Liputan6.com, Jakarta - Beda tangan peracik, lain juga rasa yang diberikan sebiji kopi. Itulah yang diungkap Darwin Jasmin, pemilik bisnis kopi lokal berbasis di Medan, Sumatra Utara, Awi Coffee. saat mengikuti virtual media briefing Tokopedia, Rabu, 8 November 2023, untuk menyambut Hari Pahlawan.
Bisnis keluarga yang dimulai dari sebuah rumah di kota kecil Binjai, Sumatra Utara, itu kini telah menembus pasar internasional. Aneka kopi Sumatra yang ia roasting telah diekspor ke Singapura, Hong Kong, Taiwan, China, Jepang, bahkan Amerika Serikat.
Baca Juga
Awi, sapaan akrabnya, mengisahkan bahwa awalnya mereka menjajakan kopi Sidikalang. Kakeknya, Jio Oen Jaw, jadi penggagas bisnis tersebut pada 1945, untuk kemudian diwariskan pada ayahnya, Jio Seng Beng, pada 1970-an.
Advertisement
Dengan begitu, Awi merupakan generasi ketiga yang mengelola bisnis kopi tradisional ini sejak 2005. “Saat itu, saya masih berada di Singapura karena saya memang melanjutkan studi di sana. Setelah bekerja empat tahun, saya merasa kurang berhasil di sana (Singapura)," sebut dia.
"Orangtua saya menyuruh saya pulang dan mengelola bisnis tersebut," ia melanjutkan. Awalnya, Awi berpikir mengapa orang di Singapura bisa menikmati kopi nikmat seperti espresso dari biji kopi Gayo, Sidikalang, dan Lintong, sementara di Indonesia, masyarakat hanya mendapat sisa-sisa pengolahan biji kopi yang sebagian besar diekspor keluar negeri.
"Ini merupakan suatu ironi," katanya mengarah pada kondisi pasar di tahun itu.
Memulai Bisnis Kopi
Indonesia memang terkenal sebagai surga penghasil kopi, dengan melimpahnya kopi berkualitas, perkebunan kopi yang luas, dan banyak petani kopinya, sebut dia. "Sayang, kita sebagai negara produsen kopi terkadang tidak benar-benar menikmati hasil yang luar biasa ini," ucapnya.
"Dari sinilah saya merasa termotivasi. Saya memutuskan bertanya pada ayah saya dan melihat peluang yang ada. Saya berkata, 'Pak, yuk kita mulai bisnis kopi premium, ini peluang bagus.' Saya yakin bahwa peluang ini besar, terutama karena belum banyak pemain di pasar ini," cerita Awi.
Ia kemudian memutuskan mencoba memantau ketersediaan biji kopi di daerah Sumatra Utara yang dekat dengan Aceh, Sidikalang, Lintong, dan daerah penghasil kopi terbaik lain. "Kami merasa sayang jika tidak memanfaatkan potensi ini," ia mengakui.
Akhirnya, Awi memulai bisnis kopi premium. Dengan lokasi produksi yang dekat dengan pertanian dan perkebunan kopi, ia mulai mencari kopi-kopi premium untuk dijual. Semula, kemasan produk kopinya tidak seestetis sekarang. "Kami menggunakan kemasan plastik biasa yang tersedia," sebut dia.
Advertisement
Gandeng Petani Lokal
Lama-kelamaan, bisnis Awi mulai berkolaborasi dengan petani setempat. "Kami berhasil berkerja sama dengan dua petani yang jadi kontributor utama kami. Salah satunya berasal dari Gayo dan yang lainnya dari Tanah Karo," tuturnya.
Kopi-kopi, seperti King Mandheling dan King Jantan dari Tanah Karo, sambung Awi, adalah contoh "kopi luar biasa" yang ditawarkan dalam bisnisnya. "Awalnya kami tidak menggunakan nama Awi Coffee," tuturnya."
Ia menyambung, "Saat itu, kakek dan ayah saya tidak tahu cara mendaftarkan merek, sehingga nama-nama yang digunakan sebelumnya tidak pernah didaftarkan, setidaknya sampai saya mengambil alih."
Menurut Awi, penting untuk memiliki merek yang terdaftar, karena sebuah merek yang tidak didaftarkan tidak dapat dikembangkan dan dibesarkan. "Karena itu, kami akhirnya mematenkan merek Awi Coffee," imbuhnya.
"Kami telah mengirimkan produk kami dari ujung barat di Sabang hingga ujung timur di Merauke, Papua. Karena itu, produk-produk yang paling laku malah berada di beberapa kategori berbeda," ujarnya.
Â
Â
Pakai Teknologi Canggih
Saat ini, Awi Coffee sudah menjual produk-produk kopi dari daerah-daerah lain, seperti kopi Papua, kopi Toraja Marinding, kopi Flores Bawaja, kopi Aceh Tengah, dan kopi Luwak.
"Kami (ingin) terus berkembang dan menambahkan varietas kopi, seperti kopi Bali, serta kopi-kopi dari Jawa ke dalam rangkaian produk kami. Dengan upaya ini, kami berharap dapat memberi lebih banyak pilihan dan menjangkau lebih banyak pecinta kopi di seluruh Indonesia," katanya.
Awi mengaku memiliki data yang menunjukkan potensi besar dalam industri kopi, dan ia berupaya membantu memaksimalkan potensi industri lokal ini untuk mendukung para petani dan menciptakan produk kopi berkualitas.
Merujuk situs web Awi Coffee, yang dikutip Rabu, 8 November 2023, sebelum menggunakan mesin canggih, kopi mereka dipanggang dengan wajan dan kompor tradisional.
"Awalnya kakek saya membuat semacam mesin, tapi yang manual dengan memakai drum, ada tangkai, dan menggunakan kayu bakar. Sekarang, kami sudah punya alat paling canggih," ia mengklaim. Teknologi mesin kopi yang ia gunakan, termasuk Probat untuk Quality Roasting, Probat Destoner untuk bebas batu, dan mesin Grinder Mahlkonig.
Advertisement