Sukses

Chef Bobon Dukung Palestina dengan Bikin Semangka, Ditantang Warganet Masak di Gaza

Chef Bobon Santoso membagikan es semangka itu kepada anak-anak yang ada di sampingnya. Di belakang Bobon terlihat beberapa anak mengibarkan bendera Palestina.

Liputan6.com, Jakarta - Chef Bobon Santoso ikut memberi dukungan kepada rakyat Palestina. Chef yang dikenal dengan masak besarnya itu memberi dukungan dengan cara membuat es semangka, buah yang jadi simbol Palestina. Sesuai dengan ciri khasnya yang selalu masak dalam jumlah banyak dan memakai wadah besar, kali ini Bobon Santoso juga memakai cara yang sama.

Bobon lalu mengunggah dua video pembuatan es semangka itu di akun Instagram miliknya, @bobonsantoso, masing-masing pada Rabu, 8 November 2023 dan Kamis, November 2023. Dia terlihat mengenakan beskap warna hitam dan peci hitam yang dililit bendera Palestina.

Setelah selesai, Chef Bobon lalu membagikan minuman segar itu kepada anak-anak yang ada di sampingnya. Di belakang Bobon terlihat beberapa anak mengibarkan bendera Palestina.

"Es Semangka Palestina. Solidaritas untuk Rakyat Palestine," tulisnya dalam keterangan unggahannya. Unggahan itu menuai beragam komentar warganet. Bahkan, ada yang melontarkan tantangan supaya Bobon melakukan aksi masak di Gaza yang kini jadi lokasi perang antara Israel dengan Hamas.

"Mungkin kah bisa masak di Palestina bang . Saya yakin pasti anak2 yg senang," komentar seorang warganet.

"Tombol like Yang setuju pak @bobonsantoso Masak di Gaza," ujar warganet yang lain.

"Bikin lelang service with bobon aja. Yg bid nya paling tinggi ntar lu masakin dia seharian bon. Duit hasil bid nya donasikan ke Palestina,” komentar warganet lainnya.

 

2 dari 4 halaman

Tentara Israel Ikut Dimasak

"Masak di jalur Gaza bon buat warga Palestina trus klo ada tentara Israel sekalian dimasak aja bon😂," timpal warganet lainnya. Salah satu unggahan Chef Bobo sudah dilihat lebih dari 115 ribu kali dan mendapatkan lebih dari 2.380 komentar sampai berita ini ditulis.

Belakangan Anda mungkin melihat semangka jadi simbol solidaritas yang diperlihatkan publik pada Palestina di tengah serangan Israel. Jadi, bagaimana buah menyegarkan ini bisa muncul sebagai simbol solidaritas pada negara Timur Tengah itu?

Mengutip TIME, Rabu, 1 November 2023, penggunaan semangka sebagai simbol solidaritas pada Palestina bukanlah hal baru. Ini pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai wilayah tepi barat dan Gaza, serta mencaplok bagian timur Yerusalem.

Saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di Gaza dan wilayah tepi barat sebagai pelanggaran pidana. Menghindari konsekuensi hukum, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena, ketika dibelah, buah tersebut mengemban warna bendera nasional negara itu: merah, hitam, putih, dan hijau.

3 dari 4 halaman

Membawa Irisan Semangka di Gaza

Pemerintah Israel bukan hanya menindak tegas bendera tersebut. Seniman Sliman Mansour mengatakan pada The National tahun 2021 bahwa pejabat Israel pada 1980 menutup pameran di 79 galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya seniman lain, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

"Mereka mengatakan pada kami bahwa melukis bendera Palestina itu dilarang, (memakai) warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, "Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam, dan putih?' dan petugas itu menjawab dengan marah, 'Ini akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita," terang Mansour pada publikasi tersebut.

Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. Ini mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina, juga merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina yang mengelola Gaza dan wilayah tepi barat. Setelah perjanjian tersebut, New York Times mengulas peran semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera.

"Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka yang menunjukkan warna merah, hitam, putih, dan hijau, tentara hanya berdiam diri, dengan sikap bosan, saat prosesi pengibaran bendera yang pernah dilarang berlangsung," tulis jurnalis Times, John Kifner.

4 dari 4 halaman

Polisi Israel Menyita Bendera Palestina

Pada 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan "kisah semangka" untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina. Pada 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya Warna Bendera Palestina, yang kemudian dilihat orang-orang di seluruh dunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol muncul kembali pada 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan pemukiman warga mereka.

Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi wewenang menyita bendera Palestina. Hal ini kemudian diikuti pemungutan suara pada Juni 2023 mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Saat itu, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, "Ini bukan bendera Palestina."

"Pesan kami pada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi," kata Direktur Zazim Raluca Ganea.