Sukses

Starbucks Mesir Diskon 78 Persen untuk Produknya, Efek Boikot Brand Pendukung Israel?

Gerai Starbucks di Mesir yang berbatasan langsung dengan Gaza, Palestina tersebut, menjual produk dengan diskon hingga 78,5 persen. Diskon besar ini berlaku untuk minuman Frappuccino Starbucks.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, ramai di media sosial, Starbucks Mesir memberikan diskon besar-besaran untuk produk mereka. Tak tanggung-tanggung, gerai Starbucks yang berbatasan langsung dengan Gaza, Palestina tersebut, menjual produk dengan diskon hingga 78,5 persen. Diskon besar ini berlaku untuk minuman Frappuccino Starbucks.

"Bagi siapa pun yang bilang aksi boikot tak berdampak, lihat ini di Starbucks Mesir ada diskon produknya sampai 78,5 persen," tulis akun Twitter (X) @smile2jannah pada Minggu, 5 November 2023.

Produk yang harga normalnya 93 pound Mesir atau sekitar Rp45 ribuan itu ditawarkan menjadi hanya 20 pound Mesir (Rp10 ribuan). Tentu hal ini dilakukan sebagai strategi baru untuk menarik pelanggan yang enggan datang karena memboikot mereka.

Starbucks menjadi salah satu brand utama gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang berlangsung secara global. Ini adalah sebuah gerakan yang mengkampanyekan boikot terhadap Israel dan produk-produk pro Israel, termasuk mereka yang menyumbang Israel meski bukan berasal dari negara tersebut.

Tak lama setelah serangan Israel di Gaza, BDS merilis daftar perusahaan yang akan diboikot. Hal ini dipicu saat McDonald's Israel memberikan makanan gratis kepada tentara Israel yang menyerang Gaza.

Namun dilansir dari New Arab, ketika kampanye semakin kuat, Kamar Dagang Mesir menuntut penarikan boikot tersebut. Rilis berita yang dikeluarkan oleh Kamar menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini bekerja dalam sistem waralaba dan ribuan orang Mesir bekerja di sana sebagai pekerja.

2 dari 4 halaman

Memboikot Produk yang Mendukung Israel

Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka membayar pajak kepada negara. Situasi ini tentunya menjadi dilema bagi Mesir yang juga terjadi di negara-negara yang melakukan boikot serupa seperti Indonesia.

Jagat media sosial tengah diramaikan dengan tagar "BDSMovement", seiring dengan meningkatnya serangan Israel ke Jalur Gaza. Tagar itu mengajak pengguna media sosial untuk memboikot produk-produk yang dianggap mendukung Israel.

Bukan hanya di dunia maya, demonstrasi di sejumlah negara yang diselenggarakan kelompok terafiliasi dengan BDS juga terjadi di seluruh dunia. Dikutip dari Vox, Jumat, 3 November 2023, Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) Movement merupakan gerakan protes non-kekerasan global.

Gerakan ini berupaya menggunakan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, divestasi keuangan dari negara, dan sanksi pemerintah untuk menekan pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversialnya terhadap Palestina. Kebijakan yang kini digambarkan oleh beberapa pakar hak asasi manusia dan pakar hukum sebagai apartheid.

3 dari 4 halaman

Menggoyahkan Dukungan Barat terhadap Israel

BDS Movement adalah sebuah taktik, bukan sebuah organisasi, sehingga kelompok-kelompok yang berbeda berkampanye sendiri yang mungkin berfokus pada serangkaian target yang sedikit berbeda, meskipun semuanya memiliki landasan moral dan taktik perlawanan yang damai. BDS terinspirasi langsung dari perjuangan anti-apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak-hak sipil AS, yang keduanya secara efektif menggunakan boikot.

Aktivis anti-apartheid di Afrika Selatan, Uskup Agung Desmond Tutu, adalah pembela gerakan BDS yang menyebut persamaan antara apartheid di Afrika Selatan dan Israel "sangat mencolok."

Salah satu arahan BDS adalah untuk menggoyahkan dukungan Barat terhadap pemerintah Israel.Mereka menganjurkan "pergeseran narasi mengenai persoalan Palestina, yang akan fokus pada hak-hak warga Palestina," jelas juru bicara Komite Nasional BDS, yang mewakili kelompok masyarakat sipil Palestina yang mendirikan BDS, kepada Vox.

Situs BDS mengidentifikasi tujuh kelompok advokasi AS yang bersekutu dengan BDS, termasuk Jewish Voice for Peace, Democratic Socialists of America, dan US Campaign for Palestinian Rights. 

 

4 dari 4 halaman

BDS Memboikot Barang dan Perusahaan Tertentu

Tokoh masyarakat yang menyatakan dukungannya terhadap BDS, yakni anggota parlemen Cori Bush (D-MO), musisi Lauryn Hill, dan penulis Sally Rooney, Naomi Klein, dan Arundhati Roy. Yang menyatukan kelompok-kelompok dan individu-individu ini adalah tiga tuntutan utama, yakni:

1. Agar Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur;

2. Memberikan hak penuh kepada warga Palestina terhadap Israel;

3. Mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka.

Pendekatan BDS meningkat dari tindakan pribadi, seperti memboikot barang dan perusahaan tertentu, hingga tindakan global yang menyerukan pemerintah untuk menjatuhkan sanksi dan embargo terhadap Israel.

Boikot yang dilakukan BDS tidak hanya mencakup produk dan perusahaan Israel, seperti SodaStream, namun juga perusahaan raksasa non-Israel yang diyakini gerakan tersebut terlibat dalam penindasan terhadap warga Palestina. Berbagai kelompok BDS di seluruh dunia mungkin mencantumkan berbagai perusahaan dan barang yang akan diboikot, namun Komite Nasional BDS berfokus pada beberapa target strategis pada satu waktu.

Â