Liputan6.com, Jakarta - Para relawan Indonesia di Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, Palestina mulai pasrah. Tempat mereka beraktivitas mulai menjadi sasaran bombardir tentara Israel sehingga nyawa mereka makin terancam. Sedangkan stok makanan di kawasan itu juga makin menipis.
Salah seorang relawan, Fikri Rofiul Haq menyayangkan serangan Israel di daerah rumah sakit dan perkebunan. "Pasukan Israel telah mengebom ladang di Jalur Gaza dan banyak tanaman mati," kata Fikri, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 12 November 2023.
Baca Juga
Menurut Fikri, para staf hanya mendapat makan sekali sehari saat makan siang. Makanan itu pun disediakan oleh Rumah Sakit Al-Shifa yang berdekatan dengan RS Indonesia.
Advertisement
"Pada awal perang, kami masih bisa mendapatkan beberapa barang dari sekitar rumah sakit, seperti sayiran dan mi instan, tapi sekarang tidak mungkin mendapatkan produk segar seperti tomat, bawang, dan mentimun," ungkapnya.
"Untuk sarapan dan makan malam, para staf biasanya makan biskuit atau kurma yang stoknya masih ada," sambungnya.Kondisi di rumah sakit Indonesia dan Al-Shifa, serta rumah sakit lain di Gaza, makin memburuk sejak terakhir kali Al Jazeera berbicara dengan Fikri pada Jumat, 10 November 2023.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Atef al-Kahlot juga mengatakan fasilitas di tempat tersebut hanya beroperasi dengan kapasitas antara 30-40 persen dan dia meminta dunia untuk membantu. "Kami menyerukan kepada orang-orang terhormat di dunia, jika ada di antara mereka yang masih tersisa, untuk memberikan tekanan pada pasukan pendudukan untuk memasok Rumah Sakit Indonesia dan rumah sakit lainnya di Jalur Gaza," katanya.
Bantuan di Gaza Sudah Tiba dan Disalurkan
Kabar terbarunya, bantuan kemanusiaan sudah tiba dan disalurkan kepada RS Indonesia. Bantuan yang diberikan berupa obat-obatan, perlengkapan medis, bahan pangan dan kurma, seperti dikutip dari akun X (Twitter) @mercindonesia, Sabtu, 11 November 2023.
"Alhamdulillah, hari ini 9 November 2023…kami tim MER-C sedang memberikan kurma untuk diberikan ke rumah sakit Indonesia," kata relawan MER-C di Gaza, Reza Aldilla Kurniawan. "Kami juga sudah menyampaikan amanah dari masyarakat Indonesia berupa obat-obatan, perlengkapan paramedis, kurma dan makan siang,” lanjutnya.
Reza juga mengatakan mereka sedang berusaha menyediakan makan siang untuk para karyawan Rumah Sakit Indonesia, sambil menambahkan sangat sulit mencari dapur untuk memasak di wilayah tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan satu keluarga asal Indonesia berhasil dievakuasi. "Saat ini saya dalam penerbangan bersama Presiden Jokowi (Joko Widodo) dari Riyadh menuju Washington DC. Sudah beberapa minggu ini kita teru berupaya, untuk melakukan evakuasi satu keluarga WNI yang terdiri dari satu suami, dua anak, dan satu istri, dari Gaza Selatan," kata Retno Marsudi dalam press briefing, Minggu, 12 November 2023, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.
Advertisement
Proses Evakuasi WNI di Gaza
"Sekitar pukul 18.00 WIB, saya memperoleh laporan bahwa mereka berhasil dievakuasi," terangnya.Retno Marsudi menyebut para WNI ini sudah berada di wilayah Mesir dan sudah bersama dengan tim evakuasi KBRI Mesir.
Selanjutnya mereka akan dibawa ke Kairo dan akan dipersiapkan kembali ke Indonesia. Proses evakuasi ini memakan waktu yang cukup lama, dari isu nama beliau tidak ada di dalam list, proses memasukkan nama beliau ke dalam daftar, memakan waktu yang sangat panjang.
"Dan begitu nama-nama beliau sudah berada di dalam list, evakuasi juga belum dapat dilakukan karena pintu perbatasan tidak dibuka dengan berbagai alasan situasi lapangan," kata Retno. "Proses panjang ini sekali lagi menunjukkan, bahwa proses evakuasi sangat tidak mudah. Namun, upaya kita terus kita lakukan secara maksimal."
"Selama hampir satu minggu berada di Timur Tengah, saya terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak, untuk memastikan mereka dalam keadaan baik, mereka masuk di dalam list, dan beberapa kali saya meminta agar pintu perbatasan dapat dibuka."
Relawan Indonesia Ingin Tetap Bertahan di Gaza
Tim Jakarta di bawah komando Direktur PWNI juga terus melakukan komunikasi. Tim evakuasi KBRI Kairo juga terus bolak-balik dengan harapan sewaktu-waktu pintu dibuka dan evakuasi dapat dilakukan.
"Sekali lagi, hanya ada satu kata yang dapat diucapkan: Alhamdullilah," ujar Menlu Retno. "Dengan sudah keluarnya keluarga Pak Hussein dari Gaza maka dua keluarga Indonesia sudah berada di luar Gaza dan menyisakan tiga WNI yang tinggal di sekitar RS Indonesia. Sampai saat ini, beliau bertiga memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza."
"Kementerian Luar Negeri terus melakukan komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan juga dengan perwakilan MER-C di Jakarta untuk memastikan kondisi mereka dalam keadaan baik.Sekali lagi Kementerian Luar Negeri mengapresiasi berbagai macam bantuan dan fasilitasi yang diberikan oleh berbagai pihak hingga proses evakuasi berjalan baik dan selamat," pungkasnya.
Advertisement