Sukses

Jadi Negara Terbersih di Dunia, Warga Denmark Ternyata Harus Memilah Sampah hingga 40 Jenis

Sampah masih menjadi permasalahan serius, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Denmark yang dijuluki sebagai negara terbersih pun punya aturan khusus bagi warganya agar pengelolaan sampah di negara itu bisa lebih mudah.

Liputan6.com, Jakarta - Sampah masih menjadi permasalahan serius, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia. Denmark yang dijuluki sebagai negara terbersih pun punya aturan khusus bagi warganya agar pengelolaan sampah di negara itu bisa lebih mudah.

Masyarakat di Denmark diajarkan untuk berkontribusi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Itu sebabnya sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh setiap rumah harus menjadi tanggung jawab pemiliknya dan tidak boleh dibuang sembarangan.

Jerhemy, seorang warga Indonesia yang tinggal di Belanda pun berbagi cerita saat ia diajak oleh pemerintah Denmark untuk mempelajari bagaimana negara itu mengolah sampah warganya. "Parah, di negara ini mau buang sampah aja ribet banget," ungkap Jerhemy di akun TikTok pribadinya @jerhemynemoo pada Selasa, 5 Desember 2023.

Menurut Jerhemy warga Denmark harus memisahkan sampah mereka ke dalam hampir 40 kategori. "Liat nih ada salah satu warga yang udah pisah-pisahin sampah-sampahnya tuh. Ini mereka aja bawa sampahnya pake mobil, terus masuk deh ke lapangan tong sampah," paparnya yang ikut menyaksikan bagaimana warga Denmark harus memilah.

Di video tampak sebuah plang bertuliskan jam operasional lapangan sampah tersebut. Di sini terdapat sekitar 40 kontainer tong sampah berbeda yang tidak boleh dicampur. 

Pertama ada buku, botol kaleng, lampu, benda elektronik dan bahkan sampah barang elektronik pun dipisah lagi dalam tempat sampah khusus baterai, hp, perabotan listrik. Bahkan ada kontainer khusus untuk sampah beton, sampah kayu, kaca, mesin cuci, closet toilet dan perabotan yang sudah tidak terpakai. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pilah Sampah Sebelum Mengolah Sampah

"Jadi hal yang pertama mereka lakuin untuk mengolah sampah adalah pilah sampah," sambung Jerhemy.

Ia pun mengajak pengikutnya untuk membayangkan ada berapa banyak sampah yang bisa dipakai ulang jika semuanya terpisah seperti ini. "Bisa dipakai ulang, didaur ulang dan jadinya malah mengurangi timbunan sampah. Walaupun ribet kayak gini tapi kerennya kebanyakan warganya itu nurut lho," ungkapnya lagi.

Bahkan menurutnya warga Denmark banyak yang harus jauh-jauh menyetir mobil untuk sampai ke lapangan sampah tersebut. Ia pun setuju kalau memilah sampah dan menyetorkannya harus difokuskan di Indonesia.

"Sistem ini harus diadaptasi supaya cocok di Indonesia, karena harus ada penanganan sampah yang baik dari sumbernya juga guys. Nah setahu gua udah ada beberapa sih yang nerapin gerakan pilah dan setor sampah," kemukanya.

Salah satunya yang ia ketahui di Provinsi Jawa Barat yang punya gerakan "Nyepah" atau nyetor sampah dari Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat. "Karena kalian tahu nggak sih, di Jawa Barat aja timbulan sampah yang dihasilkan itu udah 25 ribu ton per hari. Kalo nggak dipilah dari awal, malah akhirnya bisa bikin TPA di kota-kotajadi overload gaes," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Darurat Sampah Plastik

Darurat sampah plastik menjadi topik utama dalam Climate Talk edisi Selasa, 28 November 2023. Perlu diakui bahwa kehidupan manusia sangat berkaitan dengan plastik. Hampir semua produk yang manusia gunakan saat ini terbuat dari material yang berasal dari minyak bumi.

Hal ini lantaran secara pasif, plastik juga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, di balik berbagai manfaatnya, terdapat bukti bahwa plastik dapat menjadi bom waktu yang harus segera dikendalikan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat ini dampak penggunaan sampah plastik sudah sangat nyata dan bertebaran di mana-mana, tidak hanya di pantai dan sungai, namun juga ruang-ruang publik lainnya. Berdasarkan data yang terekam dalam sistem pengelolaan sampah nasional KLHK, sampah plastik menempati urutan kedua atau sekitar 18,1 persen setelah sampai sisa makanan.

Masalahnya, sampah plastik tidak dapat diurai secara cepat, seperti sampah organik atau limbah makanan. Upaya pengelolaan sampah plastik ini akan menjadi lebih kompleks karena perlu adanya waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk proses penguraiannya. Terdapat 13,48 juta ton sampah yang tidak terkelola pada data 2022 di 309 kota/kabupaten di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Gerakan Masal Peduli Lingkungan

Untungnya, kini Indonesia memiliki sejumlah gerakan massal peduli lingkungan, salah satunya Pandawara Group yang merupakan kelompok pemerhati lingkungan asal Bandung yang menginisiasi gerakan bersih-bersih sampah dan mampu menginspirasi terciptanya kepedulian akan sampah bagi masyarakat, terutama generasi muda.

Lima pemuda yang viral di TikTok dengan aksi peduli lingkungan ini, terdiri dari Ikhsan, Gilang, Rifqi, Rafly, dan Agung. Saat ini, mereka diundang langsung oleh Kedutaan Denmark di Indonesia melalui kerja sama antara pemerintah Denmark dengan KLHK (Direktorat Penanganan Sampah) untuk melakukan studi banding terkait manajemen pemilahan dan pengelolaan sampah.

Bermula dari menjadi korban yang mengalami efek kerugian bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, lima sekawan asal Bandung ini, tergerak agar memulai aksi gotong royong membersihkan sungai serta pantai. Aksi mereka yang peduli terhadap sampah tersebut, sukses memantik semangat dan kesadaran generasi muda di berbagai daerah di Indonesia. Mereka pun berhasil menghapus stigma tentang anak muda yang biasanya "cuek" atau tidak peduli dengan lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.