Liputan6.com, Jakarta - Masalah sampah plastik bukan hanya tanggung jawab pemerintah maupun perusahaan. Individu sebagai konsumen akhir juga perlu bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya, setidaknya dengan memilahnya secara tepat. Untuk membangun kesadaran itu, kampanye pemilahan sampah botol plastik kini menyasar bioskop.
Coca-Cola Indonesia menggandeng jaringan bioskop CGV untuk melaksanakan kampanye tersebut. Hal itu dilakukan dengan membuka pojok pengumpulan sampah botol plastik bernama Reborn Area pada Senin, 11 Desember 2023.
"Saat ini ada lima lokasi dulu, CGV Central Park, Grand Indonesia, Pacific Place, FX, dan AEON Jakarta Garden City. Untuk awalnya tiga bulan dulu, kalau sukses bisa expand," kata Triyono Prijosoesilo, Director of Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.
Advertisement
Ia menjelaskan bioskop jadi lokasi kampanye terbaru karena melihat konsumen loyal di bioskop yang didominasi generasi muda. Mereka yang datang juga tidak sekadar menonton, tetapi ingin merasakan pengalaman lain. "Ada sesuatu yang menarik, tidak sekadar hiburan, tapi ada edukasinya," sambungnya.
Ia menilai semakin banyak masyarakat yang ingin berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik sia-sia, tetapi bingung harus memulai dari mana. Karena itu, pihaknya menganggap cocok menempatkan pojok pengumpulan sampah plastik di dalam bioskop. "Audience-nya cenderung cocok, untuk mereka sebelum atau setelah nonton. Mereka bisa datang berkunjung dan melakukan kegiatan-kegiatan terkait pembelajaran," sambungnya.
Titik Kritis Pengumpulan
Tri menambahkan bahwa secara global, pihaknya sudah meluncurkan kampanye Dunia Tanpa Sampah sejak 2018. Lewat tagar itu, mereka ingin menjadi bagian dari solusi pengelolaan sampah pasca-konsumsi dengan melakukan Design, Collect, and Partner.
Lewat desain, mereka mulai menggunakan botol PET daur ulang 100 persen (r-PET) sejak pertengahan 2023. Pihaknya mengklaim 1 dari 3 botol Coca-Cola Indonesia telah menggunakan botol tersebut. Tapi agar hal itu bisa berkelanjutan, pihaknya menekankan pentingnya tahap pengumpulan botol bekas.
"Tantangannya besar, Indonesia ini luas dan punya lebih dari 17 ribu pulau. Tidak mudah dari sisi logistik," kata Tri.
Di samping itu, kesadaran masyarakat memilah sampah plastik belum merata. Pihaknya menggandeng banyak partner agar tingkat kesadaran meningkat sekaligus mempermudah konsumen mengembalikan botol plastik bekas. Di samping, botol plastik bekas yang tidak terkontaminasi sampah organik akan memudahkan pula dalam proses produksi botol r-PET yang food grade.
"Begitu sudah penuh, kita akan ambil. Kita kerja sama dengan Mahija untuk mengambil dan mengelola supaya dapat bahan baku plastik," imbuh Tri.
Advertisement
Ada Paket Khusus
Mandati Putri, Marketing Communications Head of CGV Cinemas menyambut baik tawaran kemitraan tersebut. Pihaknya mengaku kerja sama tersebut mengawali langkah mereka untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular di bioskop. Selama ini, sampah-sampah kemasan yang ditinggalkan penonton hanya dibuang begitu saja.
"Dari CGV, kami kembangkan ekonomi sirkular loop. Kami akan usahakan di-recycle atau di-repair untuk menjadi bahan baku kembali," katanya seraya menyebut kemasan kertas akan dibuang seperti biasa.
Pihaknya mengaku belum memiliki data jumlah sampah yang dihasilkan selama bioskop beroperasi. Namun, ia mengklaim kesadaran penonton akan sampah makin tinggi yang diindikasikan dari jarangnya botol minum bekas ditinggalkan begitu saja di kursi setelah menonton.
Berangkat dari itu, pihaknya menyiapkan paket makanan khusus untuk kampanye tersebut. Dengan setiap pembelian dua botol Coca-Cola dan satu popcorn CGV disertai dengan mengunggah foto dan tag akun Instagram, konsumen akanberkesempatan untuk mendapatkan merchandise khusus. Tersedia dua kotak pengumpulan kemasan botol plastik bekas pakai (drop box) di setiap lokasinya selama periode Desember 2023 - Maret 2024.
Daur Ulang Bukan Solusi Sempurna
Meningkatnya produksi plastik di seluruh dunia telah menciptakan lebih banyak polusi. Kepala lingkungan hidup PBB pun memperingatkan bahwa manusia tidak bisa hanya mendaur ulang untuk keluar dari permasalahan sampah tersebut.
Mengutip laman Japan Today, Kamis, 5 Oktober 2023, dia menyerukan pemikiran ulang total mengenai cara orang-orang menggunakan plastik. "Ada banyak jalan menuju solusi. Tapi saya pikir semua orang menyadari bahwa status quo bukanlah sebuah pilihan," sebut Inger Andersen, direktur Program Lingkungan Hidup PBB, dalam sebuah wawancara dengan AFP.
Andersen menyampaikan hal tersebut dua minggu setelah publikasi rancangan pertama Plastic Treaty, yaitu perjanjian internasional masa depan mengenai polusi plastik yang juga didukung Indonesia. Perjanjian itu diperkirakan akan selesai pada akhir 2024, mencerminkan berbagai ambisi dari 175 negara yang terlibat.
Utamanya kesenjangan antara mereka yang mendukung pengurangan produksi polimer mentah dan mereka yang bersikeras menggunakan kembali dan mendaur ulang. Pertama, Andersen mengatakan tujuannya adalah untuk menghilangkan sebanyak mungkin plastik sekali pakai. "Menghilangkan hal-hal yang sejujurnya tidak diperlukan, seperti benda-benda yang dibungkus plastik yang sama sekali tidak ada gunanya, bahkan mungkin dibungkus oleh alam sendiri, seperti sebuah jeruk atau pisang," katanya.Â
Saat memasuki supermarket, dia langsung pergi ke lorong sabun untuk melihat apakah versi padat tersedia. "Kita juga harus mengurangi keseluruhan pasokan polimer mentah baru," sebutnya, sambil mencatat bahwa ini adalah salah satu opsi dalam rancangan teks perjanjian tersebut.Â
Advertisement