Liputan6.com, Jakarta - Distrik Shibuya, Jepang, yang menjadi pusat perbelanjaan, bisnis, dan hiburan, diperketat jelang perayaan Halloween pada akhir pekan ini. Spanduk besar dipasang di kawasan itu berisi larangan minum-minuman keras dan pesta Halloween di jalanan.
Pemerintah kota bahkan memagari patung Hachiko yang ikonis untuk menghalau para turis. "Jalanan Shibuya bukan tempat pesta Halloween," kata Wali Kota Tokyo Ken Hasebe kepada Associated Press, Jumat, 27 Oktober 2023.
"Siapapun yang berpikir tentang mengunjungi Shibuya untuk Halloween, tolong sadari situasinya telah berubah tahun ini... keamanan akan diperketat dan tidak akan bisa dinikmati."
Advertisement
Hasebe yang merupakan warga asli Shibuya mengatakan bahwa kotanya adalah tempat yang inklusif, inovatif, dan terbuka untuk beragm pengunjung. Namun, ia menyatakan harus ada keseimbangan antara kebebasan untuk menikmati ruang publik dan hak warga untuk tinggal dengan damai.
"Kami hanya ingin menekankan, sebagai aturan kota kami dan moral negara ini, bahwa minum miras di jalan dapat menyebabkan masalah dan semestinya dihindari," kata Hasebe. "Ini waktunya untuk mempertimbangkan ulang berpesta Halloween di jalanan umum."
Kekhawatiran semakin meningkat menyusul jumlah pengunjung dan wisatawan asing dari seluruh dunia yang datang ke Jepang bertambah signifikan setelah pandemi Covid-19. Persimpangan Shibuya dikenal sebagai salah satu atraksi utama di Tokyo, Jepang, yang menarik banyak kunjungan wisatawan, baik dari domestik maupun mancanegara.
Kepadatan yang ditimbulkan ditakutkan bisa menyebabkan tragedi serupa yang terjadi di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, setahun lalu, yang menewaskan 159 orang, baik warga lokal maupun turis asing.
Â
Sejarah Perayaan Halloween di Shibuya
Halloween di Shibuya dimulai sebagai acara yang damai dan membahagiakan pada 2010-an ketika orang-orang berkumpul dengan mengenakan kostum dan mengambil foto. Pemerintah kota menyediakan toilet dan ruang ganti untuk para pengunjung, dan tim sukarelawan membersihkan semuanya pada pagi hari pada 1 November 2023.
Hal ini mulai berubah ketika jumlah massa bertambah, menyumbat jalan-jalan dan memicu masalah keamanan. Dalam beberapa tahun terakhir, mayoritas orang di Shibuya selama Halloween berkumpul hanya untuk minum dan berpesta di jalan, sehingga memicu vandalisme, pembuangan sampah sembarangan, dan kebisingan.
Selama COVID-19, ketika restoran dan bar tutup, anak muda Jepang mulai minum alkohol di jalan, sebuah praktik yang terus berlanjut setelah pembatasan pandemi dicabut. Hal ini mengirimkan pesan yang salah kepada wisatawan asing, kata Hasebe.Â
Dengan jumlah wisatawan yang meningkat pesat tahun ini, beberapa jalan kecil di dekat area stasiun Shibuya 'terlihat seperti pub (luar ruangan)', kata Hasebe. Sekitar 40.000 orang berkumpul di wilayah tersebut pada 2019, tepat sebelum pandemi COVID-19.
Advertisement
Warga Dukung Keputusan Wali Kota
Jumlah tersebut menurun selama pandemi, tetapi jalan-jalan di Shibuya kembali padat saat Halloween tahun lalu. Pemerintah kota khawatir jumlah pemilih tahun ini akan lebih tinggi, dengan peningkatan signifikan wisatawan asing yang menambah jumlah pengunjung.
Belajar dari insiden fatal di Korea Selatan, Hasebe awal tahun ini berkonsultasi dengan polisi tentang meningkatkan tindakan keamanan mulai dari akhir pekan sebelum Halloween. Peraturan kota melarang konsumsi alkohol di distrik dekat stasiun antara 27 Oktober--31 Oktober 2023.
Jumlah penjaga keamanan ditingkatkan di Shibuya dan pejabat untuk menegakkan peraturan tersebut. Selama periode tersebut, banyak toko dan restoran tutup lebih awal dan toko serba ada diminta untuk membatasi penjualan minuman beralkohol di malam hari. Pembatasan lalu lintas juga akan diberlakukan pada malam dan dini hari.
Natsuki Mori (18), seorang mahasiswa di sebuah universitas di Shibuya, mengatakan bahwa dia ada kelas pada 31 Oktober 2023. Ia bertekad untuk langsung pulang alih-alih merayakan Halloween di sana setelah melihat keramaian di Shibuya dan apa yang terjadi di Seoul tahun lalu.
"Saya merasa tidak aman berada di sini pada Halloween," kata Mori. "Saya pikir bagus jika wali kota mengatakan 'Jangan datang ke Shibuya.'"
Tugu Peringatan di Itaewon
Jalan kecil di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan, tempat hampir 159 orang tewas dan 196 terluka akibat berdesak-desakan dalam perayaan Halloween setahun lalu ditetapkan sebagai "Gang Peringatan 29 Oktober" pada Kamis, 26 Oktober 2023. Ratusan kertas berisi pesan duka dan penghormatan bagi para korban menghiasi lokasi kejadian.
"Ini adalah tempat untuk mengenang orang-orang yang sudah menjadi bintang di langit ... ketika menikmati malam mereka pada 29 Oktober 2022," kata Lee Jung Min, perwakilan keluarga yang berduka, dalam upacara peresmian tugu peringatan, seperti dilansir CNA, Jumat, 27 Oktober 2023.
"Ini juga sebagai ajang untuk menjamin keselamatan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang."
Salah satu catatan yang ditinggalkan di situs tersebut berbunyi, "Sudah setahun tapi terkadang aku masih memikirkanmu. Aku harap kamu bisa menikmati masa mudamu di surga, meski kamu tidak bisa menikmatinya di sini."
Lee Jung Min yang kehilangan putrinya yang saat itu berusia 28 tahun, mengatakan bahwa keluarga para korban masih mencari jawaban atas tragedi tersebut. Dia dan sekitar 100 kerabat serta aktivis lainnya yang berduka mendorong disahkannya undang-undang yang mewajibkan penyelidikan oleh penasihat independen mengenai apa yang salah dan siapa yang bertanggung jawab atas perayaan Halloween mematikan tersebut.
Meskipun penyelidikan formal dan penuntutan terus dilakukan terhadap pejabat setempat, hingga saat ini belum ada seorang pun yang dihukum.
Advertisement