Liputan6.com, Jakarta - Seruan untuk membela Palestina dengan mengenakan pakaian berwarna hijau pada 15 November 2023 ramai di media sosial. Gerakan itu diinisiasi oleh seorang influencer asal Malaysia bernama Ray Rilo, yang beberapa kali mengunggah tentang gerakan tersebut di akun Instagram pribadinya yaitu @rayrilo.
Ia mengajak seluruh warga dunia untuk berswafoto dengan memakai baju hijau dan mengunggahnya di media sosial dengan tagar #WearGreen dan #WearGreenForPalestine. Ia menjelaskan gerakan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina yang saat ini masih berperang dengan Israel.
Baca Juga
Tanggal 15 November dipilih karena hari tersebut adalah hari kemerdekaan bagi warga Palestina. Dalam salah satu unggahan mengenai gerakan itu yang ia unggah pada Selasa, 12 November 2023, seorang warganet berkomentar, "Maaf kak izin bertanya Knp tanggal 15 kak?"
Advertisement
Warganet lainnya menjawab, "Halo Kak. Bantu jawab. Karena tgl 15 November adalah tgl dirayakan Kemerdekaan Palestina kak. Deklarasi Kemerdekaan Palestina dinyatakan pada 15 November 1988 di Aljir oleh Dewan Nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina.🇵🇸🙂," tulis seorang warganet.
Hal itu dibenarkan oleh Ray Rilo dengan membalas, "terima kasih ya sudah membantu (menjelaskan). 😊🇵🇸🍉✨," tulisnya.
Tidak semua orang setuju dengan gerakan itu. Seorang warganet menulis, "Apa manfaatnya bagi Palestina? Mengenakan warna hijau tidak akan membantu rakyat Palestina. Orang-orang sekarat, namun kita dengan senang hati mengenakan pakaian berwarna hijau hanya untuk diposting di media sosial dengan hashtag, semuanya tersenyum. LOL."
Bentuk Dukungan untuk Warga Palestina
Ray Rilo menanggapi komentar tersebut yang ia tuliskan dalam keterangan foto unggahannya, "Itu tidak mengubah realitas Palestina."
"Setelah menyaksikan kenyataan yang menyedihkan dari pemboman, korban luka-luka, dan hilangnya nyawa tak berdosa, sungguh menyayat hati melihat ketidakberdayaan masyarakat Palestina. Pemandangan anak-anak di bawah reruntuhan dan keluarga-keluarga yang tercerai-berai sungguh tak terlukiskan, dan hal ini sangat membebani hati kami. Dalam keadaan seperti ini, tindakan kita mungkin tampak terbatas pada doa dan donasi, karena menyadari pentingnya menciptakan kesadaran mengenai krisis yang sedang berlangsung."
"Memulai kampanye "Pakailah Pakaian Hijau Untuk Palestina" bukanlah tentang relaksasi atau kesenangan; ini tentang mengakui gawatnya situasi. Tujuannya adalah untuk meringankan stres dan ketegangan sehari-hari yang dialami masyarakat ketika dihadapkan dengan gambaran menyedihkan tentang warga Palestina yang tidak berdaya. Mengenakan pakaian hijau dan tetap tersenyum bukanlah upaya untuk menyampaikan bahwa kita bernasib lebih baik dibandingkan orang-orang di Palestina."
"Sebaliknya, ini adalah mekanisme penanggulangan, sebuah cara untuk tetap waras dan kuat, menjaga kekuatan mental kita untuk melawan ketidakadilan online dan memperkuat pesan yang kuat."
Advertisement
Sarana untuk Menyalurkan Empati dan Dukungan Kepada Rakyat Palestina
"Intinya, kampanye menjadi tindakan yang diperlukan untuk menghadapi kenyataan pahit dan menyediakan sarana bagi individu untuk menyalurkan empati dan dukungannya. Ini tentang berdiri bersama dalam solidaritas, bukan sebagai cara untuk melepaskan diri dari gawatnya situasi, namun untuk menemukan kekuatan dalam persatuan, memupuk ketahanan dalam menghadapi krisis yang sangat besar."
"Tidak, hal ini tidak mengubah realitas Palestina saat ini, namun memiliki potensi untuk mengubah hal tersebut."
"Gerakan yang kita lakukan saat ini mungkin terlihat tidak signifikan, namun hal ini dapat memperkuat suara kita. Hal ini menyatakan keberadaan kita, perlawanan gigih kita terhadap penindas, dan keinginan kolektif kita untuk melakukan perubahan yang berarti."
"🍉🍉🍉,"
"Catatan: Komentar dalam postingan ini dibuat ulang untuk melindungi identitas orang tersebut dan mencegah konflik online. Mari berkonsentrasi pada pesan persatuan dan perubahan. ✌🏽💪🏽."
"#weargreen #weargreenforpalestine 💚🍉✨," tulisnya dalam keterangan unggahan yang menanggapi komentar tersebut.
Gerakan tersebut juga mendapat komentar positif dari warganet asal Indonesia yang meninggalkan beberapa komentar. "indonesia boleh ikut ?" tanya warganet Indonesia.
"We'll do from Indonesia 🇮🇩🇵🇸💚 (Kami akan melakukannya dari Indonesia 🇮🇩🇮🇩💚)," tulis warganet Indonesia lain.
Aksi Bela Palestina oleh Greta Thunberg
Berbagai negara mengecam tindakan Israel dan melakukan aksi bela Palestina. Hal ini juga diserukan oleh aktivis iklim Greta Thunberg yang saat itu sedang menyuarakan protes krisis iklim di Ibu Kota Belanda. Ia sempat diinterupsi oleh seorang pria yang mendekatinya di atas panggung setelah dia mengundang seorang perempuan Palestina dan Afghanistan untuk berbicara pada protes iklim di Amsterdam.
Dikutip dari AP, Senin (13/11/2023), Thunberg sedang berbicara di hadapan puluhan ribu orang ketika dia mengundang kedua perempuan itu ke atas panggung. "Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan," kata aktivis asal Swedia itu.
Ia menambahkan, "Jika tidak, tidak akan ada keadilan iklim tanpa solidaritas internasional."
Setelah perempuan Palestina dan Afghanistan berbicara dan Thunberg melanjutkan pidatonya, seorang pria naik ke panggung. "Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan pandangan politik," kata pria berjaket hijau itu sebelum dia dipaksa turun dari panggung.
Advertisement