Sukses

Pengalaman Mahasiswa Indonesia Beli Makanan Sisa di Jerman, Cara Berhemat Sekaligus Kurangi Sampah Makanan

Tinggal di negeri orang bagi warga negara Indonesia atau diaspora tidaklah mudah. Selain harus beradaptasi dengan bahasa, mereka juga perlu menyamakan standar hidup, bahkan pengeluaran dengan negara setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Tinggal di negeri orang bagi warga negara Indonesia atau diaspora Indonesia tidaklah mudah. Selain harus beradaptasi dengan bahasa, mereka juga perlu menyamakan standar hidup, bahkan pengeluaran harian di negara setempat.

Terlebih di negara-negara Eropa yang memiliki kurs mata uang Euro, harga bahan makanan tentu berkali lipat dengan yang ada di Indonesia. Namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa ada banyak jalan menuju Roma, berbagai cara bisa dilakukan untuk tetap bertahan hidup di negeri orang.

Salah satunya dilakukan oleh Matthew, seorang mahasiswa Indonesia yang kini bermukim di Jerman. Ia berbagi pengalaman tentang membeli makanan "sisa" melalui sebuah aplikasi.

"Beli makanan sisa di Jerman? Di Jerman ada aplikasi namanya TooGoodToGo, di mana kalian bisa beli makanan "sisaan"," ungkap Matthew di awal video yang ia unggah di akun TikTok @alexandrmatthew_ pada Senin, 20 November 2023.

Menurutnya, hal itu bisa dilakukan untuk mendapatkan harga makanan yang jauh lebih murah. Namun, makanan sisa yang dimaksud bukan makanan sisa bekas orang lain, melainkan makanan yang tidak habis terjual di sebuah restoran maupun hotel sehingga harganya jadi lebih murah.

Di dalam aplikasi tersebut, menurut Matthew terdapat banyak pilihan gerai makanan seperti toko roti, restoran, bahkan ada Starbucks. Namun kali itu ia membeli "makanan sisa" dari Hotel Mercure. 

"Proses pengambilannya juga gampang banget, jadi aku tinggal nunjukin konfirmasi dari aplikasinya," ungkap Matthew membagikan pengalamannya. 

2 dari 4 halaman

Seharusnya Bisa Diterapkan di Indonesia

Begitu sampai di Hotel Mercure, ia pun langsung bertanya ke petugas di tempat pengambilan. "Selamat siang, apakah itu tas surprise TooGoodToGo?" katanya dalam bahasa Jerman.

Lebih jauh Matthew mengatakan bahwa tiap membeli makanan sisa di TooGoodToGo, ia selalu mendapat kejutan apa saja isi di dalamnya. Disebut sebagai tas surprise karena orang tidak tahu akan mendapat makanan apa. 

Di video selanjutnya, laki-laki berkaus hijau itu langsung membuka kotak makanan yang tadi didapatnya. Di dalamnya terdapat sayur dengan roti croissant, daging ham dan perkedel daging dan juga sosis.

"Biasanya breakfast buffet di hotel (all you can eat) kan harganya mahal banget ya. Tapi ini aku beli cuma seharga Rp50.000," ungkapnya. 

Untuk porsi sebanyak itu, menurutnya harga tersebut termasuk murah di Jerman. Sayangnya memang saat membeli lewat aplikasi tersebut juga ada kuota dan berebut dengan orang lain sehingga perlu cepat.

"Kalau menurutku sistem ini bagus banget sih untuk diterapin di Indonesia. Soalnya bisa ngurangin sampah makanan, kalau menurut kalian gimana?" tanyanya sebagai penutup video. 

3 dari 4 halaman

Warganet Tanggapi dengan Aplikasi Serupa di Indonesia

Video yang mendapat 75,6 ribu tanda suka itu pun menuai banyak respons dari warganet. Ternyata aplikasi serupa sudah ada di Indonesia. 

"Di Indonesia ada juga kok nama aplikasinya Surplus. Cuma pilihan tempat makanannya dikit banget," ungkap seorang warganet.

"Udah ada kok di Indo namanya Surplus, aku udah pake dan emang lumayan diskonnya bisa 50 persen," sambung warganet lainnya.

"Banyak yang bilang di Jakarta ada Surplus namanya akhirnya nyoba download. Tapi pas dibuka banyak cafe yang aji mumpung, jual kopi susu harga normal Rp100 ribu abis itu didiskon jadi Rp25 ribu," yang lain menimpali. 

"Halal nggak sih?" tanya warganet.

"Harusnya hotel di Indo gini, aku tuh nyesek tau kalo ngebuang makanan sisa waktu kerja di hotel," tulis yang lain. 

"Cuma terjamin nggak kualitasnya kalo diterapkan di Indo?" tanya yang lain.

"Di Jakarta ada Surplus, tapi di saerah saya harganya dinaikin semua, sama kaya GoFood," ungkap warganet lainnya. 

4 dari 4 halaman

Kampanye Pengurangan Sampah Makanan

Mengutip dari kanal Global Liputan6.com, Senin, 21 November 2023, masalah sampah tengah disorot sekelompok advokat pemuda inspiratif dari Asia Tenggara. Mereka memelopori kampanye regional pengurangan sampah, sebuah inisiatif yang terwujud dari 'EU-ASEAN Youth Exchange on Sustainable Urban Development' (Pertukaran Pemuda UE-ASEAN tentang Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan) di Bangkok pada 31 Maret dan 1 April 2023.

Dari pernyataan tertulis EU Delegation to ASEAN (Delegasi Uni Eropa/UE untuk ASEAN) yang dilansir Rabu 2 Agustus 2023, delegasi pemuda dari kampanye regional yang didanai Uni Eropa tersebut memiliki visi untuk mengurangi sampah di Asia Tenggara. Mereka menyoroti masalah pengelolaan sampah di wilayah tersebut dan memperkuat kisah nyata para aktivis muda yang membuat dampak dengan cara inovatif untuk mengatasi masalah.

Misinya juga ingin meningkatkan mata pencaharian kota serta komunitas mereka sendiri. Dengan praktik terbaik dari jaringan penggerak dan penggerak muda yang semakin luas, para advokat muda berpartisipasi di ASEAN Mayors Forum (AMF) atau Forum Wali Kota ASEAN untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan para pemimpin lokal.

Nantinya, kunci dari diskusi terkait masalah sampah dan solusi dengan Gubernur dan Wali Kota di AMF akan dimasukkan para pemuda ke dalam laporan yang telah dirilis pada Agustus. Tujuannya untuk mengusulkan rekomendasi konkret yang dapat menskalakan dan mereplikasi keberhasilan prakarsa yang dipimpin kaum muda di bawah kampanye.

Data yang dikumpulkan untuk laporan tersebut akan digunakan untuk menghasilkan buklet yang akan dibagikan kepada siswa SMA, untuk meningkatkan kesadaran tentang sampah makanan dan plastik serta memberikan tips penting untuk menguranginya.

Video Terkini