Sukses

Festival Jajanan Bango 2023 Digelar di Jakarta, Targetkan Kunjungan 150 Ribu Orang dalam 3 Hari

Festival Jajanan Bango 2023 di Jakarta menghadirkan 100 tenant kuliner Indonesia yang dikurasi, memberi ruang bagi kuliner legendaris sekaligus para pendatang baru yang disukai oleh pembeli.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Jajanan Bango (FJB). Berlokasi di Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, festival kuliner yang diselenggarakan sejak 2005 itu menghadirkan 100 tenant penjual makanan minuman khas Indonesia.

Direktur Nutrition PT Unilever Indonesia, Tbk, Amaryllis Esti Wijono menyebut kegiatan tersebut termasuk yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Lewat FJB, pihaknya berusaha mengedukasi masyarakat tentang pelestarian kuliner di negeri sendiri dengan beragam program menyenangkan.

"FJB ini ibarat melting pot, dari Sabang sampai Merauke ada, jadi kita tidak perlu jauh-jauh untuk mencoba makanan Indonesia. Kita ajak semua orang berpartisipasi dalam brand purpose ini," ujar perempuan yang akrab disapa Lilis itu dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Ia menyebutkan ada hal baru yang dihadirkan dalam program FJB tahun ini, yakni pengalaman imersif untuk membangkitkan seluruh pancaindra. Pengunjung bakal menikmatinya lewat layar yang memenuhi seluruh permukaan di lorong masuk menuju area utama festival.

"Kita percaya itu (pancaindra) akan bisa meningkatkan kecintaan akan kuliner Indonesia dan sekaligus bersama-sama melestarikannya," kata Lilis.

Jakarta menjadi kota kedua penyelenggaraan FJB 2023 setelah Makassar. Di kota Anging Mamiri itu, ia menyebut 45 tenant dihadirkan dengan 35 di antaranya adalah penjaja kuliner setempat. Dalam penyelenggaraan selama dua hari, 7--8 Oktober 2023, sekitar 22 ribu orang datang berkunjung. Lalu, bagaimana dengan Jakarta?

"Jakarta kita targetkan 100 sampai 150 ribu orang datang. Kelihatannya antusiasmenya sangat besar karena kami promosi cukup besar, di media TV, digital juga," tuturnya.

 

2 dari 4 halaman

Menyemut Sejak Awal

Panas terik pada Jumat siang tak menghentikan pengunjung untuk datang dan menyusuri lorong-lorong yang ada. Mereka mulai berdatangan sejak pukul 12 siang, padahal festival kuliner itu direncanakan baru dibuka untuk umum pada pukul 14.00 WIB.

Salah satunya adalah Mega (28), warga Tangerang Selatan, yang datang kedua kalinya. Ia sempat mengunjungi FJB tahun lalu, tetapi pengalamannya tak maksimal lantaran datang di akhir-akhir acara dan kondisi venue yang tak nyaman karena becek.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, ia sengaja datang lebih awal agar lebih leluasa bereksplorasi. "Karena datang awal, jadi masih fresh juga," ujarnya kepada Liputan6.com.

Kedatangan Mega tak sekadar untuk berwisata kuliner. Ia memanfaatkan kesempatan itu juga untuk membuat konten untuk media sosialnya. "Bikin konten makanan gitu," katanya.

Sejauh ini, menu daging yang paling dicarinya. Ia sudah membeli sate maranggi dan iga bakar yang disebutnya 'pasti enak'. "Di-grill atau apapun itu, kalau aku, daging cocok aja sih," katanya.

FJB di Jakarta digelar dari Jumat, 27 Oktober 2023, hingga Minggu, 29 Oktober 2023, secara gratis. Pengunjung hanya diwajibkan meregistrasi via daring. Pada akhir pekan, festival dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

 

3 dari 4 halaman

Beri Ruang untuk Pendatang Baru

FJB 2023 menata tenant per lorong, ada total delapan lorong selebar kira-kira lima meter untuk memudahkan pengunjung hilir mudik. Tidak ada pengelompokan khusus, melainkan setiap lorong pasti menghadirkan tenant makanan berat, camilan, dan minuman pelepas dahaga.

Penjaja kuliner legendaris ditempatkan di paling ujung untuk menarik pengunjung menyusuri setiap lorong hingga akhir. Banyak yang tampil merupakan 'pemain lama' alias kerap hadir di setiap penyelenggaraan FJB, seperti Kupat Tahu Gempol, Sate Klathak Pak Pong, dan Iga Bakar Si Jangkung.

"Kita selalu review. Kita lihat yang mana sih (penjaja kuliner) yang paling diminati... (Tahun ini) kita tambah 10 karena antusiasme penjaja kuliner semakin banyak, dan kita punya kesempatan buka lebih banyak booth," ungkap Lilis.

Selain legendaris, kriteria lain yang jadi penilaian adalah popularitas. Pihaknya akan melihat sejauh mana jualan mereka diminati pasar. "Banyak juga wiraswasta kuliner yang antusiasmenya sama besarnya. Kita lihat dari sekitarnya dulu, tempatnya berjualan, makanan dia memang disukai, minimal di lingkungan sekitarnya," ia menyebut.

Karena itu, pengunjung bisa mendapati penjual gelato membuka stall di FJB. Meski gelato identik dengan Italia, varian rasanya sangat kental dengan cita rasa Indonesia, seperti tahu gejrot sorbet, salted caramel tempe chips, dan sorbet kecombrang.

 

4 dari 4 halaman

Dukung Wisata Kuliner Dalam Negeri

Penyelenggaraan FJB kali ini juga terasa istimewa lantaran berlangsung bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda. Karena itu, tema yang diangkat adalah Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara dengan harapan anak-anak muda bisa terlibat aktif dalam melestarikan kuliner tradisional Indonesia.

"Kita ingin pelestarian kuliner Indonesia ini tidak hanya di generasi lama, tapi juga ditularkan ke anak-anak muda sehingga terjadi lintas generasi, karena mereka yang pegang tongkat estafet ke depan. Sangat penting peran pemuda dalam pelestarian," ucap Lilis.

Sementara, Direktur Pemasaran Ekraf Erwita Dianti menyambut baik gelaran FJB tersebut. Ia melihat potensinya dalam mendatangkan wisatawan lewat festival kuliner tersebut, selain upaya pelestarian kuliner Indonesia. Terlebih, sektor kuliner merupakan menyumbang PDB hingga 43 persen, lebih tinggi dari fesyen dan kriya.

"Sekarang turis dari luar negeri maupun domestik semakin meningkat. Kalau turis, baik domestik maupun asing, kalau traveling ke daerah, yang paling dicari kan makanannya ya," ujarnya.

Mengingat banyak ragam kuliner tersedia di satu tempat, wisatawan bisa mencicipi kuliner khas daerah tertentu tanpa harus pergi jauh. Sebaliknya, kesempatan mencicipi itu bisa membangkitkan rasa penasaran pengunjung untuk mencoba kuliner tersebut di tempat asalnya.

"Saya berharap nanti tidak hanya satu dua kota, tapi bergantian... Di lima DSP baru terus keliling Indonesia dan setelah itu inline di mancanegara," usul Dian.

Â