Liputan6.com, Jakarta - Gunung Welirang adalah sebuah gunung berapi aktif yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Welirang memiliki ketinggian 3.156 mdpl.
Gunung ini secara administratif berlokasi di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Gunung Welirang berada dalam pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo.
Baca Juga
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Senin (27/11/2023), Gunung Welirang terletak hanya 50 kilometer di selatan kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya. Puncak Gunung Welirang terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak Gunung Arjuno, sehingga area ini sering disebut juga dengan Arjuno-Welirang.
Advertisement
Kompleks Arjuno-Welirang sendiri berada di dua gunung berapi yang lebih tua, Gunung Ringgit di timur dan Gunung Lincing di selatan. Area fumarol dengan cadangan belerang ditemukan di sejumlah lokasi pegunungan ini. Namun tak hanya Arjuno saja, Welirang juga bersebelahan dengan Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.
Masih banyak hal mengenai Gunung Welirang selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Welirang yang dirangkum Liputan6.com pada Senin (27/11/2023).
1. Asal-usul Nama Welirang
Puncak Welirang bagian bawah masih aktif dan masih ditambang oleh pengumpul belerang warga setempat. Mengenai penamaan gunung ini, welirang atau walirang adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti belerang dalam bahasa Indonesia. Banyak pengunjung menjadikan bebatuan yang menyatu dengan belerang kuning ini menjadi latar foto menarik saat pendakian.Â
2. Jalur Pendakian
Kawsan Gunung Welirang sangat luas sehingga berkemah selama satu atau dua malam sangatlah diperlukan. Jika waktu tidak menjadi masalah, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengunjungi kedua puncak utama saat fajar, yaitu dua malam di pegunungan.
Namun pendaki yang tangguh dapat menyelesaikan pendakian dalam dua hari yang sangat panjang dan berat. Terdapat beberapa jalur pendakian di Gunung Welirang. Pendakian lewat Tretes, Cangar, dan Pacet. Selain itu, ada juga jalur pendakian lewat Lawang, Karangploso, Sumberawan, dan Purwosari.Â
3. Tretes Jalur Favorit Pendaki
Jalur paling populer dan terdefinisi dengan baik dimulai dari resor pegunungan Tretes dengan ketinggian awal 812 mdpl ke timur laut pegunungan. Berhati-hatilah bahwa meskipun menavigasi rute ini relatif mudah, rute ini tidak terlalu nyaman bagi Anda, terutama saat menuruni dan merupakan pendakian yang cukup besar dengan peningkatan ketinggian lebih dari 2.400 mdpl. Jalur ini mengarah ke jalur batu lebar melalui hutan pinus yang jarang dan puncak terpencil yaitu Gunung Ringgit dengan tinggi sekitar 2.477 mdpl.
Advertisement
4. Melewati Kawah Tua
Dari jalur Tretes setelah melewati Taman Dewa, akan mulai terlihat Jalur menuju puncak Welirang berbelok sedikit ke kanan. Anda juga kan melewati kawah tua yang tidak aktif dan penuh dengan tumbuh-tumbuhan di sebelah kiri sebelum melintasi dataran tinggi berbatu di mana banyak pelajar pendaki setempat menulis pesan di petak pasir vulkanik datar menggunakan batu.
Akhirnya Anda mencapai puncak kawah yaitu Kawah Jero lengkap dengan fumarol belerang aktif. Dua puncak tertinggi menawarkan pemandangan Penanggungan yang luar biasa yaitu gunung ‘kecil’ yang terlihat begitu besar dari Tretes.
5. Pemandangan Gunung Lawu hingga Gunung Raung
Dan jika Anda beruntung, semua puncak dari Lawu di barat hingga Raung, bersembunyi di balik Argopuro di timur. Dalam kondisi cerah pada cahaya pertama, ini adalah salah satu sudut pandang terbaik di seluruh Jawa. Dibutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk kembali dari puncak Welirang ke Tretes bagi yang tidak melanjutkan ke Arjuno.
6. Jalur Terpanjang ke Welirang Lewati Hutan Pinus
Jika tidak kembali lewat jalan yang sama, ada jalur turun ke Lawang dan Purwosari di tenggara. Keduanya merupakan pendakian yang sangat panjang dan memakan waktu minimal 6 hingga 7 jam.
Tepat di bawah puncak sempit dengan tanda itu ada jalan setapak menuju ke timur (ke arah Semeru). Jalan ini mengarah ke bawah melalui hutan pinus ke sebuah pohon dengan tanda di atasnya (3.100m).
Dari sini belok kiri menuju Purwosari (yang akhirnya mengarah melalui beberapa monumen Hindu kuno yang mengesankan) atau belok kanan menuju Lawang. Jalur Lawang terkadang sedikit ditumbuhi tanaman, namun jika Anda tetap menjaga barisan pegunungan Semeru yang luas di depan Anda, maka akan sulit untuk benar-benar tersesat.
Ojek dapat dengan mudah dipesan setelah melalui pos 4, untuk perjalanan sejauh 4 km menuju jalan utama Surabaya-Malang di Lawang. Tetapi, jika Anda punya waktu, Anda sebenarnya bisa menginap di Wisata Agro Wonosari – tempat peristirahatan akhir pekan yang populer di perkebunan teh dengan beragam akomodasi yang tersedia.
Advertisement