Sukses

Puma Setop Sponsori Timnas Israel pada 2024, Efek Seruan Boikot?

Sebagaimana diketahui, Puma telah jadi sponsor resmi klub sepak bola nasional Israel sejak 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Puma akan berhenti mensponsori tim sepak bola nasional Israel pada 2024, menurut juru bicara perusahaan. Apakah ini merupakan respons seruan boikot karena merek itu dituduh pro-Israel di tengah genosida yang terjadi di Palestina?

Kendati dugaan yang dimaksud riuh beredar, juru bicara brand pakaian olahraga asal Jerman itu menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak terkait seruan boikot konsumen, lapor Al Jazeera, dikutip Rabu (13/12/2023). Pihaknya menyebut, langkah tersebut direncanakan sejak tahun lalu, jauh sebelum perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

Puma telah lama menghadapi seruan boikot atas aliansi mereknya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). Namun, seruan tersebut semakin meningkat selama dua bulan serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 18 ribu warga Palestina.

Para aktivis mengklaim bahwa perusahaan tersebut mendukung kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat, mengingat beberapa tim sepak bola negara tersebut bermarkas di sana. Klaim itu dibantah Puma, dengan mengatakan bahwa sponsornya terbatas pada tingkat nasional, bukan tim klub.

Seorang juru bicara Puma mengatakan pada NY Post bahwa perusahaan tersebut memutuskan menyudahi kerja sama dengan tim nasional Israel pada akhir tahun lalu sebagai bagian dari strategi bisnis "lebih sedikit-lebih besar-lebih baik."

Program ini menekankan pada sponsorship klub-klub besar dengan mengorbankan tim lebih kecil. Perusahaan mengatakan, kontrak Puma dengan federasi sepak bola Israel akan berakhir pada 2024. Mereka telah jadi sponsor resmi klub sepak bola nasional tersebut sejak 2018.

2 dari 4 halaman

Dampak Tekanan Aktivis Pro-Palestina?

Kabar keputusan Puma pertama kali diberitakan Financial Times. Aktivis pro-Palestina yang terlibat dalam kampanye mendorong boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel mengaku tekanan mereka membuat Puma mengambil keputusan tersebut.

Namun, Asosiasi Sepak Bola Israel membantahnya dan menyebutnya sebagai "usaha yang menyedihkan untuk menyesatkan (publik)." IFA mengatakan bahwa mereka mempunyai opsi memperpanjang kontrak selama dua tahun, namun tidak melakukannya setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Puma mengenai syarat dan ketentuan.

Dari sektor fesyen, Zara, baru-baru ini, dirujak warganet setelah kampanye terbaru mereka untuk "The Jacket" dituduh mengejek warga Palestina yang tengah jadi korban serangan Israel. Hal ini terjadi setelah model Kristen McMenamy berpose dengan manekin yang dilapisi kain putih dan plastik.

Zara merilis koleksi busana yang diklaim "menonjolkan keserbagunaan pakaian tersebut." Item-nya merupakan bagian dari seri Atelier merek tersebut yang dideskripsikan sebagai "koleksi edisi terbatas yang merayakan komitmen kami terhadap keahlian dan hasrat terhadap ekspresi artistik."

3 dari 4 halaman

Iklan Jadi Viral

Di gambar yang jadi viral di media sosial, tampak boneka-boneka yang ditutupi pakaian putih dan plastik, yang disamakan dengan orang-orang berbalut kain kafan yang tewas dalam pemboman di Gaza. Hindustan Times juga melaporkan bahwa publik dapat melihat peta Palestina yang terbalik di latar belakang iklan tersebut.

Kristen McMenamy berpose di tengah-tengah kampanye, membuat model itu ikut dihujat di dunia maya. Warganet membanjiri kolom komentar Instagram-nya, menuntut penjelasan mengapa ia mau jadi bagian "pemotretan bertema genosida." Beberapa juga menyayangkan, mengatakan "padahal Anda bukan model kemarin sore."

Zara pun buka suara. Setelah jadi viral di media sosial dan seruan boikot menggema, Inditex, perusahaan pemilik Zara, menurunkan sebagian materi iklan tersebut dan meninggalkan sisanya yang masih dibombardir komentar pedas.

Pihaknya mengatakan pada Al Jazeera, Senin, 11 Desember 2023, bahwa penghapusan iklan untuk koleksi "Atelier" perusahaan tersebut adalah bagian dari proses penyegaran konten yang normal. Mereka juga berdalih bahwa foto tersebut diambil pada September 2023, sebelum perang Israel-Hamas dimulai 7 Oktober 2023.

4 dari 4 halaman

Bukan Kali Pertama

Zara juga mengatakan bahwa kampanye iklan tersebut mulai digagas pada Juli 2023 yang terinspirasi penjahitan pria dari abad yang lalu. Ini bukan pertama kalinya jenama fesyen itu mendapat reaksi keras dari aktivis pro-Palestina.

Pada 2022, para aktivis menyerukan masyarakat berhenti berbelanja produk merek tersebut setelah pemilik waralaba toko Zara di Israel mengadakan acara kampanye untuk politisi sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir di rumahnya.

Insiden lain juga tercatat 2021 setelah kepala desainer merek tersebut, Vanessa Perilman, menuliskan pesan bernada kebencian di Instagram pada model berdarah Palestina, Qaher Harhash. Harhash diketahui aktif menyampaikan dukungan untuk tanah airnya melalui unggahan media sosial.

Saat itu, Zara mengecam komentar Perilman. "Zara tidak menerima segala bentuk kurangnya rasa hormat terhadap budaya, agama, negara, ras, atau kepercayaan apapun. Zara adalah perusahaan yang inklusif dan kami tidak akan pernah menoleransi diskriminasi dalam bentuk apapun," kata perusahaan itu.

"Kami mengutuk komentar-komentar yang tidak mencerminkan nilai-nilai inti kami, yaitu saling menghormati satu sama lain, dan kami menyesali pelanggaran yang ditimbulkannya. Sebagai perusahaan multikultural, kami berkomitmen memastikan lingkungan yang adil dan inklusif sebagai bagian dari nilai-nilai perusahaan kami."