekankan, "Indonesia saat ini tengah mengalami gelombang besar acara kopi, mulai dari skala kecil hingga yang bersifat regional. Ini mencerminkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap dunia kopi." Ario menilai Jacoweek berpotensi besar untuk mendukung mereka yang baru saja memulai usaha di bidang kopi, memberikan platform untuk belajar dan berjejaring.
Mengenai Toffin, Ario menjelaskan, "Sebagai penyedia produk dan jasa di bidang FnB, khususnya kopi, kami memiliki beragam produk seperti mesin kopi, penggiling kopi, bahan-bahan untuk gelato, dan juga layanan konsultasi termasuk pengembangan menu."
Pada Jacoweek tahun ini, Toffin berencana tampil maksimal. "Kami memiliki booth yang dirancang dengan konsep unik dengan ukuran 12x8 meter, hasil penggabungan dari dua booth," tutur Ario. Tujuannya bukan hanya untuk memamerkan produk, tetapi juga mengedukasi pengunjung mengenai berbagai aspek kopi.
Selain itu, ada kabar menarik lainnya dari Toffin. "Kami sedang dalam tahap finalisasi peluncuran aplikasi mobile kami yang dilengkapi dengan teknologi AI recommendation dan ChatGPT. Aplikasi ini diharapkan bisa memberikan pengalaman lebih bagi pengguna dalam mendapatkan rekomendasi produk dan informasi yang relevan."
Advertisement