Liputan6.com, Jakarta - Emy Moore, yang dikenal dengan akun @emymoore3 di TikTok, mengungkapkan pengalaman mengerikannya dilarikan ke rumah sakit karena keracunan karbon monoksida. Hal itu dipicu tindakannya yang menyalakan lima lilin aromaterapi sekaligus.Â
"Saya tidak akan pernah membeli lilin beraroma lagi, karena saya mengalami trauma," ujar Moore, dilansir dari NY Post, Kamis, 16 November 2023.
Pembuat konten asal Pesisir Barat Amerika Serikat ini membagikan kisahnya dalam sebuah video TikTok berdurasi 3 menit, yang telah disaksikan lebih dari 800 ribuan penonton per minggu ini.
Advertisement
Moore menjelaskan, "Saya menyalakan lima lilin, dan lilin-lilin tersebut terus menyala selama lebih dari 10 jam di kamar saya dengan pintu tertutup sepanjang hari. Saya kemudian meniupnya dan pergi tidur malam itu dengan pintu tetap tertutup," demikian ungkapnya kepada The Post.
Dia menggambarkan sensasi aneh saat mencoba menutup mata. Ia menceritakan dalam video itu, "Saya merasa tubuh saya terjatuh, seperti tubuh saya terpisah, seperti ada dua diri saya." Perasaan tersebut, yang digambarkannya sebagai "perasaan yang gila," membuatnya merasa seperti mengalami pengalaman yang tidak wajar.
Perlahan, dia mulai "kehilangan kesadaran" dan merasakan hadirnya suara-suara di sekitarnya. Dalam upaya untuk menjelaskan pengalamannya, Moore membuat perbandingan dengan merokok ganja, menyebutnya sebagai "mengisap zaza, tapi ini lebih buruk."
"Saya mendengar suara-suara, seperti ada yang tidak beres, dan saya bangun. Dada saya terasa lemas, dan detak jantung saya perlahan melemah," tambahnya.
Lidah Kaku sampai Dehidrasi
Moore menyadari bahwa situasinya semakin serius, dan dia merasa perlu melibatkan orangtuanya. "Saya membangunkan orang tua saya dan berkata, 'Saya harus pergi ke rumah sakit, ada yang tidak beres'," ucapnya.
Sebagai seseorang penyintas kecemasan di masa lalu, Moore menyadari bahwa perasaan yang dia alami kali ini benar-benar berbeda. Dia menceritakan bagaimana mulai kehilangan ingatannya dan merasa "lupa bagaimana berbicara," karena lidahnya menjadi kaku dan mati rasa.
Selain itu, Moore menjelaskan bahwa dia juga mengalami gejala lain, termasuk "dehidrasi, kebingungan, pandangan kabur, sesak napas, nyeri dada, pusing, dan sakit kepala." Semua gejala ini menciptakan situasi yang semakin memburuk.
Ketika akhirnya Moore tiba di rumah sakit, dia mendapati bahwa tekanan darahnya sangat tinggi. Dalam proses pemeriksaan medis, dia memberitahu petugas kesehatan seberapa lama dia menyalakan lilin. Mereka dengan cepat menyadari sumber masalahnya, dengan berkata, "'Oh ya, Anda pasti terkena keracunan karbon monoksida.'"
Moore menyatakan bahwa dia terhubung ke mesin oksigen selama beberapa jam hingga gejalanya mereda. "Sekarang, saya dalam keadaan baik," ungkapnya. "Hanya perlu mencari udara segar."
Advertisement
Hubungan Lilin dengan Emisi Senyawa Organik
Dia bersyukur kepada Tuhan bahwa situasinya tidak menjadi lebih buruk daripada ini. Moore pun menasihati para pengikutnya untuk memprioritaskan dan jangan menganggap remeh kesehatan.
"Jaga diri Anda dengan baik. Saya berjanji akan lebih berhati-hati," katanya.
Banyak pengguna TikTok menunjukkan keprihatinan mereka terhadap Moore dan merasa sulit percaya bahwa dia membakar lima lilin sekaligus. "Aku senang kamu baik-baik saja, tapi lima lilin sekaligus?" tanya salah satu penonton di kolom komentar. "Ya ampun, satu lilin bahkan sudah sangat kuat, kamu menyalakan lima?" Tulis akun lainnya.
Moore memberikan klarifikasi kepada The Post, "Saya hanya suka menciptakan suasana yang nyaman dan ingin mengatur atmosfer. Tapi saya tidak berniat membiarkannya menyala begitu lama."
Dr. Svetlana Stevanovic, seorang peneliti Australia dan profesor di Deakin University, telah memperingatkan mengenai risiko mencemari rumah dengan bahan kimia beracun akibat pembakaran lilin beraromaterapi. "Lilin dan aroma apa pun yang dikeluarkan berhubungan dengan emisi senyawa organik yang mudah menguap dan juga partikel kecil yang tertinggal di udara," jelas Stevanovic kepada 7News.Â
Dia menambahkan bahwa proses pembakaran tersebut melepaskan "partikulat" yang langsung menempel ke paru-paru kita. "Telah diketahui bahwa hal tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan," ucapnya.
Bagaimana dengan Pasien Asma?
Lilin aromaterapi kerap digunakan untuk membuat ruangan menjadi lebih wangi. Lalu, disebut-sebut bisa membuat suasana menjadi lebih tenang dan meredam stres.
Namun, tidak semua orang menyukai wewangian termasuk yang berasal dari lilin aromaterapi. Sebuah survei menemukan bahwa orang yang sensitif terhadap wewangian dapat mengalami sakit kepala, sesak napas, dan batuk akibat paparan lilin aromaterapi, mengutip kanal Health Liputan6.com pada 16 Oktober 2023.
Saat lilin aromaterapi menyala, lilin melepaskan bahan kimia tertentu ke lingkungan. "Emisi lilin aromaterapi dapat terjadi karena pembakaran lilin alami serta pembakaran bahan pewangi yang ada di dalam lilin. Dan mungkin termasuk benzena, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH)," kata dokter ahli toksikologi medis yang berbasis di Washington DC, Kelly Johnson-Arbor, MD.
Benzena, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) adalah senyawa kimia yang dikaitkan dengan kanker. Kandungan senyawa ini lah menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan lilin aromaterapi.
"Konsentrasi puncak karbon monoksida dan nitrogen dioksida terjadi dalam beberapa jam setelah menyalakan lilin, sementara kadar formaldehida di udara dapat meningkat berjam-jam setelah lilin dinyalakan," kata Johnson-Arbor.
"Jika Anda menderita asma atau berisiko terkena penyakit jantung atau paru-paru, Anda mungkin tidak ingin membakar lilin wangi terlalu lama, katanya. Namun kebanyakan orang tidak perlu terlalu khawatir dengan paparan lilin aromaterapi," tambahnya.
Secara umum, emisi ini terjadi dalam jumlah kecil yang tidak melebihi pedoman kualitas udara dalam ruangan yang ditetapkan. Kecil kemungkinannya menimbulkan efek berbahaya bagi kebanyakan orang.
Advertisement