Liputan6.com, Jakarta - Video seorang pria tanpa mengenakan baju dan hanya memakai celana pendek, pamer tumpukan uang di tengah jalan, viral di media sosial. Video viral itu diunggah akun Instagram @info.negri yang kemudian dibagikan ulang di akun media sosial lainnya.
Peristiwa tersebut terjadi di persimpangan Jalan Arion, dan Jalan Kartini, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dalam video itu, pria paruh baya bernama Tambok Hamonangan Hutabarat itu pamer tumpukan uang pecahan Rp100 ribu Jumlahnya kabarnya mencapai ratusan juta rupiah dan baru ditarik dari sebuah bank.
"Ayo bertanding. Siapa yang kaya-kaya itu. Di atas langit masih ada langit," teriak pria itu. Dia juga terlihat duduk bersila dengan santai, tanpa menghiraukan kendaraan yang lalu lalang.
Advertisement
Aksi pria itu, menjadi tontonan masyarakat dan pengendara yang melintas. Arus lalu lintas di persimpangan jalan tersebut, juga sempat macet karena banyak yang menonton aksi pria itu pamer uang.
Anggota polisi dari Polsek Pandan turun ke lokasi untuk membujuk pria tersebut agar tidak duduk di tengah jalan karena rawan menjadi korban kecelakaan, bahkan bisa menjadi korban kejahatan
Informasi yang didapat, anggota Polsek Pandan yang turun ke lokasi berhasil membujuk pria tersebut untuk meninggalkan lokasi dan kemudian diantar ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi.
Sayangnya, belum diketahui pasti apa alasan pria itu melakukan aksi pamer uang. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait aksi unik tersebut.
Â
Pamer Kekayaan
Beberapa waktu lalu banyak orang yang pamer harta kekayaan di media sosial atau sering disebut flexing. Aksi itu banyak mendapat cibiran dan bahkan bisa berujung pada sanksi tertenu bila dilakukan pejabat dan aparatur negara maupun keluarganya.
Pada 2012 lalu, Kapolres Tebing Tinggi, AKBP Agus Sugiyarso, dicopot dari jabatannya buntut dari viral video di media sosial (medsos) yang memperlihatkan istrinya memamerkan segepok uang. "Kasus itu dalam pemeriksaan. Itu yang di Tebing Tinggi," kata Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, 1 November 2021.
Disebutkan Kapolda, pihaknya juga sudah melakukan evaluasi. Sebagai tanggung jawab suami terhadap tindakan istri, Kapolres Tebing Tinggi ditarik ke Polda Sumut.
"Saya juga sudah lakukan serah terima jabatan. Nanti kita tunjuk pelaksana tugas," sebutnya. Video istri Kapolres Tebing Tinggi pamer segepok uang sempat diposting di akun TikTok @ecimot512. Namun belakangan dihapus, dan yang tersebar hanya potongan gambar.
"Saya sudah ambil langkah. Perintah Kapolri, hati-hati dan waspada menggunakan sarana media sosial," terang Kapolda. Panca menerangkan, perintah pimpinan Polri tidak boleh menunjukan gambar-gambar hedonisme terkait harta benda, walaupun bukan milik pribadi.
Advertisement
Kepribadian Narsistik dan Flexing
Setiap anggota Polri melakukan pelanggaran akan menerima sanksi. "Sanksi diberikan sesuai yang dilakukan," terangnya
Sebelumnya viral video di TikTok diunggah @ecimot512 seorang wanita mengenakan kaos berlogo Tribrata menari dengan memegang setumpuk uang .Belakangan diketahui perempuan yang menari dalam video berdurasi 14 detik itu adalah Eci Agus Sugiyarso, istri dari Kapolres Kota Tebing Tinggi AKBP, Agus Sugiyarso.
Ada banyak jenis gangguan kesehatan mental. Ternyata, kepribadian narsistik dan flexing termasuk salah satunya. Mengutip laman Cambridge Dictionary, flexing adalah perilaku di mana seseorang menunjukkan atau memamerkan perasaan bangga atau senang terhadap sesuatu yang dilakukan atau dimiliki secara berlebihan.
"Misalnya, memamerkan status sosial yang tinggi, kekayaan yang dimiliki. Flexing ini adalah perilaku pamer yang berlebihan tentunya. Kalau kita merasa bangga atau senang secukupnya, itu sesuatu yang wajar," kata Ketua Wanita Indonesia Keren (WIK), Maria Ekowati, dalam acara Media Briefing bertajuk ‘Pentingnya Kesehatan Mental untuk Cegah Bullying dan Flexing’ di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat, 26 Mei 2023, dilansir dari kanal Health Liputan6.com.
Flexing Kini Dianggap Hal Biasa
Lebih lanjut, Maria mengingatkan untuk lebih sadar terhadap orang-orang di sekitar yang menunjukkan kecenderungan narsistik atau flexing. Maria mengungkap, pola asuh sejak masa kecil berperan penting dalam pembentukan gangguan kepribadian narsistik dan flexing.
Dengan mencuatnya penggunaan internet dan media sosial, menurut Maria, kepribadian narsistik dan flexing kini justru sering dianggap hal biasa. "Karena narsis dan flexing itu sekarang menjadi tren, jadi dianggap masih lumrah. Namun, sekarang kita juga perlu mengamati ketika narsis dan flexing terlalu berlebihan," ucapnya.
Seperti diketahui, istilah flexing mulai banyak kita temui di dunia maya, bahkan menjadi bahasa gaul yang kerap digunakan di media sosial. Kata ‘flex’ ternyata didefinisikan lebih dari sekadar pamer, melainkan juga mencari validasi dari orang, terutama di jagat maya.
Bahkan, ada saja yang rela memalsukan identitas diri mereka di media sosial demi sekedar likes dan views. Mereka mulai membangun citra diri palsu di dunia maya. Tak heran, media sosial menjadi tempat untuk mengejar validasi dan mendapatkan banyak teman.
Â
Advertisement