Sukses

Supermarket Khusus Produk Organik Dibuka di Kawasan SCBD, Jual Makanan Siap Saji dengan 300 Menu

Selain produk organik, supermarket yang dinamai SESA Organic Market itu juga menghadirkan produk-produk berbahan alami.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring bertumbuhnya komunitas yang peduli kesehatan dengan mengonsumsi hanya produk organik, berkembang pula bisnis produk organik di Indonesia, khususnya di Jakarta. Potensi itu pula yang digarap SESA, brand ritel produk organik, yang baru saja membuka supermarket di kawasan SCBD, setelah lima tahun hanya berkutat di jalur online.

Lewat supermarket pertama seluas 1.700 meter persegi itu, mereka menargetkan kalangan menengah ke atas yang banyak beraktivitas di wilayah tersebut. Lokasinya di Lot 8, tak jauh dari gedung-gedung perkantoran dan mal hype yang menyasar anak muda. 

"SESA kita buat untuk healthy enthusiast, orang-orang yang mau hidup sehat sekarang sudah ada rumahnya. Saya berharap dengan SESA, hidup sehat jadi mudah," kata Lucky Chan, Father of SESA, saat pembukaan SESA Organic Market di Jakarta, Jumat, 10 November 2023.

Salah satu keunikan supermarket itu adalah menghadirkan 11 wellness consultant untuk membantu pelanggan memperkaya pengetahuan tentang gaya hidup organik sekaligus memberi solusi sesuai kebutuhan masing-masing. Kristine Angela salah satunya.

Ia mengantar rombongan jurnalis berkeliling ke berbagai area di supermarket. Salah satunya adalah seksi makanan siap saji. Meski mayoritas nampan masih kosong, ia menerangkan bahwa akan banyak kreasi makanan yang dihadirkan.

"Ada sekitar 300 menu yang sudah di-develop selama enam tahun terakhir. Ada yang sudah gluten free, sugar free, dan dairy free," katanya.

Menu itu akan berganti-ganti setiap harinya agar tidak bosan. Selain lauk-pauk, tersedia pula macam-macam kue dan roti aneka rasa yang diproduksi di hari yang sama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lebih dari 400 Produk Organik dan Natural

Angela juga menjelaskan area produk segar yang tidak hanya menyajikan buah-buahan dan sayur-sayuran, tapi juga daging dan makanan laut beku. Terdapat instalasi berupa akuarium berisi tanah untuk menggambarkan beda antara tanaman yang dibudidayakan secara organik dan tidak.

"Kami memastikan bahwa semua produk sayur dan buah ini certified organik. Kenapa organik? Kalau selama ini sudah makan sayuran, yakin betul sehat? Di dalam tanah yang hidup, terdapat miliaran mikroorganisme dan unsur hara yang diserap tanaman. (Tanaman organik berarti) kita makan yang lebih kaya nutrisinya," ia menguraikan.

Tak hanya itu, daging ayam pun diproduksi secara alami dan bebas antibiotik. SESA memiliki peternakan sendiri untuk menghasilkan ayam organik yang diyakini lebih sehat dibandingkan yang dibudidayakan dengan mengandalkan hormon dan antibiotik.

"Yang dia (ayam) makan aja udah beda (dari yang non-organik). Kalau ada pedoman 'you are what you eat', kami lebih dari itu. You are what your food eat. Mereka (ayam) makan rempah-rempah dan sayuran organik," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Berubah Bertahap

Terkait daging sapi, sejauh ini mereka mendatangkannya dari Australia. Produk yang dipilih dipastikan tersertifikasi organik. Sejumlah produk lain juga merupakan hasil impor.

"Tapi banyak juga dari lokal," kata Jack, Operational Manager SESA Organic Market, tanpa menyebutkan detail komposisinya.

Supermarket itu juga menghadirkan produk-produk wellness hingga perawatan tubuh alami. Di antara area lain, seksi tersebut terbilang paling lengkap dengan beragam pilihan brand. Hal itu terlihat dari rak-rak pajang yang terisi barang-barang.

Kehadiran supermarket itu disambut baik Chef Chitra, salah satu pelanggan SESA sejak beberapa tahun lalu. Ia mengaku sudah hampir 10 tahun mempraktikkan gaya hidup organik secara bertahap demi mendapatkan kualitas hidup lebih baik.

"Enggak drastis. 2018 misalnya, minyak sayurnya diganti X. Ayam konvensional diganti dengan yang organik atau ayam kampung. Perubahan itu dinikmati saja, sama seperti hidup, sama seperti napas," ucapnya.

Ia mengaku perubahan pilihannya membawa hasil. Dengan membiasakan makan makanan organik, tubuhnya terasa lebih prima, tidak mudah letih atau kuyu.

"Manusia itu seneng bukti dan itu visual. Kita kasih contoh saja waktu keluarga sakit, kita enggak sakit. Biarkan kita jadi contoh dulu," katanya.

4 dari 4 halaman

Apa Benar Selalu Mahal?

Di kesempatan itu, Lucky menampik anggapan bahwa makanan organik selalu mahal. Menurut dia, harga yang lebih tinggi sebenarnya dikompensasi dengan penggunaannya yang sedikit.

"Kita biasanya cukup makan sekali atau dua kali sehari, tapi bisa kenyang seharian dan tetap aktif. Kenapa kita makan berkali-kali? Karena tubuh kita merasa ada yang kurang, belum terpenuhi dari makanan yang kita makan," ujarnya beralasan.

Ada banyak manfaat mengonsumsi makanan organik, seperti dilansir dari Time, 31 Juli 2017. Pertama, hasil panen organik cenderung mengandung pestisida lebih sedikit. Selain itu, kandungan logam berat seperti kadmium, 48 persen lebih sedikit, berdasarkan studi yang dimuat dalam British Journal of Nutrition 2014. 

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition di 2016, susu dan daging organik mengandung 50 persen lebih banyak asam lemak omega-3. Menurut peneliti, cara ternak organik memang berbeda dengan cara ternak biasa.

Hewan ternak organik biasa mengonsumsi lebih banyak rumput dan menghabiskan banyak waktu di luar kandang. Makanan organik juga bebas residu antibiotik dan hormon pertumbuhan sintetis. Sementara, residu obat antibiotik diyakini berkontribusi terhadap meluasnya resistensi antibiotik pada manusia.

Di beberapa produk organik, seperti bawang merah, terbukti mengandung 20 persen kandungan antioksidan lebih banyak dibandingkan yang ditanam konvensional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.