Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah membuat langkah berani untuk memperbaiki infrastruktur pejalan kaki di Canggu dengan proyek inisatif trotoar. Namun tampaknya proyek ambisius itu, juga menambah kekhawatiran di kalangan penduduk lokal dan wisatawan karena membuat jalanan semakin macet.
Mengutip dari laman Trstdly, Selasa (31/10/2023), terlihat di jalan-jalan Canggu yang ramai, trotoar untuk meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki justru memperparah kondisi lalu lintas. Trotoar menambah sempit jalan yang dilalui mobil dan motor sehingga memicu reaksi beragam dari masyarakat setempat.
Baca Juga
Keputusan untuk memperkenalkan trotoar di Canggu telah menimbulkan gelombang ketidakpuasan, baik dari penduduk lokal maupun wisatawan. Meskipun penolakan meningkat atas inisiatif perluasan trotoar di Bali baru-baru ini, kantor Gubernur Koster tetap bungkam saat dihubungi untuk dimintai komentar minggu lalu.
Advertisement
"Bagaimana Anda bisa menambahkan trotoar pada jalan yang tidak cukup untuk dua mobil?" ungkap Made, seorang pemilik warung lokal di kawasan Berawa mengekspresikan kekesalannya.
"Saya telah mengunjungi Bali selama 15 tahun terakhir, namun sekarang situasi lalu lintas terasa seperti mencapai titik kritisnya," kata James, seorang wisatawan asal Melbourne, menyuarakan kekesalannya.
Ia menyambung, "Kesulitan lalu lintas di Canggu semakin tidak terkendali dengan adanya penambahan trotoar ini." tambahnya.
Menambah ketidakpuasan, seorang turis dari Inggris mengeluh, "Ini bukan lagi surga. Bali telah menjadi tujuan wisata yang tidak layak huni, tidak menawarkan apa pun kepada wisatawan selain tontonan kemacetan lalu lintas yang tiada henti."
Canggu Tidak Siap dengan Perubahannya
Bahkan, hal tersebut mendapat tanggapan dari salah satu anggota PDIP di Jakarta. "Proyek ini gagal mempertimbangkan dampak buruknya terhadap masyarakat. Ribuan orang menderita karena inisiatif yang tidak dipertimbangkan dengan baik. Hal ini menimbulkan pertanyaan: siapa sebenarnya yang bertanggung jawab melaksanakan proyek ini?" kata salah satu anggota PDIP di Jakarta yang enggan disebutkan namanya, menyuarakan kritiknya.
Evolusi Canggu dari desa tradisional menjadi komunitas internasional yang menawarkan vila-vila mewah, tempat makan kelas atas, dan bisnis yang berkembang telah menghadapi kondisi salah urus yang signifikan dari pihak pemerintah lokal. Kebutuhan infrastruktur seperti kabel yang tidak diatur, serta jalan yang tidak memadai masih menjadi masalah yang belum tertangani dengan baik.
Tidak adanya sistem air yang berfungsi di beberapa daerah telah membuat penduduk dan dunia usaha bergulat dengan tantangan sehari-hari. Hal ini akhirnya juga membuat mereka terpaksa mengambil tindakan mandiri seperti menggali sumur. Bahkan terlihat jalan trotoar yang dibuat oleh Pemprov Bali justru ikut dilindas kendaraan yang lewat, akibat sempitnya jalan.
Advertisement
Bali Akan Punya LRT?
Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Bali mulai dibangun awal 2024. LRT Bali ini akan melintasi Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Kita harap groundbreaking early next year, kita bisa groundbreaking karena itu studinya sudah lama dilakukan, tapi karena terbentur COVID-19, tadi kita hidupkan lagi," kata Luhut dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa (31/10/2023).
Jika LRT di Bandara Ngurah Rai Bali tidak dibangun, maka akan terjadi penumpukan penumpang mengingat pada 2026, bandara tersebut akan melayani sekitar 24 juta penumpang per tahun. Presiden Jokowi, kata Luhut, sudah memerintahkan jajaran menteri agar melakukan studi lanjutan untuk LRT di Pulau Bali, dari Bandara Ngurah Rai ke Seminyak, atau kemungkinan hingga ke Canggu.
"Dari lapangan terbang sampai ke Seminyak dan kalau perlu nanti terus sampai ke Canggu itu 20 kilometer, dan nanti kita sedang pertimbangkan memasukkan harga tiket 1 dolar AS, 2 dolar AS, tiap penumpang pakai tidak pakai, sehingga pembiayaan publik juga akan bisa jalan," sebut Luhut.
LRT Mempermudah Akses Transportasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta kereta LRT, kereta MRT, dan moda transportasi publik lainnya terintegrasi, agar memudahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik. Presiden meminta percepatan pembangunan infrastruktur penghubung transportasi publik dengan sarana dan prasaran yang memadai.
"Jembatan penghubung misalnya antara LRT Halim dengan Stasiun Kereta Cepat, kemudian juga penghubung Stasiun Kereta Api Manggarai dengan Transjakarta, penghubung Stasiun Tanah Abang dan Dukuh Atas, dan kita harus memastikan semuanya memiliki penerangan, memiliki lampu jalan, dan bisa melindungi dari hujan," ujar Menko Luhut.
Selain rencana itu Jokowi juga meminta agar studi pembangunan jalur LRT Kelapa Gading menuju Manggarai dilakukan. Jokowi berharap jangkauan tranportasi massal ini semakin luas sehingga memudahkan masyarakat. "Juga pembangunan jalur LRT Kelapa Gading menuju Manggarai agar cakupan dan jangkauan tranportasi massal ini semakin meluas," ujarnya.
Jokowi pun memerintahkan jajaran menterinya memastikan agar moda transportasi publik ramah terhadap pengguna yang lanjut usia, penyandang disabilitas, termasuk ibu hamil.
Advertisement