Sukses

Harga Tiket Masuk Louvre Naik 29 Persen Jelang Olimpiade 2024

Penggemar seni yang bertandang ke Paris harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk melihat Mona Lisa pada 2024. Hal ini dikarenakan Louvre akan menaikkan harga tiket masuknya sebesar 29 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Penggemar seni yang bertandang ke Paris harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk melihat Mona Lisa pada 2024. Hal ini dikarenakan Louvre akan menaikkan harga tiket masuknya sebesar 29 persen.

Dikutip dari ArtNews, Rabu, 13 Desember 2023, tiket masuk akan naik dari 17 euro (Rp287 ribu) menjadi 22 euro (Rp371 ribu). Ini menandakan kenaikan tiket masuk pertama kalinya sejak 2017.

Berdasarkan pernyataan dari Louvre pada Jumat, 8 Desember 2023, harga baru ini akan mengimbangi kenaikan biaya terkait energi. Ini dilakukan juga untuk membantu mendanai biaya masuk gratis bagi pengunjung di bawah 18 tahun, pelajar, dan jurnalis.

Berita ini muncul ketika Prancis tengah bersiap untuk Olimpiade 2024 mendatang di Paris. Jutaan penggemar olahraga akan berdatangan ke ibu kota Prancis sehingga menambah biaya yang membengkak di seluruh kota.

Badan transportasi kota, misalnya, telah mempertimbangkan untuk menaikkan harga tiket Metro hingga dua kali lipat menjadi 4 euro (Rp67 ribu) dari 2,10 euro (Rp35 ribu) selama acara berlangsung. Olimpiade Musim Panas 2024 rencananya digelar mulai 26 Juli 2024 hingga 11 Agustus 2024.

Pengumuman Louvre juga bertepatan dengan gelombang kenaikan harga tiket masuk di museum-museum Kota New York. Sebut saja dengan Metropolitan Museum of Art menaikkan harga tiket masuk orang dewasa dari 25 dolar AS menjadi 30 dolar AS (Rp291 ribu menjadi Rp470 ribu) pada 2022.

Pada Juli 2023, Whitney Museum of American Art menaikkan harga tiket menjadi 30 dolar AS untuk orang dewasa dan 25 dolar AS untuk pelajar dan lansia. Museum ini belum menaikkan harga tiketnya sejak 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Museum Louvre Bisa Direnovasi karena Tutup di Masa Pandemi Covid-19

Sebelumnya, masa pandemi Covid-19 telah mengubah wajah industri perjalanan dunia dan membuat deretan obyek wisata menutup pintu untuk wisatawan. Tidak terkecuali dengan Museum Louvre di Prancis yang sempat tutup pada akhir Oktober 2020 karena lockdown.

Museum Louvre memiliki daya pikat yang luar biasa hingga dikunjungi hingga 40 ribu orang per hari sebelum pandemi. Namun saat ini, kerumunan di museum yang berada di Paris, Prancis ini tak lagi terlihat dan berganti pemandangan lain.

Dilansir dari Travel and Leisure, Selasa, 23 Februari 2021, sementara ditutup, para pekerja museum dapat menjalankan hal yang sebelumnya belum terlaksana, yakni renovasi, seperti dilaporkan Associated Press. "Kami memanfaatkan penutupan museum untuk melakukan sejumlah pekerjaan besar," kata Laurent le Guedart, Direktur Warisan dan Taman Arsitektur kepada AP.

Ia melanjutkan, momen penutupan ini juga digunakan untuk mempercepat operasi pemeliharaan dan memulai pekerjaaan perbaikan yang sulit dijadwalkan saat museum beroperasi secara normal. AP mencatat, ada sekitar 250 karyawan museum bekerja keras untuk beragam hal.

Mereka mengerjakan menambahkan sistem keamanan baru, membersihkan patung, memeriksa inventaris, memeriksa artefak, dan mengatur ulang pintu masuk. Para pekerja Museum Louvre juga merestorasi lainnya yang diperlukan ke area seperti Egyptian Wing dan Grande Galerie.

3 dari 4 halaman

Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre Dilempari Kue, Pelaku Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa

Lukisan Mona Lisa jadi sasaran vandalisme pada Minggu, 29 Mei 2022. Seorang pengunjung melempari lukisan yang dipajang di Museum Louvre, Paris, itu dengan sepotong kue hingga mengotori kaca pelindung.

Aksi pria yang mengenakan wig itu terekam dalam video yang kemudian beredar viral di media sosial. Sebelumnya, lelaki yang tak diketaui namanya itu mendekati lukisan dengan kursi roda sebelum melemparkan kue ke karya seni dari era Renaissance tersebut. Dalam video lain, pria itu berdiri di kakinya sendiri setelah puas melemparkan kue, sedangkan kursi rodanya berada di dekatnya. 

"Seorang pengunjung yang terlihat cacat dengan menggunakan kursi roda untuk mendekati karya seni yang dipasang di etalase dengan aman. Louvre menerapkan prosedur biasa untuk orang-orang dengan mobilitas terbatas, memungkinkan mereka untuk mengagumi karya seni utama ini," demikian pernyataan resmi Museum Louvre, dikutip dari laman CNN, Selasa, 21 Mei 2022.

"Ketika berdiri dekat lukisan itu, individu tersebut melemparkan pastry yang disembunyikannya di barang-barang pribadinya ke selubung kaca Mona Lisa. Aksi ini tidak berefek pada lukisan, tidak ada kerusakan sedikit pun," sambung pernyataan tersebut.

4 dari 4 halaman

Kata Juru Bicara

Juru bicara museum menjelaskan kembali bahwa pengunjung berkursi roda diperkenankan untuk maju ke depan, melewati pengunjung lainnya. Hal itu agar mereka bisa melihat karya seni ternama dari museum itu dengan lebih baik.

Si pelaku telah ditahan. Ia juga dibawa ke rumah sakit jiwa di markas polisi, menurut kantor kejaksaan Paris. Investigasi telah dimulai oleh jaksa atas tuduhan "upaya merusak properti budaya." Museum Louvre juga sudah mengajukan keluhan.

Dalam sebuah video yang beredar di Twitter, pelaku vandalisme sempat berteriak-teriak. Dalam bahasa Prancis, ia berkata, "Pikirkan planet Bumi, banyak orang merusaknya."

Ia pun diseret petugas keamanan museum, dengan kelopak bunga mawar bertebaran di lantai museum. Dalam video lain, terlihat staf museum berusaha membersihkan kaca pelindung lukisan dari kue yang dilempar pria itu.

Lukisan Mona Lisa adalah karya termahsyur dari Leonardo da Vinci. Bisa dibilang, lukisan ini paling terkenal di dunia dengan berhasil menarik jutaan pengunjung setiap tahun yang berbaris untuk berpose dengan karya seni berukuran tinggi 2,5 kaki dan lebar di bawah 2 kaki.

Potret yang masih terselubung misteri ini tidak asing dengan aksi vandalisme dan pencurian. Lukisan itu diketahui pernah dicuri pada 1911 oleh seorang karyawan museum. Bagian bawah kanvas pernah disiram air keras pada 1950-an yang memaksa museum meningkatkan perlindungan, termasuk memasang kaca anti-peluru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini