Liputan6.com, Jakarta - Banyak studi memaparkan manfaat liburan bagi kesehatan. Mengutip laman NBC News, Sabtu, 4 November 2023, sebuah studi bersama oleh Global Commission on Aging and Transamerica Center for Retirement Studies dan Asosiasi Travel Amerika Serikat menemukan bahwa traveling bisa membuat Anda lebih sehat.
Studi itu menemukan bahwa perempuan yang berlibur setidaknya dua kali setahun memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung daripada mereka yang melancong setiap enam tahun sekali. Manfaatnya juga dirasakan pria, yang menurut riset, mereka yang tidak mengambil jatah cuti tahunan berisiko meninggal 20 persen lebih tinggi dan risiko terkena serangan jantung 30 persen lebih tinggi.
Baca Juga
Riset lain juga menemukan bahwa liburan bisa meningkatkan kreativitas. Seorang profesor di Columbia Business School, Adam Galinsky, menerangkan relasi antara kreativitas dengan perjalanan ke luar negeri yang menyatakan bahwa pengalaman bepergian ke luar negeri bisa meningkatkan fleksibilitas kognitif, kedalaman, dan cara berpikir yang integratif.
Advertisement
"Kemampuan membuat hubungan mendalam antara bentuk-bentuk yang berbeda," imbuhnya dengan catatan pelancong juga berinteraksi aktif dengan warga lokal.
Manfaat lain dari liburan adalah bisa menurunkan tingkat stres. Sebuah riset menyebut, tiga hari setelah berlibur, pelancong melaporkan bahwa ia merasa lebih tidak cemas, lebih banyak istirahat, dan suasana hati jadi lebih baik. Riset menemukan bahwa manfaat itu cenderung bertahan selama berminggu-minggu setelah perjalanan berakhir.
Tapi, liburan bisa meningkatkan stres jika dilakukan tanpa mempersiapkan bujet liburan yang tepat. Ujung-ujungnya, kepala pening karena kondisi cash flow tak aman. Karena itu, penting memiliki strategi agar liburan yang Anda lalui memberi manfaat maksimal.Â
Tentukan Dulu, Keinginan atau Kebutuhan?
Imelda Tarigan, perencana keuangan tersertifikasi dari OneShildt, menyatakan bahwa hal terpenting saat merencanakan liburan adalah memastikan apakah hal itu merupakan kebutuhan atau keinginan. "Dua posisi ini menentukan cara posting anggaran. Kalau kebutuhan, alokasi anggaran akan lebih besar dibandingkan alokasi anggaran untuk keinginan," ia menjelaskan dalam Kelas Financial bersama Jenius secara daring, Jumat, 3 November 2023.
Kata kunci dari liburan sebagai sebuah kebutuhan bisa dilihat dari apakah kegiatan itu bisa mendukung kita mencapai tujuan hidup. "Kalau liburan tidak hasilkan apapun, itu adalah suatu keinginan. Kalau pengeluaran bisa hasilkan income, kita kategorikan itu kebutuhan. Prioritas keinginan itu di bawah, kalau ada uang lebih," ia menerangkan.
Penting pula untuk bisa mengendalikan pikiran kita saat memutuskan berlibur. Ia menerangkan, kondisi alam bawah sadar yang negatif sering kali menimbulkan masalah hidup sehingga menghambat upaya kita mencapai tujuan hidup.
"FOMO, takut diputusin pacar, gengsi, atau pernah diolok-olok karena saat masih kecil tidak bisa jalan-jalan karena hidup sederhana, itu bisa timbulkan dendam masa kecil dan bisa jadi, hal-hal yang kita lakukan secara nalar tidak sinkron atau mendukung cita-cita tadi," katanya.
