Liputan6.com, Jakarta - Polisi Israel telah menutup Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem dan mencegah jemaah Muslim masuk. Seorang pejabat Departemen Wakaf di Yerusalem mengatakan bahwa polisi Israel hanya membolehkan warga Palestina berusia lebih dari 65 tahun yang dapat memasuki Masjid Al Aqsa.
Namun akhirnya melarang semua umat Muslim. Langkah yang tidak biasa namun lazim ini terjadi di tengah ketegangan di kawasan yang meningkat akibat perang Hamas-Israel.
Dikutip dari laporan kantor berita negara Palestina (WAFA) pada Selasa, 24 Oktober 2023, Israel telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap umat Muslim selama dua pekan terakhir, sejak dimulainya konflik bersenjata dengan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Advertisement
Sejumlah saksi mata bahwa puluhan Muslim Palestina terpaksa melaksanakan salat Subuh, di lorong Masjid Al Aqsa setelah dilarang masuk oleh polisi Israel. Sejak Jumat pagi, pasukan Israel telah banyak melakukan pengerahan di seluruh Yerusalem Timur yang diduduki, terutama di Kota Tua dan gerbang menuju masjid.
Namun polisi Israel mengizinkan jemaah Yahudi untuk melaksanakan ibadah, sehingga melanggar status quo masjid.Langkah yang tidak biasa namun lazim ini terjadi di tengah ketegangan di kawasan yang meningkat akibat perang Hamas-Israel.
Negara-negara di Timur Tengah termasuk Mesir, Yaman, Yordania secara rutin mengeluarkan pernyataan yang mengecam kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis Israel di kompleks suci Al Aqsa. Namun aksi para ekstremis itu dilindungi oleh polisi Israel.
Masjid Al Aqsa mengandung arti "masjid terjauh" atau "tempat suci terjauh," dan mengacu pada masjid berkubah timah di kawasan suci Haram al-Sharif. Kawasan ini mencakup Kubah Batu, empat menara, gerbang bersejarah kompleks tersebut, dan masjid itu sendiri.
Makna Mendalam Masjid Al Aqsa
Al-Aqsa memiliki makna keagamaan yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun penting juga untuk menyoroti relevansi politiknya yang luar biasa bagi rakyat Palestina.
Mengutip dari laman The Conversation, Rabu (11/10/2023), disebutkan dalam Surat 17, ayat 1 Al-Quran, masjid ini terkait dengan kisah "Isra" Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan malam dari Mekah ke Yerusalem yang sebagian menegaskan bahwa beliau adalah nabi terakhir umat Islam.
Al-Quran mengatakan bahwa nabi saat itu "dibawa… pada malam hari dari Masjidil Haram (di Mekah) ke Al-Aqsa yang kawasannya telah kami berkahi." Dari sana, diyakini bahwa Muhammad naik ke surga yang disebut Miraj.
Kubah Batu yaitu Qubbat as-Sakhra dikatakan melindungi batu tempat Muhammad naik secara fisik. Asal usul masjid ini dimulai pada abad ketujuh.Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 637 M, hanya lima tahun setelah kematian Nabi Muhammad. Masjid itu telah dihancurkan, dibangun kembali dan direnovasi beberapa kali.
Bangunan yang ada saat ini sebagian besar dibangun pada abad ke-11 dan menjadi tempat salat harian dan pertemuan Jumat yang menarik banyak orang. Letaknya berdekatan dengan tempat keagamaan penting Yahudi dan Kristen, khususnya situs Kuil Yahudi Pertama dan Kedua.
Advertisement
Tempat Suci Terjauh
Terkadang, Kubah Batu sebagai tempat suci dan Al-Aqsa sebagai masjid disalahartikan sebagai satu kesatuan. Meskipun merupakan bagian dari "Tempat Suci Mulia", keduanya merupakan dua bangunan berbeda dengan sejarah dan tujuan berbeda .Namun, istilah Al-Aqsa terkadang digunakan untuk menunjukkan keseluruhan kompleks sebagai "Tempat Suci".
Awalnya, istilah "tempat suci terjauh" diyakini merujuk pada Yerusalem secara keseluruhan. Dalam sejarah Islam, setelah Mekah dan Madinah mayoritas umat Islam di seluruh dunia menganggap Yerusalem sebagai tempat tersuci ketiga di dunia.
Sering dirujuk dalam tradisi dan hadis di agama Islam, diyakini bahwa ketika berada di Mekah, Muhammad awalnya mengarahkan doa umatnya ke Al-Aqsa. Pada tahun 622, masyarakat meninggalkan Mekah karena penolakan, lalu mencari perlindungan di Madinah di utara. Setelah kurang lebih satu tahun di sana, umat Islam percaya bahwa Allah memerintahkan Muhammad untuk menghadap kembali ke Mekah untuk berdoa.
Dalam Surah 2, ayat 149-150, Al-Quran mengatakan, "Arahkan wajahmu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah di Mekah)… di manapun kamu berada, arahkan wajahmu ke arah itu".
Lokasi Paling Sensitif dalam Konflik Israel-Palestina
Meskipun demikian, Yerusalem dan tempat-tempat sucinya khususnya Al-Aqsa dan Kubah Batu tetap menjadi tempat ziarah Islam selama 15 abad.
Digambarkan sebagai “lokasi paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina”, tempat ini kerap menjadi lokasi aksi politik. Misalnya, pada Agustus 1969, seorang Kristen Australia bernama Dennis Michael Rohan berusaha membakar Al-Aqsa, menghancurkan mimbar yang secara historis signifikan dan diukir dengan rumit milik Saladin, sebuah karya seni Islam yang berharga.
Pada 28 September 2000, pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon dan delegasi yang dijaga oleh ratusan polisi anti huru hara Israel memasuki kantor polisi. Hal ini memicu protes dan tindakan keras oleh otoritas Israel, yang mengakibatkan banyak korban jiwa.
Banyak umat Islam di seluruh dunia menganggap tindakan ini sebagai "penodaan" terhadap masjid suci, dan peristiwa tersebut turut memicu Intifada Kedua, atau pemberontakan Palestina. Ketegangan memuncak lagi setelah serangan terhadap Yehuda Glick, seorang rabi sayap kanan yang kontroversial, pada musim gugur 2014.
Advertisement