Sukses

Pemain Timnas Israel Panik Keluar dari Bus Saat Menuju Bandara karena Takut Kena Rudal

Para pemain Timnas Israel berhamburan sampai berlari dari dalam bus ke luar menuju tempat persembunyian yang dianggap aman. Mereka takut terkena hantaman rudal yang mengarah ke Tel Aviv.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik Israel-Palestina membuat situasi di kedua negara banyak mendapat sorotan. Sejumlah video tenatng konflik tersebut banyak beredar di media sosial. Begtiu pula dengan unggahan seorang pemain tim nasional (timnas) sepak bola Israel.

Salah satunya sempat bikin heboh karena menunjukkan momen mengejutkan para pemain timnas Israel yang terpaksa bersembunyi di selokan. Melansir dari bild.de, pada Senin, 13 November 2023 timnas Israel dikejutkan dengan adanya dentuman suara roket atau rudal di atasnya.

Saat itu mereka terlihat sedang berada di dalam bus untuk menuju bandara. Hal itu terlihat dari video singkat yang dibagikan melalui akun Twitter (X) @ISRAELFA memperlihatkan para pemain Timnas Israel berhamburan sampai berlari dari dalam bus ke luar menuju tempat persembunyian yang dianggap aman. Mereka terlihat berlari melintasi jalan menuju selokan di jalan raya tersebut.

Dalam video yang dibagikan pada 10 November tersebut, mereka terlihat melompati penghalang jalan agar bisa segera sampai di selokan besr di samping tembok. Segerombolan para pemain timnas terlihat panik dan ketakutan jika rudal tersebut mengenai bus yang mereka tumpangi.

Mereka berusaha berlindung dari risiko terkena rudal yang menghujani Tel Aviv dari Gaza. Momen tersebut berhasil diabadikan saat timnas Israel hendak berangkat ke bandara untuk terbang ke Kosovo. Para pemain timnas Israel berhasil tiba di Kosovo pada Sabtu, 11 November 2023 dengan selamat dan berkat pengawalan ketat.

Portal olahraga Israel "One" mengutip seorang pemain yang tidak disebutkan namanya: "Itu gila! Kami berada di jalan raya, kami terpaksa berlari ke pinggir jalan, duduk di selokan selama beberapa menit dan melihat tembakan di atas kepala kami."

Pemain itu mengatakan timnya akhirnya naik pesawat dan lepas landas ke arah Pristina. Di sana, Israel akan menghadapi tuan rumah Kosovo pada Minggu, 12 November 2023 waktu setempat dalam babak kualifikasi Euro 2024.

 

 

2 dari 4 halaman

Timnas Israel Disoraki di Kosovo

 

Pertandingan tersebut dianggap sebagai berisiko tinggi karena timnas Israel harus dikawal sepanjang waktu. Unggahan video tersebut lantas viral dan mendapatkan banyak komentar bernada sinis dari warganet termasuk dari Indonesia.

"Ngapain ngumpet? Takut mati ka?," tanya seorang warganet.

"Bang lu diketawain ama anak2 gaza bang, minimal malu," komentar seorang warganet.

"Ko jadi ngakak ya, mereka takut mati ? Padahal mereka yg sudah bikin banyak orng Gaza pd mati," ujar warganet lainnya.

"Segitunyaa mau caper sama penduduk di seluruh dunia," tulis warganet lainnya.

"Kalian tidak diterima, dan jangan menganggap dirimu sebagai orang Eropa,” timpal warganet lainnya.

Dilansir dari CNN, Selasa, 14 Nove,ber 2023, Israel akhirnya kalah 1-0 dari Kosovo. Saat lagu kebangsaan Israel dinyanyikan sebelum laga, para penonton yang sebagian besar pendukung Kosovo menyoraki para pemain timnas Israel. Kejadian itu sedang diselidiki oleh pihak persatuan sepak bola Eropa, UEFA.

Timnas Israel selanjutnya akan menghadapi Swiss dan pertandingan akan digelar di Hungaria pada hari ini, Rabu (15/11/2023) waktu setempat. Israel harus memenangkan laga tersebut kalau ingin menjaga peluang mereka untuk lolos ke Euro 2024 yang akan digelar di Jerman.

 

3 dari 4 halaman

WHO Desak Hentikan Serangan Terhadap Rumah Sakit

 

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan perlunya tindakan internasional yang mendesak untuk mengakhiri serangan yang sedang berlangsung terhadap rumah sakit di Gaza oleh Israel.

WHO serta direktur regional UNFPA dan UNICEF miris dengan laporan terbaru mengenai serangan terhadap beberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Anak Al-Rantissi Naser, Rumah Sakit Al-Quds, dan rumah sakit lainnya di Gaza.

Berbagai serangan di sekitar rumah sakit menewaskan banyak orang, termasuk anak-anak. Serangan yang intens di sekitar beberapa rumah sakit di Gaza utara juga menghalangi akses bagi staf kesehatan untuk menolong korban luka dan pasien lainnya.

Di sisi lain, bayi prematur dan bayi baru lahir yang menggunakan alat bantu seperti inkubator dilaporkan meninggal dunia. Penyebabnya tak lain karena pemadaman listrik, kurangnya oksigen, dan air di Rumah Sakit Al-Shifa.

Sementara, bayi lainnya sedang berada dalam risiko kematian serupa. Staf di sejumlah rumah sakit melaporkan kekurangan bahan bakar, air dan pasokan medis dasar, sehingga membahayakan nyawa semua pasien.

4 dari 4 halaman

Separuh Rumah Sakit di Gaza Ditutup

 

Selama 36 hari terakhir, WHO mencatat setidaknya ada 137 serangan terhadap layanan kesehatan di Gaza. Ini mengakibatkan 521 kematian dan 686 cedera, termasuk 16 kematian dan 38 cedera pada petugas kesehatan yang bertugas.

Serangan terhadap fasilitas medis dan warga sipil tidak dapat diterima. Ini merupakan pelanggaran terhadap Hukum serta Konvensi Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia Internasional.

"Hal tersebut tidak dapat dimaafkan. Hak untuk mencari bantuan medis, terutama pada saat krisis, tidak boleh diabaikan," mengutip keterangan resmi WHO, Senin, 13 November 2023, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Kini, lebih dari separuh rumah sakit di Jalur Gaza ditutup. Mereka yang masih berfungsi berada di bawah tekanan besar dan hanya dapat memberikan layanan darurat yang sangat terbatas. Yakni operasi penyelamatan nyawa dan layanan perawatan intensif.Kekurangan air, makanan, dan bahan bakar juga mengancam kesejahteraan ribuan pengungsi, termasuk perempuan dan anak-anak yang berlindung di rumah sakit dan lingkungan sekitarnya.

WHO juga menyampaikan, kini dunia tidak bisa tinggal diam. Rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, berubah menjadi tempat kematian, kehancuran, dan keputusasaan.