Liputan6.com, Jakarta - Di tengah persaingan global, Indonesia dengan segala keunikannya memiliki banyak keunggulan sehingga produknya bisa menjadi pilihan utama konsumen dalam negeri. Produk lokal pun sebenarnya bisa bersaing dengan produksi luar negeri saat bisa menjaga standar dan kualitas.
Tapi sebenarnya apa kunci dari merancang produk lokal agar menarik? Menjawab hal itu, Brand Local Activist, Arto Biantoro mengungkapkan bahwa audiens atau target market menjadi hal pertama yang harus dipertimbangkan saat merancang produk.
Baca Juga
"Tentu saja menarik itu relatif, tergantung dari siapa yang akan melihat. Jadi panduan pertama, memikirkan target konsumen yang akan disasar," ungkap Arto saat wawancara melalui sambungan telepon dengan Liputan6.com, Jumat, 8 Desember 2023.
Advertisement
Ia menyambung bahwa semakin spesifik memahami kebutuhan konsumen maka produk tersebut akan lebih punya narasi dibanding mendesain produk yang lebih umum. "Kita harus menggali tentang pola atau kebiasaan konsumen di market itu yang bisa kita prediksikan di masa akan datang," cetusnya.
Itu sebabnya yang dibutuhkan memang pengamatan tentang konsumen behavior. Arto menyontohkan sasaran audiens pecinta alam bisa digali lebih spesifik seperti mereka yang suka mengarungi sungai atau panjat tebing maupun jenis kegiatan outdoor lainnya secara spesifik.
Tak kalah penting menurutnya inovasi sebagai cara merespons perubahan saat merancang produk lokal akan membuat unggul dibanding kompetitor. Inovasi tersebut pun tak harus selalu berupa teknologi terbaru, tapi bisa saja tentang treatment agar tidak membuat pelanggan atau konsumen menunggu.Â
Momentum dan Riset Pasar
Arto menambahkan bahwa momentum juga hal penting yang harus menjadi tolak ukur merancang produk agar lebih menarik di mata konsumen. Seperti momentum sekarang tentang sustainability atau keberlanjutan sedang hangat diperbincangkan, sehingga dengan ide tersebut bisa jadi nilai jual saat menciptakan produk.Â
Namun kembali lagi, Arto mengingatkan bahwa produk tetap harus cocok dengan target audiens yang disasar. Semakin dalam meriset tentang pasar yang hendak dituju maka produk akan tepat sasaran.
Desain produk pun penting memerhatikan pendekatan lewat sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sensor lainnya dari panca indra manusia. Terkait dengan unsur lokal yang sangat Indonesia, identitas produk dapat juga dikaitkan dengan etnis dan budaya.
"Harus bisa di-embed dengan industri lain misal dengan sejarah, misalnya pola batik untuk produk tertentu," tukasnya.
Memang ada tantangan sendiri dengan memasukan unsur budaya karena bahkan Indonesia dengan Malaysia dan tetangga seperti Singapura pun punya budaya yang hampir mirip. Lalu setelah riset ada lagi tahapan untuk menemukan akses pasar.
"Kalau udah bagus brand harus ada jaringan, mengacu juga pada modal dan saingan bisnis," tutupnya berpendapat tentang kebersaingan produk lokal.
Advertisement
Desain Produk Kolaborasi dengan Seniman Lokal
Saat ini desain produk bisa semakin menarik dengan kolaborasi bersama seniman lokal. Salah satu seniman Indonesia yang kerap diajak bekerja sama dengan brand adalah Muklay.
Seniman bernama asli Muchlis Fachri itu pernah dinobatkan sebagai salah satu penyandang predikat "30 under 30" oleh Forbes Indonesia. Ia berkarier sebagai seniman visual sejam 2020 dan sudah menerima beberapa penghargaan seperti Juara 3 Indonesia Art Awards 2015.
Baru-baru ini Muklay juga berkolaborasi dengan ATARU untuk membuat 6 karakter baru yang dibuat menjadi pernak-pernik merchandise. Sebelum mendesain, Muklay mengaku lebih senang jika ada arahan khusus tentang apa yang harus dibuatnya, setelah mendapat arahan biasanya ia baru bisa memvisualisasikan.
"Brand yang bekerja sama biasanya sudah tahu karakter (desain) gua seperti apa," beber Muklay saat ditemui di kawasan Kemang, pada Kamis, 7 Desember 2023.Â
Marketing Director ATARU, Teresa Wibowo mengatakan saat mengajak kolaborasi sengan seniman ia pun menyesuaikan konsepnya dengan target market. "Nah jadi itu yang kita matching-kan dengan target market ATARU tanpa mengorbankan segi artist-nya," ungkapnya.
Dengan kolaborasi bersama seniman lokal, tentu produk akan mudah menggaet pasar. Menurut Teresa, kolaborasi bahkan berarti jadi cara sebuah brand untuk menghargai seniman dalam negeri.
Desain Produk Membawa Nilai pada Brand
Lebih lanjut Teresa mengungkapkan pemilihan Muklay sebagai seniman lokal yang diajak kerja sama melihat pada desain yang sesuai dengan nilai-nilai positif yang ingin dibawa oleh ATARU.Â
"Audiens kita matching nih, dia juga punya gaya sendiri yang bisa membawa value ATARU di mana kita ingin orang-orang nggak takut mengekspresikan, jadi diri sendiri yang versi terbaik,"
Sementara Muklay sebagai seniman saat ditanya proses mendesain produk agar menarik menjawab, "Gua selalu berpikiran bahwa gua mendesain itu buat dipakai sendiri, kalo gua pede pake orang-orang pasti pede pake."
Ia harus merasa nyaman mengenakan produk yang didesainnya. Namun untuk mendesain produk, sebenarnya masih banyak ide-ide yang bisa dieksplorasi untuk merepresentasikan brand lokal itu sendiri.
Tapi, katanya, tak harus melulu dengan identitas Indonesia seperti ikon bajaj, ondel-ondel. Di momen tertentu unsur Indonesia bisa diaplikasikan sebagai tema saat misalnya 17 Agustusan dengan mengambil unsur merah putih sebagai palet warnanya.Â
Advertisement