Liputan6.com, Jakarta - Savana dan Bukit Teletubis di Gunung Bromo sudah kembali hijau. Selain itu justru setelah indiden kebarakan yang menghanguskan berhektar-hektar bukit yang ada kini bukitnya makin tumbuh subur.
Ternyata ada alasan ilmiah atas fenomena tersebut yang dijelaskan oleh akun edukasi @tanduria di TikTok yang biasa mengulas tentang tanaman dan berkebun. "Kenapa Bromo habis dibakar jadi tambah hijau?" Tulis akun tersebut yang diunggah pada 20 November 2023.
Baca Juga
Bukan hanya makin subur, padang rumput di Bromo bahkan tumbuh sangat cepat. Pembuat konten pun mengajak warganet untuk memerhatikan gambar Bromo ketika sedang terbakar yang didominasi warna hitam dan ada warna abu-abunya juga.
Advertisement
"Nah yang hitam ini adalah arang. Arang adalah sisa pembakarang yang tidak sempurna dan yang abu-abu itu adalah jelas abu," jelasnya.
Ia pun menceritakan tentang tanah tersubur di bumi yang ada di hutan Amazon yang disebut juga terapreta, komposisinya dominan dengan arang. Saat tanah itu ditanami, maka tanaman itu akan berkali-kali lipat tumbuh lebih cepat dan subur.
Dari kesamaan tersebut, dapat disimpulkan alasan Gunung Bromo semakin subur. Lantaran akibat kebakaran kemarin, secara alami memberikan arang ke tanah.
"Terlepas dari itu semua, hijaunya Bromo setelah hangus terbakar seakan memberi pesan bahwa meskipun kita sudah dihancurkan sampai tak ada rupa, ternyata kita bisa tumbuh dan bangkit lebih indah dari sebelumnya," tutupnya mengambil hikmah.
Bromo Peringkat Ketiga Taman Nasional Terindah Dunia
Mengutip dari kanal Surabaya, Liputan6.com, Sabtu (9/12/2023), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku bangga keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diakui dunia.Â
"Syukur alhamdulillah tiada terhingga atas besarnya anugerah Allah SWT di Bumi Majapahit ini. Selain Kawah Ijen yang Juni 2023 lalu ditetapkan menjadi Unesco Global Park, Jawa Timur juga punya Bromo yang keindahannya diakui dunia," katanya, Senin, 4 Desember 2023.
TNBTS dinobatkan menjadi The World’s Most Beautiful National Parks 2023 yang dirilis Bounce, platform layanan perjalanan yang berbasis di San Fransisco, Caifornia, Amerika Serikat.Â
TNBTS ada di peringkat ketiga di bawah Taman Nasional Kruger yang berlokasi di Afrika Selatan yang menduduki peringkat pertama dan Taman Nasional Lençóis Maranhenses di Brazil yang menempati peringkat kedua.Â
Penilaian Bounce didasarkan akumulasi jumlah unggahan di media sosial Instagram, TikTok, serta ulasan daring dan pencarian kata kunci di Google sepanjang 2023.  Di daftar Bounce, peringkat Bromo bahkan ada jauh di atas Taman Hutan Nasional Zhangjiajie di China dan Taman Nasional Fuji Hakone Izu di Jepang.Â
Advertisement
Lanskap Unik
Gubernur Khofifah menyebut TNBTS memang menyajikan lanskap unik. "Setiap sudutnya begitu mempesona dan mampu membius siapa saja yang berkunjung. Selain Gunung Bromo, di kawasan tersebut juga ada Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, padang savana, lautan pasir, serta bukit-bukit yang membentuk dinding Kaldera Tengger. Di sisi selatan, ada Gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru," paparnya.
Mantan Menteri Sosial itu menandaskan selain keindahan alam, kawasan Bromo yang didiami Suku Tengger juga menjanjikan wisata budaya yang tidak kalah menariknya.Â
"Di sana ada berbagai kearifan lokal budaya yang unik dan masih menjaga tradisi leluhur. Bagi yang belum pernah ke Bromo, ayo datang dan nikmati kepingan surga ini. Seumur hidup, paling tidak harus pernah datang ke Bromo," tuturnya.Â
Gunung Bromo yang dalam bahasa Tengger dieja "Brama" dan disebut Kaldera Tengger merupakan sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 Mdpl. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur.
Bromo Sebagai Wisata Unggulan
Sebagai objek wisata unggulan, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah sekitar 800 meter dari utara hingga selatan dan sekitar 600 meter ke timur dan barat. Adapun daerah bahayanya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo sudah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 19 Juli 2019.
Setelahnya, Gunung Bromo sempat berstatus awas dan tentu ada pembatasan hingga penutupan aktivitas wisata di kawasannya. Itu sebabnya memang saat akan ke Bromo sebaiknya cari tahu informasi tentang status gunung tersebut.
Â
Advertisement