Sukses

Dukung Palestina, Parlemen Maladewa Usulkan Larang Kedatangan Turis Israel

Dengan penduduknya yang 100 persen Muslim, Maldadewa mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Mereka berusaha melarang pemilik paspor Israel masuk ke Maladewa.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara menentang aksi genosida Israel terhadap warga Gaza, Palestina. Salah satunya adalah Maldives atau Maladewa yang termasuk negara tujuan wisata terpopuler di dunia. Dengan penduduknya yang 100 persen Muslim, Maladewa mendukung penuh kemerdekaan Palestina.

Anggota parlemen Maladewa bahkan turut mendorong adanya larangan turis Israel berkunjung ke negara mereka. Anggota Dewan Maldives dari Konsituen Nolhivaram, Mohamed Nasheed Abdulla belum lama ini mengajukan permohonan ke People's Majlis Maldives untuk mengubah Undang-Undang Imigrasi, agar bisa melarang pemilik paspor Israel masuk ke Maladewa.

Mengutip laporan media Al Mayadeen, Rabu (22/11/2023), Mohamed Nasheed Abdulla mengatakan, permohonan tersebut dilakukan untuk memberikan tekanan pada Israel yang sedang menjajah dan menyerbu Palestina secara brutal. Dia berharap kebijakan itu akan jadi sanksi yang kuat buat Israel yang melakukan genosida rakyat Palestina di Gaza dan sekitarnya.

Nasheed menambahkan, usulan tersebut sedang dibahas dan diharapkan akan diambil keputusan dalam waktu dekat. Pasalnya negara-negara lain yang tergabung dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga telah menerapkan larangan perjalanan karena alasan yang sama.

"Maladewa saat ini merupakan negara yang tergabung dalam OKI," ujar Nashedd, dilansir dari Al Maydeen, 20 November 2023. Selain itu, dalam akun X (Twitter) resmi miliknya, Nasheed membenarkan telah mengajukan permohonan revisi undang-undang imigrasi. Langkah tersebut langsung diapresiasi oleh para pengikutnya di Twitter. Mereka bahkan berharap agar permohonan itu bisa diproses secepatnya.

Sementara dilaporkan Atoll Times Kementerian Luar Negeri Israel memang sudah meminta agar masyarakat dan pemegang paspor Israel tidak datang ke Maladewa. Hal itu disarankan karena memang suasana yang sangat tidak mendukung akibat kondisi konflik yang terjadi antara Israel dan gerilyawan Hamas.

Mereka melaporkan setiap tahunnya ada sekitar 15 ribu turis dari Israel yang datang ke Maladewa. Padahal Israel termasuk negara yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Maladewa.

 

2 dari 4 halaman

Maladewa Tak Punya Hubungan Diplomatik dengan Israel

Padahal Israel termasuk negara yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Maladewa. Namun para wisatawan dari negara tersebut bisa tetap berkunjung karena Maladewa memberikan keistimewaan visa on arrival bagi setiap turis asing yang masuk ke wilayah mereka. Selain itu, seperti beberapa negara mayoritas muslim lainnya, Maladewa juga memboikot produk-produk dari Israel termasuk yang mendukung Israel.

Maladewa merupakan satu-satunya negara di dunia yang mendeklarasikan penduduknya 100 persen muslim. Bahkan hal ini tak dilakukan negara-negara di Timur Tengah yang juga negara Islam. Karena itu, Maladewa menerapkan hukum Islam dan ada beberapa aturan yang tak biasa di Maladewa.

Lazimnya negara tujuan wisata, biasanya aturan agak longgar namun tidak di Maladewa. Negara dengan ibu kota Male ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Mereka melarang peredaran alkohol secara ketat.

Minuman beralkohol cuma bisa dijumpai di hotel, restoran, maupun bar tertentu. Selain itu ada pula pelarangan untuk memakai bikini dii tempat umum bagi warga lokal, begitu juga dengan wisatawan perempuan mancanegara. Kostum renang yang diperbolehkan celana pendek dan kaus.

3 dari 4 halaman

Bandara Maladewa Ditutup Saat Salat Jumat

Bikini hanya diperbolehkan di tempat-tempat milik pribadi, seperti pantai khusus atau di hotel. Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, ketika tiba waktu salat Jumat, hampir semua kegiatan terhenti lantaran memang seluruh penduduknya merupakan Muslim.

Tak ada satu pun fasilitas umum yang buka di Maladewa. Bahkan, bandara juga ditutup untuk sementara karena salat Jumat. Hampir di tiap sudut kota bisa Anda jumpai masjid, sehingga untuk penganut Islam tentu Maladewa sangatlah ramah Muslim.

Populasi Maladewa hampir seluruhnya milik kelompok etnis Maladewa yang merupakan hasil dari berbagai bangsa yang menetap di sana secara berturut-turut sepanjang sejarah negara tersebut. Para pemukim pertama, diyakini secara umum, adalah orang-orang Tamil dan Sinhala dari India selatan dan Sri Lanka.

Bahasa resmi Maladewa adalah bahasa Indo-Eropa yang disebut Dhivehi atau Maladewa dalam Bahasa Arab, Hindi, dan Inggris juga digunakan. Diketahui dengan wilayah perairannya yang hampir 99 persen maka daratan di Maladewa sangatlah sedikit.

 

4 dari 4 halaman

Maladewa akan Bangun Pulau yang Tahan Terhadap Abrasi

Selain itu Maladewa adalah negara terendah dan paling rata di dunia sehingga dikhawatirkan akan tenggelam akibat pengaruh perubahan iklim. Pemerintah Maladewa pun membuat Thilafushi sebagai pulau buatan hasil reklamasi yang dijadikan sebagai pusat pembuangan sampah. Rencananya Maladewa juga akan membangun kawasan pulau yang tahan terhadap abrasi.

Maladewa bukan hanya negara terkecil di Asia, tapi juga negara Muslim terkecil di dunia. Tentunya hal ini menarik dan untuk orang Indonesia, Maladewa memberikan visa kedatangan turis selama 30 hari secara gratis.

Dengan begitu, wisatawan Indonesia tidak harus repot mengurus visa dan bisa lebih mudah mengatur waktu kunjungan. Hanya dengan bermodal paspor, berpergian ke Maladewa sudah bisa menikmati keindahan pantai maupun lokasi wisata lain selama sebulan penuh.

Sejumlah sumber perjalanan menganjurkan waktu terbaik untuk menyambangi negara kepulauan itu saat musim panas, yaitu antara November hingga April, atau disarankan juga di September, sebelum masuk high season wisatawan. Di waktu-waktu tersebut, selain disinari matahari, angin yang berhembus disebut juga membuat betah.

Â