Sukses

Pedang Pangeran Diponegoro Ditemukan di Gudang Museum Belanda

Baru-baru ini ramai kabar klewang atau pedang milik Pangeran Diponegoro ditemukan di gudang Museum Bronbeek, Arnhem, Belanda. Senjata tajam itu berujung mata melengkung itu dahulu digunakan untuk melawan penjajah Belanda.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini ramai kabar klewang atau pedang milik Pangeran Diponegoro ditemukan di gudang Museum Bronbeek, Arnhem, Belanda. Senjata tajam itu berujung mata melengkung itu dahulu digunakan untuk melawan penjajah Belanda.

Penemuan pedang Pangeran Diponegoro itu disampaikan peneliti Museum Bronbeek, John Klein Nagelvoort. Ia menyebut kepada NRC bahwa klewang itu sempat dipamerkan di Istana Het Loo, Apeldoorn, Amsterdam.

Peneliti itu menjelaskan bahwa pihak Indonesia belum meminta pengembali pedang tersebut. Nagelvoort meyakini pedang itu dari Indonesia walau dibalut gaya Belanda.

Nagelvoort mengungkapkan bahwa dilihat dari bentuknya, pedang itu bukan dari Eropa. Ia menyebut bentuk pedang itu melengkung seperti sejata Jawa yang dimiliki pihaknya di sana.

Pada 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menyambut kembalinya keris milik Pangeran Diponegoro dari Raja dan Ratu Belanda yang tengah berkunjung ke Indonesia. Pengembalian pusaka milik Pangeran Diponegoro yang sempat hilang itu, dilakukan seiring dengan kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat, Selasa, 10 Maret 2020, dikutip Antara.

Setelah Jokowi dan Raja Willem Alexander memberi pernyataan pers bersama, keduanya dengan didampingi oleh Ratu Belanda dan Ibu Negara Joko Widodo mendatangi sebuah displai berupa keris yang ditempatkan dalam kotak kaca. Keris berwarna keemasan tersebut ditempatkan tak jauh dari mimbar pidato Raja Belanda dan Presiden Jokowi.

2 dari 4 halaman

Pengembalian Keris Pangeran Diponegoro

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim terlihat menjelaskan perihal keris tersebut kepada Jokowi dan Raja Belanda. Keris itu dikabarkan sempat hilang dan pada akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

Setelah melalui penelitian panjang yang mendalam yang juga diperkuat ahli dari kedua negara. Sebelumnya, keris itu didapatkan Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro setelah perang besar antara 1825-1830.

Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831. Keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar.

KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda. Momentum kunjungan Raja dan Ratu Belanda Belanda menjadi kesempatan baik bagi Pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia.

"Ini merupakan kesempatan yang baik bekerja bersama untuk sebuah hubungan masa depan antara Indonesia dan Belanda. Saya sangat bersyukur bahwa sebagian besar anggota kabinet Belanda hadir bersama saya di sini," kata Raja Belanda saat pernyataan pers bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor.

3 dari 4 halaman

Menlu Pastikan Keaslian Keris Pangeran Diponegoro

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi memastikan keris Pangeran Diponegoro terkonfirmasi keasliannya setelah melalui proses riset yang panjang dan lama sampai akhirnya pusaka tersebut kembali ke Tanah Air. "Itu adalah pengembalian dari keris Diponegoro yang sebenarnya prosesnya sudah cukup lama," kata Menlu Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 10 Maret 2020, dikutip Antara.

Ia mengatakan, proses yang dijalani di antaranya riset atau penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah keris Dipnonegoro atau milik Pangeran Diponegoro. Riset yang dimaksud itu dilakukan oleh dua pihak, yakni Indonesia dan Belanda secara bersama-sama.

"Jadi prosesnya tentunya kita melakukan penelitian bersama untuk betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah milik Pangeran Diponegoro," kata Retno.

Proses terakhir, yakni beberapa pekan sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, dikirimkan tim khusus ke Belanda untuk mengonfirmasi dan pengecekan. "Beberapa minggu sebelum kunjungan, kita juga mengirimkan tim di mana di dalamnya terdapat Dirjen Kebudayaan karena saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.

4 dari 4 halaman

Pengecekan

Mendikbud kemudian mengutus Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk pengecekan. Dari situ kemudian dapat dikonfirmasi secara resmi bahwa keris tersebut adalah keris milik Pangeran Diponegoro.

"Kemudian dikembalikan ke Indonesia," kata Retno.

Rencananya keris tersebut akan disimpan dengan baik di museum. Keris Pangeran Diponegoro memang dikabarkan sempat hilang dan pada akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, setelah melalui penelitian panjang dan mendalam yang juga diperkuat ahli dari dua negara, yakni Belanda dan Indonesia.

Sebelumnya, keris itu didapatkan Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro setelah perang besar antara 1825--1830. Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831.

Keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar. KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda. Momentum kunjungan Raja dan Ratu Belanda menjadi kesempatan yang baik bagi Pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia.