Sukses

Momen Horor Wisatawan Jatuh dan Tersangkut di Jembatan Kaca Banyumas Setinggi 15 Meter Disorot Media Asing

Jembatan kaca di kawasan wisata The Geong, Kabupaten Banyumas yang pecah dan mengakibatkan satu orang wisatawan meninggal dunia, tak hanya ramai diberitakan media-media di Indonesia. Peristiwa tragis itu juga diberitakan media asing.

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan kaca di kawasan wisata The Geong, Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang mendadak pecah pada Rabu, 25 Oktober 2023 mengakibatkan satu orang wisatawan meninggal dunia. Tak hanya ramai diberitakan media-media di Indonesia, peristiwa tragis itu juga diberitakan media asing. Salah satunya adalah The Sun.

Media Inggris tersebut pada Jumat (27/10/2023), fokus membahas momen horor dan menegangkan dari pecahnya jembatan kaca tersebut. Seperti diberitakan sejumlah media Indonesia, ada 11 orang wisatawan yang merupakan satu rombongan berada di jembatan kaca tersebut.

Namun mereka terbagi dalam dua kelompok, empat orang yang semuanya wanita sedang berfoto bersama sementara tujuh orang lainnya berada di sisi lain. Tiba-tiba, menurut seorang saksi mata, kaca di bagian tengah jembatan pecah di dekat bagian tangan emas raksasa.

Dua orang langsung terjatuh ke bawah jembatan, dan dua orang lainnya tersangkut di bagian tengah jembatan setinggi 15 meter tersebut. Momen horor itu membuat sejumlah orang yang berada di sekitar tempat wisata tersebut kaget dan panik. Setelah itu mereja berusaha menyelamatkan dua orang yang tersangjut di jembatan.

Keduanya akhirnya selamat dan hanya mengalami luka ringan. Meski begitu mereka diyakini mengalami trauma yang tidak akan mudah dilupakan. Sementara dua orang wisatawan  lainnya yang terjatuh mengalami nasib yang berbeda.

Mereka sama-sama tidak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit. Namun satu orang akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit. Peristiwa itu kini sedang ditangani oleh pihak kepolisian dan tempat wisata tersebut ditutup untuk sementara.

 

 

2 dari 4 halaman

The Geong Baru Resmi Beroperasi di Lebaran 2023

Sementara itu Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus Eko Purnomo mengatakan, wahana jembatan kaca "The Geong" bukan bagian dari pengelolaan HPL. Menurut dia, wahana jembatan kaca The Geong berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan di lahan milik Perum Perhutani yang saat ini dimanfaatkan untuk kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus.

Dalam hal ini, kata dia, pengelola The Geong bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT. Ia mengatakan wahana tersebut masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam namun mulai beroperasi resmi pada momentum Lebaran 2023 karena pembangunannya dilakukan secara bertahap.

Menurut pengakuan Eko, pihaknya banyak menemukan komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut. "Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan," ungkapnya.

 

3 dari 4 halaman

Jembatan Kaca The Geong Sudah Pernah Dikomplain

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengundang Kokarnaba maupun pengelola "The Geong" namun dua pihak tersebut tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan. Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung melalui media sosial, sehingga pihaknya titip pesan jika ingin berkoordinasi mengenai permasalahan tersebut.

Pengamat Pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) meminta pemerintah mempertimbangkan kembali pembangunan wahana jembatan kaca setelah peristiwa jatuhnya wisatawan di The Geong Limpakuwus, Banyumas, Jawa Tengah. Selain kontruksi yang dinilai tidak aman, wanaha tersebut juga tidak sesuai dengan prinsip pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Pemerintah sebaiknya perlu mempertimbangkan kembali pembangunan jenis wahana wisata seperti ini," tutur Chusmeru, dikutip dari Antara, Kamis, 26 Oktober 2023. Menurutnya, peristiwa jatuhnya wisatawan dari jembatan kaca tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi para pemangku kebijakan sektor pariwisata.

Pengelola wahana wisata dan wisatawan yang berkunjung, kata dia, perlu memperhatikan 3 hal, yaitu keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

4 dari 4 halaman

Jembatab Kaca Bisa Timbulkan Distorsi Visual

"Wahana semacam itu sangat berpotensi terjadinya kecelakaan. Keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas agar nyaman dalam berwisata," ujarnya. Di sisi pemerintah, kata dia, perlu dipertimbangkan kembali pembangunan jenis wahana wisata seperti itu.

Selain sangat berisiko terhadap faktor keamanan, banyak jembatan kaca di berbagai objek wisata alam, menurutnya, justru menimbulkan distorsi visual sehingga objek wisata alam kehilangan pemandangan yang indah dengan adanya jembatan kaca itu. "Dari perspektif ekologis, jembatan kaca sangat tidak sesuai dengan prinsip eco-tousrism dan berkelanjutan," terangnya.

Sementara itu, pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menutup sementara seluruh objek wisata yang memiliki wahana jembatan kaca usai insiden pecahnya jembatan kaca di The Geong hingga menewaskan seorang pengunjung.

"Kami tutup sampai dikeluarkannya sertifikat layak fungsi. Jadi, sebelum sertifikat layak fungsi ini keluar, semuanya belum boleh digunakan," kata Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis, dikutip Antara.

Â