Advertisement
Prinsip Alokasi Anggaran 10:20:30:40
Setelah bisa mengendalikan keinginan dan pikiran, barulah disiplin mengalokasikan anggaran. Imelda menyarankan untuk menerapkan prinsip 10:20:30:40 dalam pengelolaan anggaran. Artinya, sebanyak 10 persen dialokasikan untuk ibadah atau kegiatan sosial, lalu 20 persen untuk investasi, tabungan, atau asuransi.Â
"30 persen batas untuk membayar utang. Kalau punya utang, jangan sampai lebih dari 30 persen penghasilan. Itu lampu kuning atau lampu merah, apalagi utang konsumtif," katanya. Sementara, 40 persen sisanya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Setelah pos anggaran terpetakan dan tujuan liburan jelas, barulah kita bisa menyusun strategi. Bila jalan-jalan diposisikan sebagai kebutuhan, Imelda menyarankan untuk mengambil sumber dana liburan dari pos tabungan atau investasi.Â
Besarannya tergantung dari destinasi yang dituju dan kapan akan pergi. Datanya bisa diperoleh dengan mudah di internet. "Mulai dari sekarang boleh cari-cari data biaya transportasi berapa, biaya makan, biaya air putih karena ada di banyak negara, air putih harganya lebih mahal daripada susu. Apakah butuh pakaian khusus, misalnya butuh sepatu tebal, baju, atau tutup kepala," ia menyebutkan di antaranya.Â
Biaya juga menyangkut penginapan, dana darurat, dan asuransi perjalanan. Seluruhnya wajib dihitung dan dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi darurat atau tidak terduga. Inflasi juga harus dihitung agar saat waktunya berlibur, tidak kekurangan uang. "Bisa dibantu dengan menggunakan aplikasi kalkulator agar hitungannya lebih cermat," ujarnya.
Â
Jangan Tunggu Nyisa
Karena anggaran liburan biasanya besar, terutama jika bepergian ke luar negeri, Imelda menekankan agar ada jarak antara merencanakan liburan hingga waktu kepergian agar lebih ringan menyiapkan bujet yang diperlukan.
Pos anggaran untuk investasi atau tabungan yang tadinya di angka 20 persen, bisa ditingkatkan jadi 30 persen dengan menyederhanakan gaya hidup tanpa mengurangi kualitas hidup. "Dalam membuat anggaran, yang harus dilakukan adalah sisihkan, bukan sisakan. Jangan tunggu ada sisa, baru nabung, karena biasanya enggak ada sisa," kata dia.
Sementara, Febri Rusli, Digital Banking Partnership Head Bank BTPN, berbagi kiat memanfaatkan fitur digital banking Jenius dalam merencanakan anggaran liburan. Setidaknya ada enam fitur yang bisa digunakan, dimulai dari saving alias tabungan. Ada tiga jenis tabungan yang bisa dimanfaatkan, yakni flexy saver, dream saver, dan maxi saver.
"Flexy saver ini paling mudah untuk siapkan anggaran jalan-jalan. Kalau saya punya saver, dibagi-bagi buat tiket dan satu buat hotel," katanya. Sementara, maxi saver bisa digunakan untuk menaruh uang menganggur. Bunganya bisa dibelikan mata uang asing.
Fitur berikutnya bisa dimanfaatkan pembelian mata uang asing. Tersedia sembilan mata uang asing yang bisa dibeli untuk memudahkan transaksi di luar negeri, seperti dolar AS, euro, yen, baht, dan yuan. Febri membocorkan tipsnya dalam mengumpulkan uang asing.
"Saya mencicil. Dirutinkan, misal, kalau ada dana minggu ini bisa beli 10 dolar, saya beli 10 dolar, kalau ada uang beli 100 dolar, beli 100. Saya enggak tahu kapan akan pergi atau ke mana, tapi kapan pun akan pergi, dananya sudah siap," ucapnya.
Â
Advertisement
Kartu Multifungsi
Tidak sekadar berfungsi sebagai tabungan, pengguna juga bisa mentransfer ke sesama pengguna sehingga tidak ribet mengkonversi. "Kita enggak akan kena currency exchange juga," imbuhnya.
Fitur berikutnya adalah kartu debit yang bisa dimanfaatkan sebagai kartu perjalanan ketika traveling di luar negeri. Febri menerangkan, keunikan kartu itu sudah ada sejak tujuh tahun lalu, terinspirasi dari para traveler.Â
"Terbukti akhirnya menjadi top of mind para traveler karena bisa dipakai di luar negeri secara langsung dan transaksi dengan mata uang asing," ujarnya seraya menyebut pengguna bisa menggunakan kartu itu untuk naik transportasi publik di luar negeri, terutama di Jepang.
Sementara, kartu kredit bisa dipakai untuk mendapatkan poin. Sejauh ini, poin yang terkumpul baru bisa ditukarkan jadi Gopay atau OVO. "Tapi semoga merchant menjadi semakin banyak," imbuh Febri.
Fitur kelima adalah Jenius QR yang digunakan selayaknya kode QR. "Relevansinya dengan traveler, ini lebih simpel daripada pakai kartu, ribet dengan PIN," katanya.
Terakhir adalah flexy cash yang bisa dimanfaatkan sebagai dana siaga.  Reinvention dari KTA," jelas Febri. Dengan strategi tepat, anggaran liburan bisa diamankan dan tak mengganggu arus kas.