Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Dealls Jobs meluncurkan permainan Squad Game Indonesia dengan hadiah uang tunai Rp256 juta. Kegiatan akan berlangsung di GBK Indoor, Senayan, Jakarta Pusat, pada 9 Desember 2023.
Permainan yang terinspirasi dari serial Korea Squid Game ini akan dilakukan secara offline melibatkan 48 pemain figur publik, 256 pemain umum dari seluruh Indonesia dan 2.400 penonton. Dengan jumlah peserta sangat banyak, maka ini akan jadi ajang permainan tradisional terbesar di Indonesia sekaligus salah satu event terakbar di 2023.
"Kita ingin mendorong lebih banyak permainan Indonesia, terutama permainan tradisional yang bisa ditampilkan sebagai salah satu sub sektor Ekonomi Kreatif," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf|) Sandiaga Salahuddin Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 27 November 2023.
Advertisement
"Saat ini games dari luar negeri masih mendominasi pasar game di Tanah Air. Jadi dengan acara Squad Games Indonesia ini, harapannya dapat mempercepat penguatan industri games dalam negeri,” tambahnya. Bukan itu saja, Sandiaga Uno juga berencana akan menambah sebuah regulasi melalui Peraturan Presiden guna mendukung percepatan pengembangan games nasional, sehingga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut Ketua Penyelenggara Squad Game Indonesia, CEO & Founder Dealls: Jobs & Mentoring, Andhika Sudarman, syarat daftar menjadi pemain yaitu harus merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dengan usia 16-40 tahun. Untuk penonton yang ingin melihat langsung di GBK tidak ada batasan umur.
Masyarakat Umum Bermain Langsung dengan Artis dan Infliuencer
Setelah mendaftar, nanti tim panitia akan menyeleksi kembali. Jika terpilih, maka pemain akan langsung diberangkatkan.
"Nanti kita akan melihat 48 artis dan influencer bermain bersama ratusan masyarakat umum dan ditonton 2.000-an orang lebih yang juga akan kita seleksi,. Saya pikir, pasti seru banget kalau kita bermain langsung, seru-seruan dengan figur publik idola kita,” terang Andhika Sudarman.
"Untuk jumlah peserta yang mendaftar dan lomba apa saja yang akan dilakukan belum bisa kita ungkap datanya. Kita bocorkan dua dulu ya, nanti ada lomba tarik tambang dan gobak sodor, Di awal para peserta akan bermain sendiri-sendiri dan setelah itu akan dibagi dalam beberapa grup,” lanjutnya. Squad Game Indonesia rencananya akan digelar pada 9 Desember 2023 nanti mulai dari pagi sampai sore hari.
Di tahun lalu, pengelola Kota Tua memfasilitasi kegiatan permainan tradisional di Taman Fatahillah Jakarta Barat pada Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 November 2022 sebagai upaya melestarikan budaya di tengah masyarakat.
"Kami memfasilitasi supaya komunitas permainan tradisional bisa melaksanakan acaranya pada hari ini (Sabtu) dan besok (Minggu)," kata Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Dedy Tarmizi yang dikutip dari Antara, Minggu, 13 November 2022.
Advertisement
Mengenalkan Permainan Tradisional
Ada sejumlah stan yang berdiri di Taman Fatahillah tepatnya areal Plaza Lada, untuk mewadahi pengunjung mengenal sembilan permainan tradisional dan dapat memainkannya secara gratis. Di antaranya Gasing, Engklek, Congklak, Lompat Tali, Rangku Alu, Bola Bekel, Kapal Otok-Otok, Petak Umpet, dan Petak Jongkok.
Koordinator acara Ahmad Fadli menjelaskan untuk menarik minat anak bermain permainan tersebut, mereka menggunakan makanan ringan sebagai 'pancingan'.Sebelum bermain, pengunjung akan diarahkan petugas untuk mengisi identitas nama, nomor telepon, dan alamat email di stan pendaftaran agar mendapat izin (pass) yang berisi daftar permainan untuk nantinya akan distempel petugas setiap satu kali permainan tradisional dimainkan.
"Setelah itu, minimal lima stempel dalam list (permainan) didapatkan, bisa ditukar dengan satu bungkus makanan ringan," kata Fadl, dikutip dari kanal News Liputan6.com, 13 November 2022.
Menurut Fadli, interaksi sosial antara orang tua dan anak atau antara anak dengan anak lainnya terjadi sangat intens dalam setiap permainan. Misalnya petak umpet atau petak jongkok, tentu membutuhkan tim. "Minimal tiga orang baru kami mulai," katanya.
Sasarannya adalah anak usia 5 hingga 10 tahun, namun tidak menutup kemungkinan juga boleh dimainkan peserta dengan usia 18 tahun ke atas. Karena tujuannya adalah mengenalkan permainan tersebut kepada sebanyak-banyaknya orang.
Membangkitkan Nostalgia
Setiap peserta yang tidak mengenal permainan tradisional tersebut bisa menanyakan kepada panitia, orangtua atau peserta lain yang mengetahui supaya mereka bisa sukses bekerja sama memainkan permainan tersebut.
"Kegiatan di Kota Tua ini kali kedua kami laksanakan, kegiatan pertama di Lapangan Banteng waktu itu bulan Agustus. Nah di Lapangan Banteng itu kami adakan permainan benteng yang awalnya kurang terdengar familiar. Tapi akhirnya peserta memahami sendiri permainan tadi berkat interaksi yang intensif di antara mereka," terang Fadli.
Selain untuk mengenalkan permainan tradisional, Fadli dan tim juga mencoba membangkitkan nostalgia para orang tua yang sudah lama tidak memainkan permainan tradisional tersebut. "Kita lihat ada orang tua juga yang ikut bermain congklak, permainan memindahkan biji-biji ke lobang begitu. Dengan memainkan permainan itu, mereka jadi teringat lagi cara memainkannya," ujar Fadli.
Pihaknya juga menyediakan stan mewarnai sebagai kegiatan tambahan yang ternyata cukup menarik minat anak-anak untuk berpartisipasi.
Advertisement