Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Lumut di Kalimantan Timur, Surga Lumut Dunia dengan Kekayaan Biodiversiti Tinggi

Gunung Lumut masih bagian dari kawasan Pegunungan Schwaner dan Muller di jantung Kalimantan yang menyimpan keistimewaan tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Lumut adalah sebuah gunung yang terletak di Kalimantan Timur. Berada di Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara, Gunung Lumut masih bagian dari kawasan Pegunungan Schwaner dan Muller di jantung Kalimantan yang menyimpan keistimewaan tersendiri. 

Gunung yang memiliki luas sekitar 8.000 hektare ini memiliki puncak tertinggi sekitar 1.210 mdpl. Kawasan tersebut saat ini menjadi bagian dari kawasan Hutan Lindung Lampeong-Gunung Lumut dengan luas sekitar 28.000 hektare.

Mengutip dari Antara, Senin, 27 November 2023, informasi siapa saja yang pernah mencapai puncak tertinggi gunung tersebut masih simpang siur meski ada penduduk dari salah satu desa terdekat yang membenarkan soal keberadaan patok milik Belanda di puncak gunung.

Masih banyak hal mengenai Gunung Lumut selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Lumut yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin, 27 November 2023. 

1. Surga Lumut Dunia

Kawasan gunung ini dipenuhi berbagai jenis lumut yang beberapa di antaranya sangat langka. Lumut bukan hanya menutupi tanah dan bebatuan, tetapi juga dahan dan ranting pepohonan karena udara di sekitarnya sangat lembap dan basah.

Tak salah jika gunung ini dinamai dengan Gunung Lumut, lantaran mulai dari tanah, batu, hingga pepohonan, semuanya dilapisi lumut. Bahkan dahan serta ranting pohonnya pun tak lepas dari balutan lumut. Saking tebalnya lumut, ketika pendaki menginjak batu akan terasa empuk meski agak licin. 

Hamparan lumut sudah mulai terlihat pada ketinggian sekitar 900 mdpl, sesuai dengan iklimnya di sekitar gunung yang basah, lembap, serta memiliki suhu rendah. Hamparan lumut tebal baru terlihat pada ketinggian sekitar 1.140 mdpl.

2 dari 4 halaman

2. Puncaknya Sakral, Tak Dapat Didaki

Masih mengutip Antara, dalam ekspedisi bersama WWF Kalimantan Tengah untuk mengobservasi kawasan Gunung Lumut dan Desa Muara Mea pada akhir 2013, Kepala Adat Desa Muara Mea Mantung mengungkapkan bahwa puncak dari gunung ini disakralkan. Hal ini membuat masyarakat Dayak penganut Kaharingan percaya bahwa Gunung Lumut tidak dapat didaki sampai puncak. 

Namun di luar dari unsur mistis yang jadi kepercayaan masyarakat desa di sekitar gunung tersebut, medan menuju puncak-puncak Gunung Lumut memang tidaklah mudah. Biasanya masyarakat setempat mendaki sampai di puncak kelima dengan ketinggian sekitar 1.040 mdpl.

3. Masyarakat Memanfaatkan Lumutnya

Bentuk lumut di kawasan gunung ini sangat beragam. Ada lumut daun (Musci) yang bentuknya sporotil di atas, lalu ada juga lumut hati (Hepaticeae) yang bentuknya seperti hati.

Terdapat lumut yang menggantung halus dan panjang seperti meteor sehingga disebut Meteoridae, ada pula lumut Leucobryun, yakni lumut yang daunnya berwarna putih. Bahkan ada pula lumut Usnea yang menggantung seperti janggut, tetapi agak kasar seperti sabut kelapa.

Saking kuat dan kenyalnya lumut ini, penduduk biasa menggunakannya sebagai isi bantal tidur pengganti kapuk. Pada masyarakat lain, lumut ini dipakai untuk menghambat proses pengasaman pada gula nira. Ada pula yang menggunakan lumut ini sebagai bahan pembuatan jamu.

3 dari 4 halaman

5. Surga Tanaman Anggrek

Untuk para penggemar anggrek, kawasan Gunung Lumut merupakan surga anggrek yang menawan. Selain jumlahnya cukup banyak, bentuknya unik-unik dan tempat tumbuhnya tersebar mulai dari sekitar akar hingga menjelang pucuk pohon.

Salah satu anggrek yang cukup favorit di antaranya Bulbophylum yang berwarna kuning. Anggrek ini tampak genit karena memiliki semacam lidah yang selalu bergerak-gerak meskipun tidak diterpa angin. 

Bahkan ditemukan jenis tanaman anggrek merpati (Dendrobium rumenatum), bentuknya persis seperti kepak sayap merpati. Putih bersih, sayang bunganya yang indah hanya mekar sehari.

Selain itu ditemukan pula jamur Amauroderma, jenis jamur langka yang bagian atasnya berwarna hitam. Sedangkan bagian bawahnya bisa mencetak sidik jari siapa pun yang memegangnya. ketika dipegang, sidik jari pada jamur itu berwarna merah, tetapi perlahan-lahan berubah menjadi hitam.

Ada pula jamur unik bernama Ramaria largentii, bentuknya persis mirip terumbu karang di laut. Ada juga jamur Phallus impudicus bentuknya seperti kelambu atau jaring kecil seukuran balon. Uniknya lagi, jamur ini berwarna merah muda atau putih.

 

4 dari 4 halaman

6. Hati-Hati Pacet

Tidak mudah untuk menaklukan Gunung Lumut. Kendala terbesar terutama tebing yang sangat curam dan jalan setapak yang sangat sempit dan terjal. Bahkan, gunung itu penuh batu-batu tajam yang licin lantaran dibalut lumut. Begitu salah menginjak, maka Anda bisa tergelincir masuk jurang yang dalam.

Selain lembap, kawasan gunung itu penuh pacet atau lintah yang siap mengisap darah setiap saat. Bukan cuma pacet tanah yang rakus akan darah, pacet daun yang warnanya indah, tetapi sangat ganas.

Beratnya medan ketika mendaki Gunung Lumut akan terobati dengan beragamnya suara-suara binatang hutan. Anda bisa menemukan beruk, owa-owa, lutung merah, hingga murai.

Ada pula beragam jenis burung yang hidup,  setidaknya ada 160 jenis burung di kawasan gunung itu. Jenis yang dominan ialah burung berparuh besar yang langka dan dilindungi, enggang atau rangkong (bucerotidae). Tentu untuk pecinta alam, bunyi suaranya sangat menghibur selama pendakian yang singkat. 

Â