Liputan6.com, Jakarta - Media sosial kembali diramaikan oleh perilaku kasar seorang siswa SMA yang mengajak gurunya beradu fisik hingga mencopot seragam yang ia kenakan. Insiden ini dipicu oleh ketidaksukaannya saat ditegur karena seragamnya berantakan. Kejadian tersebut diketahui berlangsung di sebuah SMA di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Video kejadian tersebut beredar luas di media sosial, termasuk yang diunggah oleh akun Instagram @terangmedia pada 26 Oktober 2023. Ironisnya, peristiwa itu terjadi mendekati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023
Baca Juga
"Seorang siswa SMA di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah mengajak gurunya berkelahi lantaran tidak terima ditegur untuk merapikan seragamnya," bubuh akun Instagram tersebut dikutip Sabtu, 28 Oktober 2023.
Advertisement
Semua bermula saat siswa dengan seragam SMA putih itu ditegur gurunya karena seragam yang ia kenakan tak rapi. Dalam rekaman video berdurasi 37 detik yang beredar, siswa tersebut lalu menantang gurunya bertarung di luar kelas. Dengan emosi tinggi, siswa itu menimpali gurunya dengan berkata, "Sini kalau berani."
Meski diprovokasi, guru itu tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan. Guru tersebut berupaya menyejukkan suasana dengan cara berbicara yang santai. "Ini bukan soal urusan berani atau tidak, tapi kamu siswa (yang seharusnya berpakaian rapi)" balas guru tersebut.
Namun, upaya guru untuk meredam situasi gagal, siswa itu semakin menantang gurunya berkelahi. "Ayo, ayo, ayo," ujar murid.
Warganet Menilai Perlunya Pendidikan Adab
Namun, guru itu tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh bentakan siswanya. Melihat guru yang tidak menunjukkan tanda-tanda marah, siswa tersebut malah melepas seragamnya dan kembali menantang dengan lebih ugal-ugalan.
"Iya, kita main (berkelahi) di luar, ayo," teriak siswa tersebut sambil mengepalkan tangannya.
Video itu berhasil memicu kemarahan warganet, banyak yang berpendapat bahwa perilaku siswa tersebut sangat tidak pantas dan membuat miris.
"Murid sekarang pada berani-berani ya karena dibela orang tua,dulu saya digetok penggaris penjang aja lapor orang tua malah tambah digesper😥," kata salah satu akun di kolom komentar.
"Guru jaman now udh gak ada harga dirinya ats nama kebebasan berpendapat," tulis akun lainnya.
"Pentingnya ada mata pelajaran adab& tata krama, anak jmn now makin kesini makin ga punya adab& sopan santun," bubuh salah satu akun.
"Kurang nya adab pada anak2 zaman sekarang, siapa yg harus disalahkan....???? jadilah orang tua yg selalu meneladankan adap dan perilaku baik terhadap sesama manusia terkhusus nya kepada yg lebih tua, sekalipun kita benar tetap lah sopan dan santun kepada mereka guru kita karna guru merupakan pengganti orang tua kandung kita ketika di sekolah," saran dari sebuah akun.
Advertisement
Lakukan Mediasi
Menindaklanjuti video viral tersebut, Polsek Dusun Selatan (Dusel), dalam kolaborasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Barito Selatan dari Polda Kalteng, segera melakukan langkah cepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada Selasa pagi, 24 Oktober 2023, tim kepolisian segera mengambil tindakan dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memastikan langkah selanjutnya. Murid yang terlibat, bersama orangtuanya, dipanggil ke kantor polisi untuk dimediasi.
Kapolsek Dusel Iptu H. Tonie, mewakili Kapolres Barsel AKBP Yusfandi Usman mengatakan bahwa tindakan siswa tersebut sudah melanggar batas dan peraturan yang ada.
"Perbuatan tidak terpuji tersebut sudah di luar aturan, perbuatannya butuh penindakan tegas namun tetap humanis. Salah satunya mediasi di tingkat Kepolisian," ujarnya, dikutip dari laman resmi Humas Polri, Sabtu, 28 Oktober 2023.
"Diharapkan ini menjadi bahan refleksi dan tidak terjadi lagi pada generasi selanjutnya. Anak-anak seumur mereka perlu bimbingan, bukan dibiarkan," ungkapnya.
Kanit PPA Aipda Yuliana menasehati para pelajar agar menghindari perilaku tak sopan itu. Ia juga menekankan agar mereka menjauh dari tindakan bullying dan berbagai kenakalan remaja lainnya yang dapat merusak prospek masa depan mereka.
Dituntut Rp50 Juta
Selain kisah guru di Kalimantan Tengah tersebut, di bulan yang sama, sosok guru bernama Akbar Sarosa sempat juga menjadi sorotan di jagat maya. Guru agama di SMKN 1 Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tersandung kasus yang menyeret namanya ke ranah hukum.
Akbar dituntut Rp50 juta oleh orangtua murid yang tidak terima anaknya dihukum karena tidak mau salat. Unggahan tentang kasus tersebut dibagikan melalui video singkat di akun TikTok @deni_ali28.
"Pak Akbar dilaporkan oleh orang tua murid karena anaknya di hukum lantaran tidak mau di suruh shalat. semoga Pak Akbar mendapatkan keadilan," bunyi keterangan dalam video berdurasi 22 detik tersebut.
Akun TikTok itu melanjutkan sembari menyertakan tagar "save pak akbar", "Sedih sekali melihat keadaan Guru Saat ini. Semuanya Serba Salah😢."
Dikutip dari Merdeka.com, 9 Oktober 2023, kasus ini bermula ketika Akbar berupaya mendisiplinkan tiga anak murid yang tak salat berjamaah yang merupakan kegiatan sekolah yang wajib diikuti seluruh murid. Akbar dikabarkan memukul murid yang membandel.
Salah satu orangtua murid tidak terima dengan tindakan Akbar. Orangtua tersebut lantas melaporkan Akbar ke pihak berwajib dan diterima. Akbar terancam harus membayar denda mencapai Rp50 juta. Kondisi ini membuat kisah Akbar viral mencuri atensi, termasuk dari rekan seprofesi yang menggelar aksi solidaritas menuntut keadilan untuk guru agama tersebut.
Advertisement