Liputan6.com, Jakarta - Adalah May Tager, model Israel yang dilaporkan jadi pengganti Bella Hadid, yang vokal menyuarakan dukungan untuk Palestina, di kampanye Dior. Tagar #BoycottDior jadi trending di media sosial, khususnya di X, sebelumnya Twitter, kendati belum ada pengumuman resmi dari rumah mode Prancis.
Nama Tager sebenarnya tidak sebegitu asing. Mengutip Ynet News, Rabu (8/11/2023), ia adalah model dengan portofolio kerja sama dengan sederet merek internasional, termasuk Giorgio Armani, Louis Vuitton, dan Victoria's Secret.
Ia telah memulai karier sebagai model ketika berusia 15 tahun. "Saat saya di sekolah menengah, seorang agen memblokir mobil ibu saya, jadi saya keluar dan ia mulai berbicara pada saya. Begitulah kami memulainya," ujar dia. "Saya baru berusia 15 tahun."
Advertisement
Ia menyambung, "Awalnya, kecenderungan saya adalah ke arah akting, dan orangtua saya bukanlah penggemar berat ide modeling, tapi dengan cepat segalanya mulai bergerak ke arah itu." Terkait set pemotetan pertamanya, Tager berkata, "Yang saya ingat hanyalah saya tidak merasa seperti di rumah sendiri."
"Beberapa model paling dikenal di dunia ada di sana bersama saya," imbuh sang model Israel. "Saya bisa berfoto di depan 100 staf dan merasa nyaman, tapi jika teman saya mengambil foto-foto saya di tengah jalan, saya tidak bisa membayangkannya."
Karier internasional May Tager dimulai sebulan setelah ia debut jadi model. "Saya pergi ke London selama sebulan ketika saya berusia 16 tahun. Saya tersesat pada hari pertama saya di sana. Saya menangis sepanjang waktu. Orangtua saya datang berkunjung, tapi mereka tidak ada di sana sepanjang waktu," katanya.
Mulai Karier Internasional
May Tager menyambung, "Saya trauma. Agensi saya melakukan percakapan serius dengan saya, meminta saya berhenti cemberut setiap kali saya datang ke lokasi pemotretan. Meninggalkan segalanya dan berangkat ke London adalah hal yang harus saya hadapi, dan saya berhasil melewatinya."
"Dari sana, saya pergi ke Eropa, mulai mengambil pekerjaan yang lebih besar dan segala sesuatunya mulai terjadi," sebut dia. Ia dibesarkan di kota Ganei Tikva, Israel, tempat orangtuanya pindah dari Denmark. Saat tumbuh dewasa, ia tidak pernah bermimpi jadi model.
"Puncaknya adalah pemotretan yang saya lakukan untuk Estee Lauder, hanya satu tahun setelah saya mulai bekerja sebagai model. Itu adalah kampanye terbesar, yang berlangsung selama satu jam. Mereka menyiapkan (penampilan) saya dengan sangat cermat dari setiap sudut yang memungkinkan," bebernya.
"Untuk remaja berusia 18 tahun, itu adalah pencapaian yang cukup baik," ia mengakui. "Saya sangat gembira. Terlepas dari semua itu, saya lebih suka syuting di Israel. Di sana terlalu teknis. Hampir tidak ada pembicaraan. Rasanya dingin."
Advertisement
Model Israel Pertama yang Lakukan Pemotretan di Tanah Arab
Sorotan lebih besar diberikan ketika May Tager jadi model Israel pertama yang melakukan pemotretan di Tanah Arab. Melansir Times of Israel, 11 September 2020, momen tidak biasa ini terjadi menuju normalisasi antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Adapun hal tersebut dimulai dengan kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat pada 13 Agustus 2020.
Sang model Israel tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya. Tager mendeskripsikan momen itu sangat berarti baginya. "Saya merasa sangat terhormat jadi model Israel pertama yang melakukan pemotretan di sini," kata Tager pada AP. "Saya sangat bangga mewakili negara saya dan berada di sini."
"Saya merasa sangat aman untuk mengatakan bahwa saya berasal dari Israel," lanjut model berusia 24 tahun ini. Ia datang ke UEA menggunakan paspor Denmark. Pasalnya, bepergian dengan paspor Israel masih sulit saat itu, meski kedua negara mulai terhubung dalam layanan telepon dan penjangkauan lain.
Di padang pasir tepat di pinggiran pusat kota Dubai, Tager mengibarkan bendera biru-putih Israel. Di sisinya, ada model asal Rusia berbasis di Dubai, Anastasia Bandarenka, yang mengibarkan bendera UEA.
Pernyataan Bella Hadid
Di sisi lain, pada 26 Oktober 2023, Bella Hadid perdana berbicara secara terbuka tentang perang Israel-Hamas, lapor Daily Mail. Ia mengatakan bahwa ada krisis kemanusiaan mendesak di Gaza yang harus segera ditangani.
Di unggahan Instagram-nya, pemilik nama lengkap Isabella Khairiah Hadid ini menyerukan tekanan terhadap para pemimpin politik untuk "berdiri bersama dalam membela kemanusiaan dan kasih sayang." Ia berbicara tentang masalah sensitif ini lebih dari dua minggu setelah saudara perempuannya, Gigi Hadid, berbicara secara terbuka tentang konflik Israel-Palestina.
"Saya belum menemukan kata-kata yang tepat untuk dua minggu terakhir yang sangat rumit dan mengerikan ini, minggu-minggu yang telah mengalihkan perhatian dunia kembali ke situasi yang telah merenggut nyawa (orang) tidak berdosa dan berdampak pada banyak keluarga selama beberapa dekade," kata Bella.
Ia melanjutkan, "Banyak yang ingin saya katakan, tapi untuk hari ini, saya akan menyampaikannya secara singkat. Saya telah dikirimi ratusan ancaman pembunuhan setiap hari, nomor telepon saya bocor, dan keluarga saya merasa dalam bahaya."
"Tapi, saya tidak bisa dibungkam lagi. Ketakutan bukanlah suatu pilihan. Rakyat dan anak-anak Palestina, khususnya di Gaza, membuat kita tidak bisa berdiam," terangnya.
"Melihat akibat dari serangan udara di Gaza, saya berduka bersama semua ibu yang kehilangan anak-anak dan anak-anak yang menangis sendirian, semua ayah, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, bibi, teman-teman yang hilang, yang tidak akan pernah lagi berjalan di muka bumi ini."
"Terlepas dari sejarah negara ini, saya mengutuk serangan teroris terhadap warga sipil, di mana pun. Menyakiti perempuan dan anak-anak serta melakukan teror tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi gerakan Free Palestina," katanya lagi.
Advertisement