Liputan6.com, Jakarta - ART SG, yang didukung oleh Pendiri dan Mitra Utama UBS, akan kembali digelar di Sands Expo and Convention Centre, Marina Bay Sands, pusat kota Singapura, pada 19--21 Januari 2024, dengan preview VIP pada 18 Januari. Setelah kesuksesan peluncurannya pada Januari 2023, pameran ini menempatkan Singapura sebagai pusat budaya dan pertukaran seni yang sedang berkembang.
Edisi pertamanya menarik 43 ribu pengunjung dengan galeri-galeri top dari kawasan dan internasional, diterima dengan antusias sebagai tonggak baru dalam dunia seni rupa Singapura dan Asia Tenggara. Untuk di 2024, ART SG kembali menyelenggarakan pameran dengan kehadiran galeri-galeri ternama seperti Gagosian, White Cube, Lehmann Maupin, dan banyak lainnya, menunjukkan pertumbuhan dan potensi seni di kawasan ini.
Baca Juga
Edisi ini juga akan menampilkan 38 galeri baru, termasuk Kaikai Kiki Gallery dan Asia Art Center, menandakan minat yang meningkat dari galeri internasional untuk berkolaborasi lebih dalam dengan Singapura dan Asia Tenggara. ART SG juga akan menampilkan deretan galeri Asia Tenggara yang menampilkan praktik seni kontemporer dari wilayah tersebut, seperti Yavuz Gallery, Richard Koh Fine Art, dan yang lainnya.
Advertisement
Ada juga beberapa galeri yang pertama kali berpartisipasi, misalnya dua galeri asal Indonesia, Nadi Gallery dari Jakarta dan Sriasasanti & Kohesi initiatives dari Yogyakarta. "Kami sangat senang menyelenggarakan pameran seni internasional berskala besar di Singapura lagi. Di tengah tantangan pandemi COVID-19, banyak galeri yang kini menyoroti Asia sebagai pusat seni global," ungkap Magnus Renfrew, salah satu pendiri ART SG berdasarkan rilis yang diterima Liputan6.com pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Pertumbuhan Seni Visual
Refrew menambahkan, dengan ekonomi regional yang kuat dan minat yang meningkat dalam koleksi seni, Singapura, dengan posisinya yang strategis dan dedikasi untuk memajukan ekosistem seni, menjadi titik penting bagi galeri yang ingin menjangkau audiens yang lebih luas. "ART SG, dengan dukungan mitra kami, berupaya mewujudkan visi Singapura sebagai kota seni dan pusat budaya utama," ujarnya.
Pertumbuhan seni visual di Singapura didukung oleh kehadiran museum, galeri, dan lembaga budaya berkelas dunia yang menjadi jembatan ke dunia seni kaya di Asia Tenggara. Singapura memberikan lingkungan yang kondusif bagi pasar seni untuk tumbuh subur.
Hal ini mengundang audiens dari seluruh Asia, termasuk China dan komunitas ekspatriat. Dalam edisi keduanya, ART SG tidak hanya memberikan dampak pada dunia seni, tapi juga pada berbagai acara di seluruh kota, merangsang perkembangan ide dan kerja sama.
Pentingnya keterlibatan kolektor dalam mendukung seni kontemporer terlihat dari serangkaian pameran koleksi pribadi yang akan diadakan pada Januari 2024, bekerja sama dengan ART SG dan dipandu oleh anggota Advisory Group mereka. Ini mencakup pameran seperti "Terjemahan: Afro-Asian Poetics" oleh The Institutum dan "Rough" oleh Koleksi Pierre Lorinet, penampilan karya seni Agus Suwage dari Indonesia berjudul "Pemandangan Duniawi", serta pameran lain dari berbagai yayasan.
Advertisement
Ada Karya Pelukis Yogyakarta
Pekan Seni Singapura akan melengkapi perayaan ini dengan berbagai pameran seni, pembukaan galeri, dan berbagai kegiatan lain, merayakan budaya seni visual di kota tersebut. Jin Yee Young, pemimpin di UBS Global Wealth Management Asia Pasifik dan kepala UBS Singapura, menyampaikan, "UBS sangat menghargai Asia sebagai lokasi kunci, dan kami bangga melanjutkan dukungan kami sebagai Pendiri dan Mitra Utama ART SG, serta sebagai salah satu sponsor global untuk seni kontemporer."
Ia menambahkan, "Kami bersemangat menyaksikan ART SG, yang menjadi salah satu pameran seni internasional terbaik di Singapura dan Asia Tenggara, memulai agenda seni tahunan kawasan ini dengan semangat baru."
Yee Young menjelaskan bahwa UBS memiliki tradisi panjang dalam mendukung inisiatif budaya global, dengan Koleksi Seni UBS sebagai salah satu mahkota permata mereka. Di ART SG 2024, Koleksi Seni UBS akan memperlihatkan karya Eko Nugroho, pelukis asal Yogyakarta, yang menekankan pentingnya pelestarian lingkungan melalui patung-patung interaktif.
Sementara itu, Tay Tong, Direktur Seni Visual (Arts Ecosystem Group), mengungkapkan, "Kami sangat bersemangat menyaksikan edisi kedua ART SG sebagai bagian dari Singapore Art Week (SAW). Kehadiran ART SG menunjukkan betapa dinamisnya lanskap seni di Singapura, memposisikan kota ini sebagai titik sentral seni di kawasan. Kami mengajak semua untuk bergabung dalam SAW dan merasakan keseruan dunia seni."
Tampilkan Karya-Karya yang Jarang Diketahui
Shuyin Yang, Direktur Pameran ART SG, menyatakan, "Dalam edisi keduanya, ART SG berupaya meningkatkan eksposur seni kontemporer Singapura dan Asia Tenggara, dengan menghadirkan galeri-galeri internasional unggulan serta konten artistik berkualitas. Kami akan menyuguhkan rangkaian instalasi yang dinamis, menampilkan seniman-seniman baru yang juga bermain di media non-tradisional serta nama-nama terkenal."
Yang menyebutkan bahwa mereka akan menggelar sektor FILM dalam kerja sama dengan ArtScience Museum, disertai dengan rangkaian pembahasan yang mendalam. Dia menyampaikan rasa terima kasih ART SG kepada para yayasan swasta dan kolektor yang telah memberikan dukungan sejak awal. Mereka akan memberikan kesempatan bagi publik untuk mengakses koleksi-koleksi istimewa mereka di berbagai lokasi kota.
"Pameran ini akan menampilkan karya-karya berharga yang jarang ditampilkan, mencerminkan ketertarikan yang meningkat pada seni dan lingkungan seni visual di kawasan ini. ART SG juga akan menyuguhkan program VIP yang lengkap, termasuk kunjungan ke koleksi dan studio, pesta, serta pengalaman seni dan kuliner, semuanya dalam rangka perayaan seni visual di Singapura pada Januari 2024," tuturnya.
Advertisement