Sukses

Harga Properti di Kanada Melonjak, Muncul Tawaran Sewa Tempat Tidur Bersama Senilai Rp13 Juta per Bulan

Harga sewa properti yang melonjak naik membuat warga Kanada menyiasatinya dengan menawarkan ke penyewa lain untuk berbagi kamar tidur, bahkan secara khusus menyebut berbagi tempat tidur. Namun, harga yang ditawarkan terbilang masih mahal yaitu sekitar Rp13 jutaan per bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga sewa rumah yang meroket dan kondisi yang tidak realistis di kota-kota metropolitan mencerminkan meningkatnya inflasi sektor real estat. Di Kanada, inflasi perumahan naik ke level baru sehingga membuat harga sewa kamar tidur saja membuat orang tercengang.

Mengutip laman NY Post, Selasa, 21 November 2023, di Toronto, Kanada, seorang warga mengiklankan sedang mencari teman sekamar untuk berbagi biaya sewa kamar tidur dengan harga 900 dolar AS atau setara Rp13,9 juta per bulan. Mereka nantinya akan berbagi tempat tidur yang hanya ada satu di kamar tersebut.

Pihak penyewa juga meminta pembayaran di muka sebesar 1.900 dolar AS atau setara Rp29,4 juta. Jumlah tersebut termasuk biaya sewa bulan pertama dan kedua, ditambah biaya tambahan sebesar 100 dolar AS untuk kunci. Harga yang tampak tak masuk akal ini menarik perhatian makelar properti Toronto, Anya Ettinger yang mengecam iklan tersebut di TikTok, dengan videonya telah ditonton lebih dari 600 ribu kali.

Ettinger menyatakan ketidakpercayaannya, dengan menyatakan bahwa terlepas dari pengalamannya yang luas di industri ini, penawaran seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menunjukkan contoh sebelumnya di Oakville, yakni sebuah ranjang susun di foyer rumah ditawarkan dengan harga 650 dolar AS atau sekitar Rp10 juta per bulan.

Namun, kegilaan ini tidak hanya terjadi di Oakville. Meskipun laporan situs Rentals.ca baru-baru ini mengisyaratkan bahwa pasar sewa di Toronto sedang melambat, harga sewa rata-rata masih berkisar di angka 2.908 dolar AS atau sekitar Rp45 juta per bulan. 

 

2 dari 4 halaman

Kontrak Sewa Tak Jelas

Kota ini tetap menjadi salah satu kota termahal untuk ditinggali di Kanada. Inilah alasan utama mengapa lebih banyak orang memilih tinggal bersama teman sekamar di Toronto untuk menghemat biaya.

Jadi, apakah menyewa tempat tidur menjadi norma baru di Toronto dan akankah ide ini menyebar ke New York City yang harga sewa mencapai titik tertinggi sepanjang masa? Tetapi yang lebih penting lagi, apakah ini legal?

Pakar hukum Cassandra Fafalios menyoroti keruhnya legalitas pengaturan semacam itu. Ia merujuk pada Undang-Undang Sewa Hunian yang berlaku untuk tuan tanah dan penyewa secara khusus. 

Dengan demikian, individu penyewa dalam pengaturan seperti itu seringkali tidak memiliki kontrak formal. Mereka jelas tak memiliki ketetapan hukum atau tanpa hak atau perlindungan.

Kurangnya definisi yang jelas untuk "penghuni" atau "teman sekamar" dalam Undang-Undang Sewa Hunian semakin memperumit masalah. Tanpa ikatan kontrak dengan pemilik, orang-orang ini tidak memiliki jalan lain dengan Dewan Pemilik dan Penyewa, serta tidak memiliki bentuk perlindungan hukum apapun.

Fafalios menekankan sifat genting dari perjanjian-perjanjian ini, terutama jika terjadi di bawah tangan, membuat penyewa rentan tanpa persyaratan pemberitahuan atau jalan lain saat digusur.

3 dari 4 halaman

Risiko bagi Penyewa

Selain itu, Douglas Kwan, direktur layanan advokasi dan hukum di Pusat Advokasi untuk Penyewa Ontario, menyoroti potensi risiko kesehatan dan keselamatan bagi mereka yang memilih untuk tinggal dalam situasi yang menyulitkan. Dia menggarisbawahi pentingnya uji tuntas ketika mempertimbangkan pengaturan semacam itu, membandingkannya dengan wawancara kerja.

"Saya akan sangat prihatin dengan kesehatan dan keselamatan siapa pun yang memutuskan bahwa ini adalah pilihan terakhir mereka untuk mencari tempat tinggal di Toronto," kata Kwan.

Sementara di New York City, sepertiga dari penduduk New York menyisihkan lebih dari separuh pendapatan mereka untuk membayar sewa. Data yang mengejutkan tersebut berasal dari laporan terbaru dari organisasi nirlaba Community Service Society of New York.

Mereka menemukan bahwa 55 persen rumah tangga, atau hampir 1,2 juta rumah tangga, di Big Apple "terbebani biaya sewa" pada tahun 2021. Hal ini berarti penyewa menghabiskan setidaknya 30 persen dari pendapatan mereka untuk sewa.

4 dari 4 halaman

Hati-Hati Tertipu Sewa dan Jual Beli Rumah

Penting bagi masyarakat mengetahui tips jual beli atau sewa menyewa rumah sebelum melakukan akad untuk menghindari kemungkinan terjadinya masalah di kemudian hari. Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa, 21 November 2023, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya memberikan tips agar pembeli atau penyewa tidak merasa tertipu atau dirugikan terkait kelistrikan.

Pertama-tama, sebelum melakukan akad jual-beli atau sewa-menyewa, pastikan tidak ada tunggakan rekening listrik. Untuk penyewa atau pembeli rumah second, harus meminta bukti pembayaran tagihan listrik periode terakhir.

Kedua, pastikan kWh meter dalam kondisi baik tidak ada indikasi kecurangan dalam pemakaian listrik. Cek apakah segel kWh meter masih terpasang, tidak ada sambungan listrik langsung dari tiang ke rumah ataupun lampu jalan di depan rumah karena semua sambungan listrik harus terukur melalui kWh meter, serta kWh meter tidak dipengaruhi untuk mengubah perhitungan.

Lasiran, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya menyampaikan agar masyarakat yang ingin menyewa atau membeli rumah menghubungi saluran komunikasi resmi PLN lewat PLN Mobile untuk bersama-sama mengecek kondisi kelistrikan di rumah itu.

"Kelistrikan dari PLN melekat pada persilnya atau bangunan dan tanahnya, jadi siapapun sekarang pemiliknya itulah yang berwenang dan bertanggungjawab terkait pembayaran listrik maupun jika ada temuan saat penertiban pemkaian listrik," ungkap Lasiran.

Video Terkini