Sukses

Pasukan Israel Tembak Mati 2 Anak Palestina dalam Serangan di Jenin

Dua anak laki-laki Palestina, salah satunya baru berusia sembilan tahun, tewas di kota Jenin di Tepi Barat pada Rabu, 29 November 2023. Insiden ini terjadi ketika pasukan Israel melanjutkan serangan militer skala besar dari malam sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Dua anak laki-laki Palestina, salah satunya baru berusia sembilan tahun, tewas di kota Jenin di Tepi Barat pada Rabu, 29 November 2023. Insiden ini terjadi ketika pasukan Israel melanjutkan serangan militer skala besar dari malam sebelumnya.

Dikutip dari The New Arab, Kamis, 30 November 2023, dalam salah satu rekaman CCTV yang dibagikan di media sosial, terlihat seorang anak Palestina berusaha melarikan diri sebelum terkena peluru. Ia ditarik dari jalan oleh pemuda lain dengan meninggalkan jejak darah.

The Palestinian Red Crescent Society mengonfirmasi kematian anak laki-laki tersebut. Mereka mengatakan bahwa anak itu bernama Adam Samer Al-Ghoul yang berusia 9 tahun.

Sementara, anak lainnya bernama Basil Suleiman Abu Al-Wafa, 15, dinyatakan tewas oleh kementerian kesehatan Palestina setelah ditembak oleh tentara Israel. Pasukan Israel "mendeklarasikan kota Jenin dan kampnya sebagai zona militer tertutup," kata Wali Kota Jenin, Nidal Obeidi, kepada Anadolu Agency pada Rabu, 29 November 2023.

Ia mengatakan tentara Israel mengepung sejumlah rumah sakit di kota itu, termasuk rumah sakit pemerintah. Hal tersebut menimbulkan kerusakan parah pada infrastruktur, sementara suara tembakan dan ledakan terdengar.

"Sweeping dan merusak jalan-jalan dan infrastruktur telah menjadi kejadian biasa setiap kali tentara menyerbu kota dan kamp," kata Obeidi.

Dikatakannya, bahwa pemerintah kota Jenin merenovasi lima kali tahun ini setelah serangan Israel, yang menelan biaya jutaan dolar. Ia menambahkan, sejumlah warga Jenin ditangkap. Tidak jelas berapa banyak yang ditahan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ledakkan Rumah

Pasukan Israel meledakkan rumah-rumah, menyebabkan kerusakan parah dan memaksa orang keluar dari rumah mereka. Video yang menunjukkan beberapa kehancuran dan penarikan pasukan Israel dari Jenin dibagikan secara online.

Ada laporan yang belum dikonfirmasi di media Israel bahwa pemimpin Batalyon Jenin, yang berafiliasi dengan armed wing faksi Palestinian Islamic Jihad dan menjadikan kamp Jenin sebagai basisnya, dibunuh oleh Israel. Penggerebekan di Jenin dan bentrokan yang terjadi dengan warga Palestina dimulai pada Selasa malam, 28 November 2023 ketika pasukan Israel menyerbu kota tersebut dan kamp pengungsinya.

Jenin telah menyaksikan beberapa serangan paling mematikan yang dilakukan Israel di Tepi Barat selama beberapa bulan terakhir. Pasukan Israel, disertai dengan buldoser, menyerbu kota dari beberapa arah, mengerahkan penembak jitu di atap gedung-gedung tinggi, dan mengepung total terhadap kamp tersebut.

Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, Tepi Barat telah mengalami peningkatan dramatis dalam kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal. Ribuan orang telah ditangkap, dan lebih dari 200 warga Palestina terbunuh.

3 dari 4 halaman

Ribuan Nyawa Melayang

Para pemimpin Barat telah menyuarakan keprihatinan mengenai meningkatnya kekerasan Israel di wilayah pendudukan. Mereka mendesak Israel untuk menghentikan serangan pemukim.

Pemboman Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza telah menewaskan sekitar 15.000 orang. Insiden ini menelan korban yang sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Gencatan senjata yang dimediasi Qatar, AS, dan Mesir antara Hamas dan Israel telah diadakan sejak Jumat, 24 November 2023. Ini terjadi pertukaran sandera yang ditahan Hamas dan tahanan Palestina yang ditahan Israel.

Sederet pesohor dunia menyuarakan dukungannya pada Palestina. Salah satunya bintang "Sex and the City", Cynthia Nixon yang membela Palestina dengan ikut aksi protes di Gedung Putih pada Senin, 27 November 2023.

Perempuan yang juga aktivis tersebut telah memulai mogok makan di luar Gedung Putih yang bertujuan untuk mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden agar menuntut gencatan senjata permanen di Gaza.

Dikutip dari The Guardian, Rabu, 29 November 2023, mogok makan selama lima hari itu dilakukan bertepatan dengan berakhirnya gencatan senjata empat hari yang dijadwalkan dalam serangan militer Israel ke wilayah pesisir Palestina. Kelompok Palestina Hamas membebaskan puluhan sandera.

4 dari 4 halaman

Mogok Makan

Israel juga telah membebaskan beberapa tahanan Palestina, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak di bawah umur. Gencatan senjata kemudian diperpanjang dua hari setelah mediasi dari Mesir dan Qatar.

Dalam konferensi pers di depan kediaman resmi Presiden (AS) itu, pembicara demi pembicara yang mewakili berbagai kelompok pro-Palestina dan progresif berbaris untuk mengecam presiden AS dan para pejabat seniornya. Mereka mengecam pemerintahan Biden karena membiarkan pemboman dan invasi darat yang telah menewaskan hampir 15.000 orang, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.

"Kami melakukan aksi mogok makan ini untuk menunjukkan tindakan Presiden Biden," kata Zohran Mamdani, perwakilan negara bagian Partai Demokrat dari New York.

Ia melanjutkan, "Tindakan Presiden Biden-lah yang mengarah pada pemboman terhadap warga Palestina, membuat warga Palestina kelaparan. Jadi kita memaksakan diri untuk memperlihatkan apa yang sering terhapus, yaitu pengalaman Palestina."

Nixon yang merupakan anggota dari Partai Sosialis Demokrat Amerika, berusaha untuk menempatkan melonjaknya angka kematian warga Palestina dalam konteks keterlibatan militer AS selama 20 tahun di Afghanistan. Secara unik, di antara para pembicara, juga merujuk pada sekitar 1.200 warga Israel yang tewas dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang memicu permusuhan saat ini.

Ia memperkenalkan dirinya sebagai ibu dari anak-anak Yahudi yang kakek-neneknya adalah penyintas Holocaust. Nixon menyebut, "Dalam tujuh minggu, Israel telah membunuh lebih banyak warga sipil di sebidang tanah kecil daripada jumlah korban tewas dalam perang 20 tahun di seluruh negara Afghanistan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.