Liputan6.com, Jakarta - Film Jepang bertajuk The Boy and the Heron mencapai rekor pembukaan 12,8 juta dolar AS. Hal itu menjadikannya judul anime orisinal pertama dalam sejarah yang menduduki puncak tangga box office Amerika Utara. Film karya filmmaker terkenal Hayao Miyazaki ini dengan bijak memilih untuk dirilis pada akhir pekan ketika tidak ada rilis besar baru dari studio-studio besar Hollywood.
Dikutip dari The Hollywood Reporter, Selasa (12/12/2023), akhir pekan pertama dan kedua Desember biasanya sepi saat studio bersiap untuk merilis film besar Natal mereka. Film Jepang The Boy and the Heron juga memecahkan rekor lain, termasuk menjadi film terlaris Miyazaki di dalam negeri setelah menghasilkan 5,6 juta dolar AS pada Jumat, 8 Desember 2023, dari 2.205 bioskop.
Selain itu, Miyazaki mendapatkan nominasi Golden Globe Awards pertamanya di usia 82 tahun, berkat kekuatan film The Boy and the Heron. Film ini dinominasikan untuk fitur animasi Golden Globe bersama Spider-Man: Across the Spider-Verse, Elemental, The Super Mario Bros. Movie, Suzume dan Wish.
Advertisement
Baik The Boy and the Heron dan Spider-Verse menerima nominasi tambahan untuk skor film asli. The Boy and the Heron adalah film terbaru dari Hayao Miyazaki, yang sebelumnya memenangkan Oscar fitur animasi terbaik kompetitif untuk filmnya Spirited Away pada 2001 dan menerima Academy Honorary Award pada 2014. Film Miyazaki pada 2013, The Wind Rises dinominasikan untuk Golden Globe untuk film yang dibuat dalam bahasa asing.
Sinopsis The Boy and the Heron
Dikutip dari Tim Showbiz Liputan6.com, The Boy and The Heron berlatar cerita saat Perang Dunia Kedua, Mahito remaja masih dihantui oleh kematian tragis ibunya. Ia pun dipindahkan dari Tokyo ke rumah pedesaan yang tenang bersama ibu tirinya, Natsuko, seorang perempuan yang memiliki kemiripan yang mencolok dengan ibu Mahito.
Saat ia mencoba menyesuaikan diri, dunia barunya menjadi aneh setelah kemunculan seekor bangau yang membingungkan dan mengganggu Mahito, menjulukinya sebagai "yang ditunggu-tunggu."
The Boy and The Heron sebelumnya dijadwalkan tayang di seluruh layar lebar di Indonesia pada 29 November 2023. Namun, film tersebut mengalami kemunduran tanggal penayangan. CBI Pictures selaku distributor film dari Indonesia pun akhirnya memberikan tanggal pasti untuk penayangan film Hayao Miyazaki tersebut pada 13 Desember 2023. Dikutip Tim Regional Liputan6.com, berikut beberapa fakta menarik lain tentang film ini:
1. Sempat Diisukan Jadi Karya Terakhir Hayao Miyazaki
Film The Boy and the Heron sempat diisukan sebagai karya terakhir dari animator legendaris Hayao Miyazaki. Namun, faktanya kabar tersebut dibantah langsung oleh Wakil Presiden Studio Ghibli, Junichi Nishioka. Diketahui Hayao Miyazaki saat ini justru tengah terlibat untuk ide-ide terbaru untuk film animasi Studio Ghibli lainnya, sehingga film tersebut tidak menjadi karya terakhir sang animator melainkan menjadi karya terbaru setelah 10 tahun dari karya sebelumnya.
Advertisement
Semangat Sutradara The Boy and the Heron
Melansir dari Anime News Network, Junichi Nishioka sebagai salah satu eksekutif Studio Ghibli membocorkan bahwa Hayao Miyazaki mengurungkan niatnya untuk berhenti berkarya di dunia perfilman.
"Orang-orang mengatakan bahwa film itu (The Boy and The Heron) mungkin akan menjadi film terakhirnya, tapi ia (Hayao Miyazaki) tidak merasakan hal itu sama sekali," ucap Junichi Nishioka dalam acara Toronto International Film Festival 2023 pada Kamis, 7 September 2023.
2. Merilis Film Tanpa Promosi
Studio Ghibli merilis film “The Boy and the Heron” tanpa disertai dengan adanya promosi seperti film Ghibli lainnya. Bahkan sebelum tayang secara perdana di Jepang, pihak Studio Ghibli hanya merilis sebuah poster yang sederhana dengan tanggal perilisannya.
Meskipun tidak menggelar promosi besar-besaran, film ini mampu mendapatkan respon yang sangat besar dari para penggemar. Bahkan di Jepang, The Boy and the Heron bisa meraup penghasilan sekitar 13,2 juta USD di minggu pertama penayangannya.
Fakta Menarik Film The Boy and the Heron
3. Dibuat Oleh Hayao Miyazaki Secara Manual
Hayao Miyazaki telah dikenal sebagai seorang animator ternama asal Jepang yang membuat banyak sekali karya legendaris. Dia menggambarnya secara manual sama seperti film-filmnya yang lain. Karena itu, CEO Studio Ghibli Toshio Suzuki menyampaikan bahwa proses produksi film ini membutuhkan waktu yang panjang untuk menyelesaikan karya tersebut. Diketahui dalam proses produksinya ada sekitar 60 animator yang mampu menciptakan durasi 1 menit setiap bulannya.
4. Terinspirasi dari Novel “How Do You Live?” Karya Genzaburo Yoshino
Film The Boy and the Heron merupakan film yang terinspirasi dari sebuah novel bertajuk “How Do You Live?” karya Genzaburo Yoshino. Novel ini merupakan novel fiksi yang dirilis pertama kali pada 1937.
Novel tersebut menceritakan tentang kehidupan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang berada di bawah bayang-bayang perang dunia kedua. Selain itu, dalam novelnya menceritakan perkembangan emosional dan filosofis seorang anak setelah kematian sang ayah.
Advertisement