Sukses

Amerika Coba Hapus Jejak Rasisme dalam Sejarahnya dengan Ubah Nama-Nama Burung

Spesies burung di Amerika akan diubah namanya dalam beberapa bulan dan tahun mendatang sebagai upaya Amerika Serikat untuk menghilangkan nama-nama burung yang dikaburkan oleh rasisme, misogini, genosida, dan untuk mendiversifikasi pengamatan burung.

Liputan6.com, Jakarta - Lusinan spesies burung di Amerika akan diubah namanya dalam beberapa bulan dan tahun mendatang. Dilansir dari New York Post, Jumat, 3 November 2023, hal tersebut adalah bagian dari upaya Amerika Serikat untuk menghilangkan nama-nama burung yang dikaburkan oleh rasisme, dan untuk mendiversifikasi pengamatan burung. 

American Ornithological Society  yang bertanggung jawab untuk membakukan nama-nama burung dalam bahasa Inggris di seluruh Amerika Serikat, pada Rabu, 1 November 2023, mengumumkan rencana untuk membuang klasifikasi burung apa pun yang berasal dari nama seseorang. Mereka akan mulai mengidentifikasi burung berdasarkan ciri-ciri fisik atau habitatnya. 

Meskipun tidak semua burung yang dinamai berdasarkan nama manusia terkait dengan yang sejarah buruk, upaya ini terutama bertujuan untuk membersihkan nama burung yang terkait dengan rasisme, misogini, dan genosida, kata AOS. Burung dengan nama yang "dianggap menyinggung dan eksklusif" juga akan diganti namanya.

"Sebagai ilmuwan, kami berupaya menghilangkan bias dalam sains. Namun, ada bias historis dalam cara pemberian nama burung, dan siapa yang mungkin akan menamai burung tersebut dengan nama mereka," Direktur Eksekutif dan CEO AOS Judith Scarl, Ph.D., mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Konvensi penamaan eksklusif yang dikembangkan pada tahun 1800-an, diliputi oleh rasisme dan misogini, tidak berlaku untuk kita saat ini, dan sudah waktunya bagi kita untuk mengubah proses ini dan mengalihkan fokus ke burung di habitatnya," ungkapnya.

2 dari 4 halaman

Protes Pengamat Burung untuk Pengakuan Tokoh Sejarah Rasis

Penghapusan penamaan kemungkinan akan berdampak pada 80 spesies berbeda di Amerika Serikat dan Kanada, meskipun prosesnya masih dalam tahap awal. Keputusan AOS ini diambil setelah meningkatnya tekanan dari komunitas pengamat burung selama bertahun-tahun untuk mencabut pengakuan kepada tokoh sejarah rasis yang namanya diberikan kepada unggas tersebut.

Artinya, burung Audubon’s shearwater, yaitu burung laut asli Amerika Serikat bagian tenggara, tidak akan lagi dikaitkan dengan John James Audubon, seorang pendiri komunitas burung di Kota New York dan pemilik budak yang menentang penghapusan undang-undang. 

Organisasi Audubon pada bulan Maret 2023 melakukan pemungutan suara untuk menghapuskan nama pendirinya yang bermasalah, dengan alasan warisan supremasi kulit putihnya. Cabang organisasi Golden State mengikutinya satu bulan kemudian.

Nama baru burung Audubon’s shearwater kemungkinan besar mencerminkan habitat pesisirnya atau sayapnya yang bulat dan dapat dengan mudah dikenali. Mirip dengan nama Blue Footed Booby karena kakinya yang ikonik dan unik.

3 dari 4 halaman

Beberapa Nama Burung Sudah Diubah

Beberapa burung sudah mengalami perubahan. Longspur Paruh Tebal, burung kecil yang mencari makan di darat asli Amerika Utara, diganti namanya pada 2020 setelah hampir tiga abad dinamai Kapten John P. McCown, seorang tentara konfederasi yang saat ini dianggap oleh banyak orang sebagai simbol perbudakan dan rasisme, kata AOS.

Proyek percontohan penggantian nama ini akan dimulai pada 2024, dengan kelompok awal terdiri dari antara 70 dan 80 burung yang akan diklasifikasikan ulang di Amerika Serikat dan Kanada. Inisiatif ini akan berlanjut selama "berbulan-bulan dan bertahun-tahun," kata AOS, dengan hingga 260 burung akan ditinjau di seluruh Amerika dan pulau-pulau terkait.

Sebetulnya apa yang dimaksud dengan rasisme? Dilansir dari kanal Hot, Liputan6.com, Rabu, 14 Juni 2023, rasisme adalah perbedaan perlakuan terhadap seseorang yang dianggap berbeda, dengan memberikan penilaian yang diukur berdasarkan karakteristik ras, sosial atau konsep self-mental, yaitu anggapan bahwa jenis kelamin, agama, bahasa, bukan orientasi seksual yang dimiliki seseorang menjadi penentu derajat atau kedudukan manusia dalam perilaku sosial.

4 dari 4 halaman

Sejarah Rasisme

Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat dibagi ke dalam empat ras besar. Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin, sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit.

Mengutip Alo Liliweri dalam Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005), asal mula istilah ras diketahui muncul sekitar tahun 1600. Francois Bernier pertama kali mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.

Mengutip publikasi dari Telkom University, secara historis rasisme berkembang ketika ras yang berbeda bertemu dalam konteks kolonialisasi. Spoonley (1990:96) dalam bukunya yang berjudul "Ethnicity and Racism" mencoba menelusuri jejak-jejak rasisme, ia menyimpulkan bahwa ras adalah sebuah konsep kolonial yang berkembang ketika semangat untuk melakukan ekspansi melanda Eropa.

Sebagai bagian dari ideologi kolonial, rasisme melegitimasi eksploitasi yang dilakukan masyarakat kolonial kulit putih Eropa terhadap ras lain. Paul Spoonley melacak kasus seperti itu juga menimpa warga keturunan Maori di tengah komunitas ras kulit putih di Selandia Baru. Begitu pula yang dialami masyarakat ras kulit hitam di Amerika (dalam Al Hafiz, Muhammad (2016) Racism In The Post Colonial Society).