Liputan6.com, Jakarta - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) menutup sementara jalur pendakian Gunung Marapi. Hal ini dilakukan setelah Gunung Marapi erupsi pada Minggu siang, 3 Desember 2023 pukul 14.53 WIB.
"Saat ini booking online ditutup dan semua petugas di pintu masuk sedang berusaha untuk menghubungi semua pendaki. Semoga semuanya aman dan selamat," kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti di Padang, Sumbar, dikutip Antara, Senin (4/12/2023).
Baca Juga
Ia menyebut menjelaskan bahwa status Gunung Marapi berada pada level II (waspada) dengan sejumlah rekomendasi. Pertama, masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, pengunjung, atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer (km) dari kawah/puncak.
Advertisement
Soal data pendaki ke Gunung Marapi, berdasarkan data booking online BKSDA Provinsi Sumbar tercatat ada 57 pendaki telah check-in melalui pintu masuk Batu Palano. Sedangkan, pendaki dari Koto Batu berjumlah 13 orang.
"Update terkini pendaki yang naik dari Koto Baru sudah berada di pos empat. Sedangkan dari Batu palano yang turun baru berjumlah dua orang," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membenarkan Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu erupsi pada pukul 14.53 WIB. Petugas Pos Pengamanan Gunung Marapi Ahmad Rifandi menyebut erupsi Gunung Marapi dengan ketinggian kolom yang belum teramati karena tertutupi awan. Dikatakannya, untuk radius aman gunung api aktif itu berkisar di 3 km dengan status kategori waspada.
Gunung Marapi Erupsi, Hujan Abu dan Batu Melanda 14 Kecamatan di Agam
Dikutip dari Tim Regional, hujan abu dan batu melanda sejumlah daerah di Agam, Sumatra Barat, usai Gunung Marapi meletus, pada Minggu, 3 Desember 2023.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melaporkan, setidaknya tercatat 14 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terkena abu dan hujan batu. "Ini data yang kita peroleh dari masing-masing camat," kata Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Minggu, 3 Desember 2023.
Olka mengatakan, ke-14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak. Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
"Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi," katanya. Ia menambahkan, warga di empat kecamatan terdekat dengan Gunung Marapi masih bertahan di rumah mereka usai gunung tersebut erupsi.
Â
Advertisement
Fakta Menarik Gunung Marapi
Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 mdpl. Letaknya di sebelah tenggara kota Bukittinggi dan mudah dicapai dari jalan utama di selatan kota.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Kamis, 12 Oktober 2023, Gunung Marapi menjadi salah satu pendakian paling populer di Indonesia. Gunung Marapi telah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad ke-18.
Gunung ini menjadi situs yang pertama kali dihuni oleh orang Minangkabau setelah kapal mereka mendarat di gunung ketika ukurannya sebesar telur dan dikelilingi oleh air. Ada sejumlah besar batu penguburan tegak (menhir) di wilayah yang berorientasi ke arah gunung, yang menunjukkan makna budayanya.
Saat jalan setapak ke atas gunung, di bagian vegetasi yang kurang lebat pendaki bisa melihat pemandangan yang sangat indah dari lembah Agam hingga Gunung Singgalang dan kota Bukittinggi. Tak hanya itu, di berbagai sisi lain pendaki juga bisa melihat Gunung Singgalang di sebelah barat, Talakmau di luar Bukittinggi di utara, serta Danau Singkarak dan Kerinci di selatan.
Banyak Sumber Air di Gunung Marapi
Gunung Marapi merupakan gunung berapi paling aktif yang ada di Pulau Sumatera. Selain Gunung Marapi, terdapat juga gunung lainnya di Sumatra yang masih aktif seperti Gunung Dempo, Gunung Kerinci, Sinabung, Peuet Sagoe, Kaba dan Tandikat.
Terdapat dua sumber air pada ketinggian 1.400 mdpl (titik awal) dan 2.500 mdpl. Bagian pertama melewati vegetasi bambu dan bagian yang sulit dimulai pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl. Ada pula pemandangan spektakuler pada ketinggian 2.400 meter.
Ada banyak tanda yang biasanya berwarna kuning, baik untuk area berkemah maupun sumber air di bagian bawah jalan setapak. Sumber air pertama adalah Sumur Kodok dengan ketinggian 1.500 mdpl yaitu genangan air kecil di sebelah kiri lintasan.
Kemudian ikuti banyak tempat perkemahan datar di Pasangrahan pada ketinggian 1.505 mdpl sebelum Jauhi Maksiat di ketinggian 1,540 mdpl. Sumber air bersih lainnya yang ditandai pada ketinggian 1.575 mdpl.
Tempat perlindungan logam kecil yang kedua berada pada ketinggian 1.600 mdpl. Sumber air lainnya diberi tanda pada ketinggian 1.645 mdpl sebelum bumi perkemahan Petualang Gunung pada ketinggian 1.710 mdpl.
Advertisement