Liputan6.com, Jakarta - Marvel Studio mempersembahkan film terbarunya "The Marvels". Lewat film ini, penonton akan dibawa ke dalam petualangan salah satu Avengers favorit, Carol Denvers, atau yang juga dikenal sebagai Captain Marvels, yang akan mulai tayang di bioskop Indonesia pada 8 November 2023
Film bercerita tentang fenomena misterius yang menjadikan kekuatan Captain Marvels terhubung dengan salah satu penggemarnya dari Jersey City, Kamala Khan alias Ms. Marvel, dan Captain Monica Rambeau. Ketiganya kini harus bekerja sama untuk menyelamatkan semesta sebagai "The Marvels".Â
Spesial untuk menyambut film tersebut, Marvel Studios berkolaborasi dengan sederet seniman lokal untuk menghadirkan ragam karya yang terinspirasi dari kisah dan karakter "The Marvels". Trio Captain Marvels, Ms. Marvel, dan Captain Monica Rambeu akan hadir dalam karya mural glow in the dark di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Advertisement
Karya Philip Ponk akan ditampilkan di area A3000 Creative Compound di Kemang Raya, Jakarta, karya Andre Tirta di Laswee Creative Space, Bandung, dan karya Rune HSK di Pas Podjok Kopi, Yogyakarta. Ketiga seniman masing-masing menginterpretasikan karakter serta kisah ikonik "The Marvels" lewat lukisan spesial menggunakan cat flourescent yang dapat berpendar di kegelapan. Â
Phillip Ponk melukis mural tersebut di media berukuran 7x2 meter persegi, yang menurutnya adalah salah satu karya menantang untuk dibuat. Ia mengatakan bahwa proses pembuatan karya kolaborasi ini adalah pengalaman yang berharga untuknya.
Phillip Ponk Mewakili Seniman Jakarta
"Kolaborasi ini adalah salah satu yang menambah ilmu baru dari segi produksi maupun teknis pengerjaan, karena memang jarang menggambar dengan konsep glow in the dark," ungkap Phillip Ponk, Seniman Mural, kepada Liputan6.com, saat ditemui di acara Light up Mural, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu, 5 November 2023.
Dengan konsep berpendar di kegelapan, ia juga menyebutkan bahwa karyanya kali ini akan menawarkan pengalaman yang tidak biasa bagi penikmatnya. "Saat melihat gambar ini dari pagi sampai sore akan terlihat seperti gambar biasa, tapi jika sudah malam hari, akan bisa melihat gambar yang berbeda," jelasnya.
Phillip menjelaskan bahwa awalnya ia dihubungi oleh salah satu rekannya yang menawarkan kolaborasi dengan Marvel. "Saya tidak terlalu mengerti soal Marvel, tapi mengikuti filmnya. Walau mungkin belum hafal jika ditanyai soal karakter, tapi memang tertarik sekali untuk kolaborasi ini," ungkap seniman tersebut.
"Akhirnya mereka coba untuk ajukan, dan Phillip salah satu yang terpilih untuk mewakili seniman dari Jakarta pada kolaborasi ini," tambahnya.
Seniman tersebut mengaku merasa senang karena berkesempatan untuk mewakili seniman Jakarta."Banyak seniman dengan nama besar lainnya di luar sana, tapi puji tuhan Phillip yang terpilih," tambahnya.
Advertisement
Masukkan Karakter Khas di Karya Marvel
Dalam kesempatan itu, Phillip juga berbagi tentang proses pembuatan karyanya. Ia mengungkapkan bahwa inspirasi karya ini datang dari berbagai pihak yang mengajak untuk berkolaborasi.
"Kalau menggambar di bidang yang besar, beberapa kali sudah pernah. Tapi untuk glow in the dark dengan media sebesar ini adalah hal yang baru," jelasnya.
Setelah brainstorming dan konsep secara garis besar sudah didapatkan, Phillip mengusulkan untuk memasukkan karakter orisinal buatannya di karya tersebut, agar ciri khas dari karya seni yang dibuatnya tetap terlihat. Ia mengaku karakter miliknya yang bernama Phonka itu selalu ada dalam setiap karya kolaborasi dengan pihak mana pun.
"Setiap kolaborasi, karakter Phonka akan bermain dengan brand itu, yang saya sebut sebagai 'Phonka Playing With…', karena kali ini berkolaborasi dengan Marvel, maka dalam kolaborasi ini, 'Phonka Playing With Marvel'," jelasnya.
"Saya mengusulkan bagaimana jika ada karakter buatan saya pada font higher, further, dan fasternya," jelas seniman tersebut.
Philip dibantu temannya, Irwan dari sebuah studio seni, Studio Raga Selamanya, dalam menyelesaikan karya tersebut. Dalam kesempatan yang sama, Irwan menjelaskan bahwa proses pembuatan karya tersebut memakan waktu total selama dua minggu untuk konsep dan produksi.
Eksekusi Konsep dalam Semalam Saja
Tapi untuk eksekusi lukisan, Irwan menyebutkan bahwa pengerjaannya diselesaikan dalam semalam saja. "Karena saya sudah biasa bekerja sama dengan Phillip jadi terbiasa untuk kerja di atas rata-rata pelukis biasanya. Untuk ukuran 7x2 meter dalam satu malam sebetulnya hampir tidak mungkin, tapi kita bisa karena terbiasa," ungkap Irwan.
Ia menyebutkan bahwa studio tersebut selalu membantu Phillip dalam pembuatan karya-karyanya. "Karena Phillip sudah percaya sama kita, makanya pekerjaan kecil maupun besar kita yang bantu, kurang lebih seperti itu," jelasnya.
Irwan menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan suatu hal yang seru untuknya, karena bisa mengembangkan karya seni yang dibuat. "Seru juga kalau bisa berkolaborasi, karena kita bisa mengembangkan yang sebelumnya belum terjadi dan belum dibuat oleh seniman. Kita diberi tantangan dan bisa melakukannya, itu yang membuatnya seru,"Â ungkap Irwan.Â
"Bisa lebih maju dari kolaborasi dan ada dampak positif," tambahnya.
irwan juga menjelaskan bahwa dengan berkarya, seniman juga mendapatkan penghasilan. "Jadi seniman tidak hanya menghasilkan karya tapi juga harus berpenghasilan. Karena ketika memilih untuk menjadi seniman, kami tidak akan bekerja dan akan terus berkarya, dan mencari penghasilan dari karya itu," ungkap seniman itu.
Advertisement