Sukses

Rumah Abah Jajang Berpemandangan Curug Citambur yang Sempat Viral Setelah Ditawar Rp2,5 Miliar Kini Kembali Asri

Halaman rumah Abah Jajang yang memiliki pemandangan Curug Citambur sudah kembali asli, dengan tenda berdiri di sana. Nuansa itu selaras dengan hijau belukar dan pepohonan yang membingkai lanskap air terjun di kejauhan.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika rumah abah Jajang yang terbilang sederhana, namun berpemandangan Curug Citambur, ditawar sampai Rp2,5 miliar pada awal tahun ini, publik tidak semata heboh berkomentar. Namun mereka juga menuntaskan penasaran dengan menyambangi tempat tinggal di wilayah Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tersebut.

Konten memperlihatkan halaman rumah yang tidak lagi berumput hijau dan jauh dari kesan asri sempat beredar luas di jagat maya, mengundang komentar pro kontra warganet. Baru-baru ini, kondisi terkini rumah abah Jajang kembali jadi sorotan setelah video yang diunggah akun TikTok, @aipputraa, dan jadi viral.

Rekaman berdurasi 28 detik itu memperlihatkan halaman rumah yang kembali asli, dengan tenda berdiri di sana. Nuansa itu selaras dengan hijau belukar dan pepohonan yang membingkai lanskap air terjun di kejauhan. Klip tersebut sudah mencatat hampir 10 juta penayangan saat artikel ini ditulis.

Di kolom komentar, beberapa pengguna kembali mempertanyakan mengapa rumah tersebut enggan dijual sang pemilik. "Kayaknya kalau udah tua memang mikirnya beda. Maunya hidup sehari-hari tenang, cukup. Kalau dijual, nanti mau pindah ke mana?" kata salah satu warganet berspekulasi.

"Syukurlah kayaknya udah kembali asri kayak pertama kali di video viral itu," sahut yang lain. Sejak rumah abah Jajang viral di media sosial, warganet sebenarnya telah menyuarakan kekhawatiran akan terusiknya pemandangan dan ketenangan pemilik tempat tinggal tersebut.

Tidak butuh waktu lama, keresahan tersebut jadi nyata pada awal tahun ini. Lewat video yang beredar di media sosial, tampak suasana rumah abah Jajang, baik di halaman maupun sekitar tempat tinggal tersebut, ramai pengunjung. "Dan ... sesuai prediksi," tulis akun Twitter @PartaiSocmed saat membagikan video tersebut, 9 April 2023.

2 dari 4 halaman

Singgungan untuk Warganet

Akun itu kemudian menyinggung akun Twitter, yang sekarang sudah hilang, tentang konten berkemah di rumah abah. "Mbak @4nneve pernah tahu kejadian di Wonosari tahun 2015 ini tidak? Gara-gara diviralkan, taman bunga amaryllis itu hancur oleh ulah pengunjung yang hanya peduli bikin selfie."

"Bayangkan jika orang berduyun-duyun camping di rumah Abah, lalu nyampah dan corat-coret di sana," sambungnya. "Tapi jika memang abahnya tidak keberatan (atau tidak enakan hati) sebaiknya yang camping jangan cuma kasih dodol. Tahu dirilah, bayar minimal 200 ribu semalam per orang."

"Pengunjung biasa cukup bayar 50 ribu per orang. Kalian dapet konten sedangkan si Abah dapat pemasukan. Adil," ia melanjutkan. Sebelum ini beredar video memperlihatkan sekelompok orang ide berkemah di halaman rumah abah. Aksi ini pun menuai pro kontra publik.

"Yang mau camping di Rumah Abah monggo disimak," tulis akun Twitter @4nneve, 2 April 2023. Di cuitan tersebut, terdapat video berdurasi 59 detik yang memperlihatkan kegiatan berkemah di halaman rumah abah.

3 dari 4 halaman

Video Kemah di Rumah Abah Jajang

Terdengar narasi videonya, "Ngabuburit ke rumah abah sekalian sahur dan camping." Rekaman klip tersebut kemudian memperlihatkan seorang lelaki membawa oleh-oleh berupa penganan wajik untuk si pria pemilik rumah.

"Setelah sampai, lanjut pasang tenda. Aku bawa tenda sendiri supaya tidak merepotkan si abah. Gila dong syahdu banget ini aduh," katanya. "Oh iya, untuk toilet, disediakan untuk umum. Pokoknya bobo with view."

"Untuk makan, tenang aja, kita bisa pesan ke si abah. Lanjut enggak nih?" imbuhnya, merujuk pada pertanyaan apakah warganet mau melihat konten lanjutan kemah di halaman rumah abah dengan pemandangan Curug Citambur tersebut.

Konten kemah di halaman rumah berpemandangan Curug Citambur di wilayah Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu menuai pro kontra. Beberapa setuju karena dianggap bisa memberi manfaat ekonomi bagi si pemilik rumah maupun warga sekitar.

Namun, tidak sedkit juga yang menganggap ini sebagai "awal dari sebuah kehancuran."

4 dari 4 halaman

Desakan Pengaturan Wisata yang Jelas

"Yailah si abah mau usaha tentu camping di situ ada biaya buat abah, konsumsi juga beli di abah, apa-apa dibilang kehancuran kan lumayan abah jadi ada penghasilan tetap, emang komenan netijen jd duit? dan juga untungin kelas menengah bawah buat healing dengan harga pas kantong," bunyi salah satu komentar pro.

Sementara yang lain menulis, "Aduh tar banyak yang fomo lagi pada berbondong-bondong ke sana, ntar banyak sampah berserakan. Ini juga tempatnya bener-bener yang di halaman rumah orang banget, kek misal aja ni rumah u yang dulunya adem-adem aja terus ada orang yang out of nowhere tiba tiba camping di sana, kek ganggu banget sumpah."

Sejumlah warganet juga mengharapkan adanya pengaturan wisata yang jelas. "Semoga pemerintah daerah setempat mau membantu gimana baiknya. Jangan pas udah rusak baru turun. Karena saya yakin si abah polos gak tau gimana ending rusaknya banyak destinasi wisata baru yang viral, dan pasti si abah gak kepikiran sampe sana," tulis seorang pengguna.

"Sepertinya berawal dari rasa ramah tamah pemilik tempat, tidak enak kalau menolak. Saat puasa ga gitu banyak yang wisata jauh-jauh, ntar setelah Lebaran, ujian sesungguhnya terhadap lokasi itu," sambung yang lain.

Video Terkini