Liputan6.com, Jakarta - Widi Mulia dan Dwi Sasono dikenal sebagai pasangan artis yang hidup rukun dan harmonis. Tak hanya kompak dalam mengurus ketiga buah hatinya, mereka juga menerapkan konsep rumah yang ramah lingkungan selama 15 tahun belakangan.Â
"Prinsip ramah lingkungan yang telah kami jalani selama kurang lebih 15 tahun ini adalah sebuah gaya hidup berkelanjutan atau sustainable yang bisa disebut eco-living atau green living," ungkap aktris dan penyanyi itu di akun TikTok pribadinya @widimuliasunarya pada Sabtu, 4 November 2023.Â
Baca Juga
Sekilas dalam video, Widi memperlihatkan sudut-sudut rumahnya yang hijau. Tampak luas dan lapang, atap rumahnya dibuat tinggi sehingga aliran sirkulasi udaranya baik.
Advertisement
Lalu di ruang keluarga terlihat bahwa ia hanya memakai kipas angin, bukan AC, sehingga sangat minim menghasilkan gas buangan. Di terasnya terlihat pepohonan besar, sedangkan kamar mandinya menggunakan atap terbuka dengan genteng transparan agar pencahayaan cukup dari sinar matahari di siang hari untuk meminimalisir penggunaan lampu.
Widi juga memakai kayu bekas untuk menggantung lampu-lampu di rumahnya. Sekilas terlihat juga bahwa halaman rumahnya cukup luas dan terdapat kolam renang dan pot-pot cantik untuk tanaman kecil yang menambah estetika ruangan.
Rumah ramah lingkungan itu mencakup 4R yaitu reuse, reduce, recycle, dan replace. Untuk mempraktikkan konsep recycle, Widi menjelaskan bahwa di rumahnya ia menyediakan dua tempat sampah yang berbeda.Â
Buat Pupuk Kompos Sendiri
Tempat sampah yang pertama untuk sampah non-organik dan satunya lagi berisi sampah organik yang berisi sisa-sisa pengolahan masakan dan sisa makanan. "Secara berkala sampah organik akan dipindah ke dua tempat sampah besar atau komposter yang telah dipendam di tanah dan telah dilubangi dasarnya," papar penyanyi yang tergabung dalam grup musik Be3 tersebut.
Dengan cara itu, ia pun bisa menghasilkan pupuk kompos yang dalam prosesnya juga menghasilkan magot untuk pakan ikan di rumahnya. Tak hanya itu, Widi mengaku juga mulai menanam sendiri beberapa bahan pangan di halaman rumah.
"Kami sudah rutin panen bayam brazil, daun pepaya, ubi, daun gingseng, pandan, jahe, kunyit, buah belimbing, mangga, nangka juga kelapa. Beberapa kali kami juga berhasil bikin minyak dan santan hasil memetik buah kelapa di halaman," terang Widi lagi.
Ia menyambung bahwa hal terseru dari menerapkan gaya hidup ramah lingkungan adalah anak-anaknya ikut panen ikan bawal dan patin untuk menjadi lauk di rumah. Perempuan berusia 44 tahun ini pun merasa nyaman dan senang bisa berkontribusi untuk kesehatan lingkungan dalam ruang lingkup keluarga.
Advertisement
Trik Membuat Rumah Lama Jadi Ramah Lingkungan
Rumah ramah lingkungan saat ini jadi salah satu konsep hunian yang kian banyak dilirik. Tetapi dalam pengaplikasiannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemilik rumah.
Melansir dari laman Self Build, Sabtu, 26 Juni 2021, salah satunya untuk rumah lama yang cenderung mendapat tekanan yang buruk dalam efisiensi energi. Rumah lama biasanya dianggap dingin, berangin dan sulit untuk panas. Lalu apa saja trik untuk menyiasati rumah lama menjadi lebih ramah lingkungan? Simak rangkuman selengkapnya.
1. Cek kelembapan
Langkah pertama dan terpenting yaitu memastikan bahan rumah kering. Selain berpotensi merusak kesehatan, baik bangunan maupun penghuninya. Dinding yang lembap menghantarkan panas.
Penyebab paling umum dari lembap adalah alat-alat pembuangan air hujan yang rusak, plester hingga cat yang tidak tepat dan tidak breathable. Jika salah satu dari masalah ini ada, maka harus diselesaikan terlebih dahulu untuk mengaktifkan struktur kering, jika tidak, perbaikan lainnya sebagian besar akan sia-sia.
2. Jendela dan pintu yang efisien
Alasan utama untuk kinerja termal yang buruk, jendela serta pintu kehilangan panas secara langsung melalui fitur seperti kaca tunggal. Ada juga masalah akibat angin di sekitar jendela, bingkai jendela dan pintu.
Kaca ganda sering dianggap tidak pantas untuk rumah-rumah lama, terutama untuk jendela-jendela sash. Namun, kombinasi draught-stripping (bahkan jendela sash dapat ditingkatkan dengan sangat efektif), kaca sekunder, tirai berinsulasi atau kerai dan daun jendela, jika sesuai, dapat membuat unit lama berkinerja sebaik perlengkapan modern berlapis ganda.
3. Mengurangi infiltrasi udara
Para ahli semakin menyadari bahwa pergerakan udara di dalam bangunan memiliki efek yang jauh lebih besar pada kenyamanan daripada suhu sebenarnya. Angin dingin akan membuat penghuninya merasa kedinginan, terlepas dari suhu ruangan.
Beberapa bangunan lama memiliki tingkat kedap udara yang buruk, bahkan setelah perbaikan dilakukan pada jendela dan pintu. Celah di sekitar panel pengisi dalam rangka kayu atau di antara papan lantai yang ditangguhkan dapat menghasilkan angin yang cukup besar.
Cerobong asap yang tidak digunakan memungkinkan volume udara hangat yang sangat besar keluar. Meningkatkan sesak udara bisa membuat peningkatan yang tidak proporsional terhadap seberapa hangat rumah terasa.
Tempat tinggal yang dibangun tradisional perlu mempertahankan tingkat ventilasi yang baik agar memastikan bahwa struktur bangunan masih dapat bernapas. Apabila itu harus dibuat benar-benar kedap udara, dinding akan menjebak kelembapan dan jadi lembap serta dingin, mengalahkan perbaikan yang dibuat di tempat lain. Secara khusus, cerobong asap tidak boleh tertutup sepenuhnya, sedikit aliran udara sangat penting agar menghindari masalah.
4. Penyangga Suhu
Selain membantu daya serap kain dan membantu menjaga dinding tetap kering dan hangat, plester kapur dan tanah liat berpengaruh langsung pada suhu dan kenyamanan ruangan. Saat mereka secara berkala menyerap dan melepaskan uap air dari udara, mereka menyangga suhu ruangan lewat efek panas laten. Ruangan yang terasa dingin dengan plesteran modern bakal terasa lebih hangat, cukup dengan diplester ulang dengan kapur atau tanah liat.
Advertisement