Sukses

Jakarta International Coffee Conference 2023, Perkuat Ekosistem Industri Kopi Indonesia Menuju Pasar Global

Selain memperkuat struktur industri kopi di Indonesia, Jakarta International Coffee Conference 2023 juga dinilai berpotensi meningkatkan keberlanjutan pertanian kopi.

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja sama dengan Indonesia Gastronomy Network (IGN), Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta International Coffee Conference (JICC) 2023 di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Acara ini terjadwal selama tiga hari: 17--19 November 2023.

Rangkaian acaranya termasuk konferensi seputar industri kopi, ekshibisi merek kopi terkemuka, ICC League Jakarta-Indonesia Barista Championship, pameran kopi, dan pertunjukan musik Soundspresso. Gelarannya bermaksud memperkuat ekosistem industri kopi Indonesia agar siap bersaing dan bekerja sama dengan pelaku industri kopi dari seluruh dunia.

Mendukung JICC 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut bahwa citra kopi Indonesia berpotensi menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru pada 2024.

"Sebagai negara yang masuk lima besar pengekspor kopi di dunia, Indonesia harus meningkatkan kualitas maupun keberlanjutan budidaya kopi dengan target meningkatkan (nilai) ekspor di atas 27 miliar dolar AS dan menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru di tahun 2024," ungkap Sandi dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 18 November 2023.

Di pembukaan acara, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata, menyampaikan bahwa JICC 2023 merupakan wujud sinergi pemerintah dengan industri kopi lokal.

"Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia memotivasi pemerintah memberi dukungan lebih pada pelaku industri kopi agar tidak hanya sukses di tingkat nasional, tapi juga mampu bersaing di panggung internasional," ucap Andhika.

2 dari 4 halaman

Dampak Keberlanjutan Industri Kopi

Lebih lanjut, pendiri dan Ketua Indonesia Gastronomy Network, Vita Datau, menjelaskan bahwa JICC memberi pengetahuan tentang dampak keberlanjutan industri kopi terhadap kesejahteraan petani kopi dan kualitas biji kopi.

"Ini (JICC) jadi platform bagi pelaku bisnis dan konsumen untuk mendapat wawasan tentang kopi," sebut dia. "Jakarta International Coffee Conference jadi salah satu cara meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang peran penting industri kopi dalam perekonomian negara kita."

Salah satu aspeknya, sambung Vita, adalah upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi, yang menurutnya, merupakan tanggung jawab bukan hanya dari industri, tapi juga publik.

"Karena itu, JICC dianggap sebagai sarana edukasi untuk memahami sejauh mana kontribusi industri kopi dalam membangun komunitas dan sebagai wadah bagi para pemangku kepentingan bekerja sama dalam mengembangkan industri ini lebih lanjut," terangnya.

Ketua Pelaksana Jakarta International Coffee Conference dan pendiri Pasar Kopi Cipete dan Jakarta Coffee Experience, Ahmad Romero Comacho, menambahkan bahwa industri kopi Indonesia erat kaitannya dengan sektor industri kreatif lain.

3 dari 4 halaman

Rantai Produksi Industri Kopi

Popo, sapaan akrabnya, berkata, "Kopi Indonesia mengandung unsur budaya yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari ekonomi kreatif, kopi memiliki properti intelektual yang mencakup berbagai sub-sektor, seperti film, musik, dan lainnya."

"Dengan demikian, kita ingin menunjukkan pada dunia bahwa menikmati kopi bukan hanya tentang minuman itu sendiri," imbuhnya.

JICC juga memberi panduan dalam meningkatkan kesadaran mengenai teori dan tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk memahami seluruh rantai produksi industri kopi. Coffee Talks sebagai awal pembahasan melibatkan berbagai tahap, mulai dari budidaya biji kopi, proses ekspor dan impor, manajemen kafe dan barista, hingga meraih ekosistem kopi yang berkelanjutan.

Selain Indonesia, acara ini juga melibatkan berbagai negara, seperti Jerman, Vietnam, dan Kazakhstan, yang masing-masing menyajikan beberapa sesi acara, seperti Konferensi Komunitas Barista hingga Konferensi Keberlanjutan.

Lebih dari 35 tokoh penting dalam industri kopi juga berpartisipasi, termasuk David R. (Rozali Coffee Berlin), Aigerim (Spectre Coffee Kazakhstan), Mirza Luqman (Starbucks Indonesia), Hue Tran (Vietnam), Astrella Siahaya (CEO Tuku), Robert Wanasida (co-founder Kopi Nako), Borie (founder Jakarta Coffee House), Budi Kurniawan (sutradara Aroma of Heaven), dan Heru Prama Yuda (The World Bank).

4 dari 4 halaman

Lintas Bidang, Lintas Negara

Rinaldi Nurpratama juga ikut menyambut hangat ajang JICC 2023. Influencer sekaligus pengusaha itu menyebut, acara ini sangat menarik karena scene perkopian tidak hanya berkumpul dengan sesama penggiat kopi di Tanah air, namun juga dari mancanegara, plus para pembicara yang variatif.

"Lintas bidang, lintas negara.. Semoga bisa lebih menstimulasi perkopian Indonesia agar lebih maju lagi," ungkapnya, lapor kanal ShowBiz Liputan6.com pada 7 November 2023.

Rinaldi menyampaikan catatan soal empat hal yang mesti diperbaiki dalam dunia kopi Indonesia. Pertama, pendidikan dan pelatihan yang meliputi banyak aspek. Kedua, infrastruktur, mulai dari jalan, listrik, sampai sistem irigasi dinilai akan memperbaiki aksesibilitas ke daerah-daerah pertanian kopi.

Ketiga, sertifikasi dan pelabelan. Terakhir, kerja sama antarpihak untuk membangun kemitraan yang kuat antara petani, pengolah, pengecer, hingga pemerintah.

Pecinta kopi, pelaku industri kopi, pendukung industri kreatif, serta para pengunjung yang ingin meramaikan JICC 2023 dapat menghadiri acara tersebut dengan mendaftar melalui situs web https://jiccindonesia.com/ secara gratis.