Sukses

Bikin Bangga, UNESCO Tetapkan Hari Lahir 2 Pahlawan Indonesia Sebagai Hari Perayaan Internasional

Kedua tokoh Indonesia yang hari lahirnya ditetapkan sebagai Hari Perayaan Internasional oleh UNESCO adalah A.A. Navis, (Sumatra Barat) dan Keumalahayati (Aceh).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia boleh bangga setelah UNESCO, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Umum, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan hari lahir dua pahlawan Indonesia sebagai hari perayaan internasional. Penetapan ini diumumkan Direktur Jenderal UNESCO pada penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis, pada 22 November 2023.

Melansir dari laman resmi Kemendikbud, 29 November 2023, kedua tokoh Indonesia tersebut adalah sastrawan termasyhur asal Sumatra Barat, A.A. Navis, dan pejuang wanita asal Aceh, Keumalahayati. Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan A.A. Navis, adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia. yang lahir di Padang Panjang, 17 November 1924.  Kontribusinya terhadap sastra Indonesia menjadikannya sosok yang ikonik di dunia sastra.

A.A. Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja sebagai guru bagi penulis lain selama hidupnya. Pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Sementara Keumalahayati termasuk salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Wanita yang diperkirakan lahir pada 1 Januari 1550 ini diakui sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya yang signifikan dalam membela tanah air.

Keumalahayati dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati, dan ia mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.

Saat ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong, Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh mengangkat Keumalahayati sebagai Laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya. Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.

 

2 dari 4 halaman

Kriteria Penentuan Tokoh UNESCO

Selama masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan. Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.

Penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh; terkait dengan cita-cita dan misi organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi.

Tokoh tersebut diusulkan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender; hanya bisa diusulkan secara anumerta, serta peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional; minimal di dukung oleh dua negara, dan berdampak besar bagi negara ataupun dunia, dan sebagainya. Dua tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 di tahun 2023 ini.

Sebelumnya, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi atau official language dalam Konferensi Umum (General Conference UNESCO. Keputusan itu juga ditetapkan dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO yang berlangsung pada 20 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris, Perancis, dilansir dari Antara, Selasa (21/11/2023).

3 dari 4 halaman

Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Dengan ketetapan itu, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang dapat digunakan dalam Sidang Umum lembaga tersebut. Hal ini membanggakan masyarakat Indonesia, tak terkecuali Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Badan khusus PBB yang membidangi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan ini menetapkan Bahasa Indonesia melalui resolusi berjudul "Recognition of Bahasa Indonesia as an Official Language of The General Conference of UNESCO," tulis Presiden Jokowi di akun Instagramnya,Selasa, 21 November 2023.

Jokowi menambahkan, Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO, bersama enam bahasa resmi PBB (Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia), serta Bahasa Hindi, Italia, dan Portugis. Dengan penetapan ini, Bahasa Indonesia dapat dipakai sebagai bahasa sidang, dan dokumen-dokumen Sidang Umum UNESCO juga dapat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

"Pengakuan ini merupakan kebanggaan bagi segenap bangsa Indonesia," pungkas Jokowi.

Duta Besar Mohamad Oemar, Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, membuka presentasi proposal Indonesia dengan menyampaikan bahwa Bahasa Indonesia telah menjadi kekuatan penyatu bangsa sejak masa pra-kemerdekaan, khususnya melalui Sumpah Pemuda pada 1928.

 

4 dari 4 halaman

Area Khusus Indonesia di Markas UNESCO

Dengan perannya sebagai penghubung antar-etnis yang beragam di Indonesia, Bahasa Indonesia dengan lebih dari 275 juta penutur, juga telah melanglang dunia, dengan masuknya kurikulum Bahasa Indonesia di sejumlah negara di dunia dengan setidaknya 150.000 penutur asing saat ini.

Pencapaian membanggakan lainnya dalam sidang umum tersebut adalah Indonesia merupakan negara anggota UNESCO pertama yang memiliki area khusus untuk memamerkan benda seni budayanya di sana.Bernama "Archipelago Street" alias "Jalan Nusantara," area pamer khusus karya asli Indonesia telah diresmikan di Markas Besar UNESCO di Paris, 13 November 2023.

Terdapat 11 karya seni sumbangan pemerintah Indonesia ke UNESCO yang dipajang di sana saat ini, menurut laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, dikutip Kamis, 23 November 2023. Benda-benda budaya itu adalah replika tengkorak manusia purba, maket Borobudur, maket Prambanan, relief Samudra Raksa, Lukisan Kematian Kumbakarna karya Nyoman Mandra, Garuda Wisnu Kencana karya Nyoman Nuarta, souvenir perak Borobudur, patung pemain Seruling, dan angklung robot karya Eko Mursito.

Terdapat pula peta dan inventaris digital yang menawarkan ikhtisar dari keseluruhan 66 warisan budaya dan alam UNESCO di Indonesia.

Â