Sukses

Ahli Sebut Milenial Lebih Cepat Tua daripada Boomer, Kenapa?

Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dinilai lebih sadar akan kesehatan dibanding generasi sebelumnya. Namun, kesehatan mereka menurun lebih cepat dibandingkan boomer seiring bertambahnya usia.

Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dinilai lebih sadar akan kesehatan dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, kesehatan mereka menurun lebih cepat dibandingkan boomer seiring bertambahnya usia. Setidaknya itu menurut studi tahun 2020 dari perusahaan asuransi kesehatan Blue Cross Blue Shield di Amerika Serikat (AS).

Data menunjukkan, dikutip dari SCMP, Minggu, 17 Desember 2023, penurunan terjadi pada kesehatan fisik, yang terlihat pada kondisi seperti hipertensi dan kolesterol tinggi, dan kesehatan mental, seperti yang terlihat pada kasus depresi dan gangguan kecemasan, serta penyakit lain.

Para ahli berpendapat bahwa hal ini tidak hanya terjadi di AS, namun juga di Asia. Profesor Jung Hee Won dari departemen kedokteran geriatri di Asan Medical Center di Seoul, Korea Selatan, memperingatkan bahwa milenial akan jadi generasi pertama yang menua lebih cepat dibandingkan orangtua mereka.

"Orang-orang berusia 30-an dan 40-an sekarang rentan terhadap penyakit terkait usia yang biasanya dialami orang-orang berusia 50-an dan 60-an," kata Jung. "Ini berarti mereka mempunyai risiko lebih besar terhadap kondisi kronis jangka panjang, seperti obesitas, diabetes, kanker, dan penyakit jantung," yang semuanya dapat mempercepat proses penuaan.

Jung mengatakan, sejumlah faktor berkontribusi terhadap hal ini, seperti konsumsi berlebihan makanan olahan, termasuk makanan dengan tambahan gula, ketidakaktifan fisik, tekanan psikis, keseimbangan kehidupan kerja yang buruk, dan kesulitan keuangan.

Banyak penelitian yang mengaitkan obesitas dengan percepatan penuaan, sebagian karena obesitas berkontribusi terhadap kerusakan DNA yang terjadi seiring bertambahnya usia.

2 dari 4 halaman

Temuan Studi

Sebuah studi nasional yang dilakukan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menunjukkan lebih dari separuh pria berusia 30-an dan 40-an (54,9 persen dari mereka berusia 30-an dan 54,2 persen dari mereka berusia 40-an) mengalami obesitas. Indeks massa tubuh mereka lebih dari 25 pada 2021.

Sebelum pandemi COVID-19, prevalensi obesitas pada kelompok usia ini sedikit lebih rendah, yaitu masing-masing sebesar 48,9 persen dan 46,2 persen. Meski tingkat obesitas pada wanita tidak setinggi pria, 19 persen wanita berusia 30-an dan 19,7 persen wanita berusia 40-an, pada 2022, banyak wanita "kurus gemuk," kata Jung.

Mereka memiliki persentase lemak tubuh yang relatif tinggi dan kurangnya otot di lengan dan kaki. Studi menunjukkan bahwa pengecilan otot, yang dikenal sebagai sarcopenia, baik secara terpisah maupun dikombinasikan dengan lemak tubuh, meningkatkan risiko gangguan kognitif, yang merupakan salah satu pemicu penuaan.

Au Yeung Tung-wai, seorang profesor di Jockey Club Institute of Aging di Chinese University of Hong Kong, mengatakan, semakin banyak orang dewasa muda yang usia biologisnya alias usia selnya lebih tua dari usia sesungguhnya.

3 dari 4 halaman

Mengapa Demikian?

Au Yeung berkata, "Dari pertemuan saya sehari-hari dengan orang-orang dan melalui pengukuran kekuatan genggaman tangan, saya pikir mungkin benar bahwa generasi milenial lebih lemah dibandingkan orangtua mereka pada usia yang sama."

Ia juga melihat kondisi terkait usia, seperti obesitas dan diabetes, berkembang lebih awal dibandingkan sebelumnya. "Dulu kami harus berjalan kaki dan melakukan banyak aktivitas fisik," sebut dia. "Namun, setelah pertumbuhan ekonomi yang pesat pada 1970-an, masyarakat jadi lebih sedikit berolahraga."

"Mereka menghabiskan sebagian besar waktu luang di media sosial dibandingkan melakukan aktivitas fisik."

Temuan survei asuransi kesehatan Bupa di Hong Kong pada 2022 terhadap 500 milenial berusia 25--40 tahun menggarisbawahi bahwa generasi muda tidak memprioritaskan kesehatan mereka, meski tahu bahwa mereka seharusnya berbuat demikian.

Lebih dari enam dari 10 responden menganggap diri mereka sadar akan kesehatan, namun kurang dari separuh (48 persen) merasa puas dengan kesehatan mereka secara keseluruhan. Lebih dari separuh (53 persen) mengatakan mereka tidak memiliki cukup waktu mempertahankan gaya hidup sehat dan 45 persen melaporkan melakukan latihan fisik kurang dari sekali seminggu.

4 dari 4 halaman

4M

Hampir separuh (48 persen) percaya bahwa stres menghalangi mereka jadi lebih sehat, dan mengatakan bahwa mereka umumnya melaporkan penyakit yang berhubungan dengan kegiatan kantor, seperti nyeri bahu dan leher, ketegangan mata yang berlebihan, dan sakit kepala.

Para ahli menawarkan beberapa cara bagi anak muda menjaga kesehatannya. "Kunci untuk membalikkan percepatan penuaan adalah gaya hidup. Anda harus merombak hidup Anda dan mengelola 'kapasitas intrinsik,'" kata Jung, mengacu pada kombinasi kapasitas fisik dan mental seseorang.

Ia mengatakan hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan empat "M." Pertama, mobilitas dengan banyak berjalan. Lalu, masalah kesehatan. Ia menyarankan mengambil tindakan pencegahan, seperti makan sehat dan aktif, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Ketiga, meditasi dan fokus pada saat ini, dan terakhir, menetapkan prioritas utama dalam hidup. Sementara itu, Au Yeung menekankan pentingnya membangun otot untuk "membantu Anda mengurangi kemungkinan patah tulang saat bertambah tua."