Sukses

Uang Kuliah Rp500 Juta-an Ludes karena Terjebak Modus Penipuan Cinta

Si korban yang kehilangan uang kuliah mengaku bertemu pelaku penipuan cinta lewat Instagram.

Liputan6.com, Jakarta - Modus penipuan cinta kembali memakan korban. Seorang pria muda mengira dirinya jatuh cinta, namun segera menyadari bahwa ia telah tertipu. Pria berusia 27 tahun, bermarga Lin, mengatakan pada Shin Min Daily News bahwa ia bertemu dengan seorang wanita bernama Anna di Instagram pada 14 Oktober 2023.

"Ia mengikuti akun saya terlebih dahulu. Saat kami mulai mengobrol, ia memberitahu saya bahwa ia adalah seorang perancang busana asal Malaysia yang bekerja di Singapura. Kami terus mengobrol dengan santai, dan semuanya tampak normal," sebutnya, dirangkum dari AsiaOne, Selasa, 14 November 2023.

Ia menyambung, "Tiga hari kemudian, ia bilang ia merasa kami memiliki banyak kesamaan dan menyarankan agar kami mulai berkencan, jadi saya setuju." Begitu Lin mulai "berkencan" dengan Anna, keduanya sering saling mengirim pesan dan berbicara di telepon selama satu hingga dua jam setiap hari.

Anna kemudian meminta Lin membantunya menyelesaikan beberapa transaksi penjualan. Ia mengatakan padanya bahwa ia akan menerima komisi setelah membantu menulis ulasan produk dan mentransfer sejumlah uang ke rekening "kekasihnya" itu.

Ia juga berjanji akan mengembalikan uang Lin. "Dari tanggal 18 hingga 19 Oktober (2023), saya melakukan 14 transfer dana, yang jumlahnya mencapai 45.590 dolar Singapura (sekitar Rp527 juta). Untuk dua transaksi pertama, saya menerima komisi, masing-masing 116 dolar Singapura (Rp1,3 juta) dan 735 dolar Singapura (Rp8,5 juta)," sebut dia.

"Tapi, saya tidak mendapatkan satu sen pun untuk 12 transaksi lain," imbuhnya. Selama beberapa transaksi terakhir, Lin mengatakan bahwa Anna mendesaknya mentransfer lebih banyak uang sebelum ia dapat menerima komisi. Menyadari ada yang tidak beres, pria itu berhenti mengirimkan uang, yang merupakan tabungan biaya kuliahnya, pada Anna dan menelepon polisi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lenyapnya Biaya Kuliah

Untuk memastikan kecurigaannya, Lin menelepon butik tempat Anna bekerja, dan diberi tahu bahwa mereka tidak memiliki karyawan dengan nama dan ciri-ciri itu. "Dua transaksi sebenarnya dilakukan dari rekening bank ibu saya," katanya pada Shin Min.

Ketika ia membuat laporan polisi, pria tersebut diberitahu bahwa peluangnya untuk mendapatkan kembali uangnya sangat kecil. "Setelah kejadian itu, saya mengalami depresi selama dua minggu. Saya kehilangan uang yang saya tabung untuk kuliah, dan sekarang saya tidak punya apa-apa lagi," sebut dia.

Untuk menutup biaya kuliah semester depan, Lin mengatakan akan mengajukan permohonan bantuan keuangan dari kampusnya. "Saya berharap semua orang lebih waspada setelah membaca cerita saya dan tidak tertipu," ujar dia.  Menanggapi pertanyaan Shin Min, polisi mengonfirmasi bahwa mereka menerima laporan dan saat ini sedang menyelidiki kejadian tersebut.

Sebelum ini, seorang perempuan paruh baya di Penang, Malaysia, telah jadi korban penipu yang mengatakan ia akan merawat perempuan tersebut di hari tuanya. Sayangnya, orang tersebut merupakan bagian dari sindikat penipuan cinta "oppa." 

3 dari 4 halaman

Menanggung Kerugian Rp13 Miliaran

Atas kejadian tersebut, perempuan ini ditaksir menanggung kerugian sebesar 3,9 juta ringgit (sekitar Rp13,2 miliar), lapor World of Buzz, 24 Maret 2022. Berdasarkan laporan Astro Awani, penipu itu mengaku sebagai pria Korea Selatan yang bekerja di sebuah anjungan minyak pada perempuan berusia 63 tahun tersebut.

Keduanya berkenalan lewat Instagram, Desember 2021. Korban dilaporkan belum pernah bertemu langsung dengan pria tersebut dan hanya berkomunikasi melalui WhatsApp dan Instagram. Menurut Kapolsek Penang, Datuk Mohd Shuhaily Mohd Zain, korban menjalin hubungan asmara dengan penipu sebelum mulai curiga dengan foto yang dikirimnya.

Ia kemudian membuat laporan polisi pada 17 Maret 2022 setelah menyadari bahwa pria itu adalah penipu. Pada waktu pelaporan, wanita itu sudah melakukan 184 transaksi ke 19 rekening bank lokal menggunakan warisan tabungan mendiang suaminya.

"Kami menemukan nominal transfer terendah adalah sembilan ribu ringgit (sekitar Rp30,6 juta) dan tertinggi: 50 ribu ringgit (sekitar Rp170 juta)," pihak berwajib mengatakan.

Shuhaily menjelaskan, "Saya yakin pelaku sudah mengetahui ambang batas (penarikan uang) bank. Mereka meminta uang dalam jumlah kecil, namun akhirnya ketahuan saat korban berselancar di internet dan menemukan gambar (yang diberikan tersangka) cukup mencurigakan. Tapi, uang 3,9 juta ringgit sudah lenyap."

4 dari 4 halaman

Kasus Lainnya

Dalam keterangannya, polisi juga memperlihatkan foto yang dikirim tersangka. Gambar itu memperlihatkan "seorang pemuda, lajang, tampan, dan berkarier yang stabil."

Tapi, ketika diperiksa pihak berwajib, foto itu ternyata editan. "Mungkin dari gambar lain,” tambahnya.

Karena itu, pihak berwajib mendesak masyarakat untuk lebih berhati-hati dengan janji yang dibuat orang tidak dikenal yang bertemu secara online, termasuk aplikasi kencan online maupun media sosial. Pihaknya menambahkan bahwa para penipu umumnya menargetkan korban tanpa memandang usia dan faktor latar belakang.

Narasi tidak memandang latar belakang ini sudah dibuktikan seorang pria India berusia 66 tahun yang belum lama ini ditangkap di Odisha karena menikahi setidaknya 27 perempuan dengan modus penipuan. Pria bernama Ramesh Chandra Swain ini mengaku sebagai pejabat Kementerian Kesehatan India selama beberapa tahun terakhir, lapor The Federal.

Swain berhasil meyakinkan para perempuan yang dinikahinya bahwa ia adalah wakil direktur jenderal pendidikan dan pelatihan kesehatan di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India. Ia kemudian menjalin ikatan dengan mereka tanpa menimbulkan kecurigaan tentang masa lalunya.

Pria yang menerima pendidikan hanya sampai kelas 10 ini dilaporkan menipu uang senilai berjuta-juta rupee dari para perempuan ini, dan meninggalkan mereka ketika penyamarannya bocor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini