Sukses

Kisah Sajodo Snack Bangun Bisnis Camilan, Bermodal Rp1 Juta Kini Punya 140 Karyawan

Firda dan Gilang, owner dari Sajado Snack membagikan cerita mereka atas penerimaan penghargaan "Changemakers of the Year" dan ambisi mereka untuk memberdayakan komunitas lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Mengembangkan bisnis perlu keuletan dan kreativitas. Dua elemen itu pula yang jadi pegangan pasangan Gilang Gumilar dan Firda Khaerunnisa dalam mengembangkan merek camilan Sajodo Snack & Food.

Ide bisnis tercetus di benak Firda saat masa pandemi. Ia merasa bosan karena kuliah tidak efektif dan tak bisa melanjutkan magang di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Firda lalu mengajak Gilang yang saat itu masih bekerja sebagai pendidik di beberapa sekolah untuk mencari kegiatan yang produktif dan bernilai lebih untuk lingkungan. Saat jalan-jalan sore ke sebuah desa, mereka melihat singkong. Keduanya mengetahui harga jual singkong saat itu sangat rendah sehingga petani merugi.

Firda dan Gilang kemudian bekomunikasi dengan kelompok petani tersebut dan berusaha membantu agar singkong itu bisa jadi pundi-pundi rupiah yang bisa menambah pendapatan masyarakat.

"Karena terbatasnya modal yang hanya Rp1 juta pada saat itu, akhirnya kami menginovasikan singkong menjadi makanan unik yang bernama keripik kaca dengan inovasi berbagai varian rasa olahan dapur rumah tangga," ungkap Gilang dalam jumpa media secara daring, Selasa, 24 Oktober 2023.

Tanpa memiliki pabrik maupun fasilitas produksi, Firda dan Gilang memulai usaha dengan memanfaatkan ruang tamu milik orangtua Firda untuk berproduksi dan mengemas produknya. Seluruh proses, termasuk pengiriman barang ke layanan ekspedisi, dikerjakan sendiri oleh keduanya.

"Kita benar-benar dari nol banget. Alhamdulillah bisnis kita berkembang dan produk kita disukai oleh lidah masyarakat Indonesia," kata Firda menjelaskan.

2 dari 4 halaman

Menerima Masukan Konsumen Menjadi Kunci

Mereka menargetkan penjualan melalui platform online seperti Shopee dan Tiktok. Hingga 2021, kisah bisnis mereka mendapatkan perhatian besar di Tiktok, khususnya mengenai bagaimana mereka mengedepankan produk makanan lokal dan membanggakan warisan kuliner Indonesia.

Meskipun Sajodo Snack telah berkembang pesat di ranah digital, tentu saja ada rintangan yang dihadapi, khususnya dalam adaptasi teknologi digital. Sebagai UMKM yang besar di platform digital, isu koneksi dan pemahaman teknologi menjadi hal yang selalu menjadi perhatian.

Gilang menekankan bahwa feedback dari pelanggan akan selalu dijadikan referensi dalam inovasi Sajodo Snack. Hal inilah yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan Sajodo Snack. "Harus mau menerima masukan konsumen, itu sih yang paling penting," ucapnya.

Menciptakan konten yang dapat menarik minat audiens di era digital saat ini tentu bukan hal yang sederhana. Terlebih untuk bisnis seperti Sajodo Snack yang menawarkan jajanan lokal seperti baso aci, keju aroma, keripik kaca, dan seblak. Tantangan lainnya adalah bagaimana membuat konten yang tidak monoton dan berfokus pada penjualan produk, namun juga bisa menggali esensi dari makanan lokal yang dijual.

"Kami ingin menjual lebih dari sekadar jajanan. Kami ingin menjual cerita, tradisi, dan warisan kuliner lokal," kata Gilang.

3 dari 4 halaman

Arti Nama Sajodo

Dengan konsistensi dalam membuat konten di TikTok, mereka bukan hanya mempromosikan produk, tetapi juga memberdayakan banyak pihak, termasuk karyawan. Semua ini sejalan dengan visi dan misi Sajodo Snack.

Menariknya, konsistensi Sajodo Snack dalam membuat konten TikTok tidak hanya berdampak pada pertumbuhan bisnis mereka, tapi juga menginspirasi bagi pengusaha muda lainnya, khususnya di Tasikmalaya.

Banyak dari mereka yang mulai menciptakan usaha berkat inspirasi dari kisah yang dibagikan oleh Sajodo Snack. "Kita kasih tips dan triknya dan Alhamdulillah dari berbagi (ilmu) itu, mereka pun jadi pengusaha baru di daerah-daerah kami sehingga mereka juga bisa menyerap banyak tenaga kerjaan," terang Gilang.

Firda menambahkan bahwa keputusan untuk memanfaatkan TikTok sebagai media pemasaran awalnya muncul dari kisah asmara mereka. "Sajodo dalam bahasa Sunda berarti jodoh. Kami berdua memulai usaha ini saat masih pacaran dan melihat TikTok sebagai media yang praktis untuk memasarkan produk," ungkap Firda.

Dengan 140 karyawan yang tersebar di empat titik produksi utama di Tasikmalaya dan kerjasama dengan berbagai pabrik, Firda menekankan bagaimana TikTok telah merubah hidup mereka dan karyawan. "Produk lokal kami kini mendapatkan cinta dari banyak orang. TikTok bukan hanya membantu kami memperluas bisnis, tetapi juga membuka peluang kerja bagi banyak orang," jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Jadi Agen Perubahan

Dengan visi untuk ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia dan keinginan untuk berkolaborasi lebih jauh dengan masyarakat, Firda dan Gilang terus berinovasi. "Kami selalu berusaha mencari tahu apa yang membuat konsumen kami merasa 'khas' dengan produk Sajodo," ucap Firda.

Sebelumnya, TikTok menggelar TikTok Awards Indonesia 2023 digelar pada Kamis, 12 Oktober 2023. Ajang itu memberikan penghargaan kepada para kreator terbaik di Indonesia. 

Dilansir dari KapanLagi.com, Sabtu, 14 Oktober 2023, edisi TikTok Awards tahun ini memiliki sentuhan spesial dengan memberikan penghargaan "Changemakers of the Year", sebuah kategori yang ditujukan untuk para kreator yang berhasil membawa perubahan positif di dalam maupun di luar platform.

Sajodo Snack menjadi salah satu penerima penghargaan karena dinilai telah berkontribusi signifikan dalam penciptaan lapangan kerja di komunitas lokal. Gilang Gumilar, pemilik sekaligus kreator konten dari Sajodo Snack, berbicara mengenai kebanggaannya atas penghargaan ini.

"Seperti layaknya agent of change (agen perubahan), kita ingin gimana caranya kemampuan kita itu bisa diserap oleh banyak orang, dan itu kembali menginspirasi supaya orang itu bisa lebih, itu harapan kami," ujar Gilang.