Sukses

Indonesia Targetkan Emisi Karbon di Sektor Pariwisata Berkurang hingga 50 persen pada 2030

Sejauh ini, sektor pariwisata bertanggung jawab atas 5 persen emisi karbondioksida yang dihasilkan.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut organisasi pariwisata dunia (UNWTO), sektor pariwisata menyumbang sekitar 10,4 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB global pada 2019. Sektor tersebut juga memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 319 juta orang.

Seiring pertumbuhan tersebut, ada sejumlah tantangan yang dihadapi sektor pariwisata, terutama soal pelestarian alam dan budaya. Data menunjukkan, bahwa sektor pariwisata secara global bertanggung jawab atas sekitar 5 persen dari emisi karbondioksida. Hal ini menunjukkan urgensi penerapan pariwisata berkelanjutan.

Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengklaim, tidak hanya fokus mengejar angka kunjungan wisatawan, tapi juga mendorong pariwisata hijau di Indonesia. 

"Pariwisata hijau ini berpegang pada prinsip sustainability atau keberlanjutan. Tapi juga prinsipnya adalah balance atau keseimbangan ekologis. Ecological Balance dan regenerasi alam atau nature regeneration," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam program Climate Talk Liputan6.com, Jumat, 16 Desember 2023.

Ia menjelaskan tujuan dari pembangunan pariwisata hijau adalah soal harmoni dan keseimbangan. "Bagaimana pengembangan pariwisata dan pelestarian alam itu berjalan seiring, dan ini harus menjamin masa depan yang berkelanjutan bagi lingkungan dan sektor Parekraf Indonesia untuk kesejahteraan rakyat," tuturnya.

Sandiaga mengatakan Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon di masa mendatang lewat penerapan pariwisata hijau. "Kami menargetkan pengurangan emisi karbondioksida di sektor pariwisata ini hingga 50 persen di tahun 2030, dan mencapai 0 emisi di tahun 2045 sampai 2060," ujar Sandi, seraya menambahkan bahwa penggunaan energi baru dan terbarukan di Indonesia menjadi peluang bagi ekonomi dan investasi hijau.

 
2 dari 4 halaman

Upaya Green Job yang Dilakukan oleh Kemenparekraf

Sandiaga juga menjelaskan, upaya-upaya yang dilakukan dalam mengedepankan pariwisata yang lebih ramah lingkungan. "Kami, dengan upaya untuk mengurangi emisi karbon ini adalah melalui tata kelola yang jauh lebih baik melalui program-program penciptaan green job, yaitu peluang usaha dan peluang kesempatan kerja di ekonomi hijau dan pariwisata hijau," jelasnya. Ia berharap, upaya tersebut dapat menghadirkan dampak sosial bagi masyarakat.

Ia mengatakan perlu adanya produk-produk wisata yang ramah lingkungan dan diadakannya skema sertifikasi desa wisata yang berkelanjutan. Selain itu, ia menyebutkan bahwa perlu ada peningkatan kesadaran di masyarakat mengenai pentingnya pariwisata yang ramah lingkungan. "Di mana milenial dan Gen Z ini ikut berpartisipasi, seperti Pandawara yang membersihkan destinasi-destinasi dari sampah," ungkapnya. 

Di sisi lain, Sandiaga mengakui salah kaprah masih terjadi dalam penerapan pariwisata hijau. Salah satunya dengan menerapkan politik dan praktik Green Washing yang terjadi di Indonesia, yakni para pengusaha menggunakan klaim hijau tanpa adanya dukungan nyata dari praktek-praktek berkelanjutan.

 
3 dari 4 halaman

Komunikasikan Para Pebisnis agar Tidak Green Washing

"Mereka hanya mengklaim, dengan CSR dan sebagainya tanpa regulasi dan sertifikasi yang penuh dengan kurasi. Akhirnya, keberlanjutan ini tidak dilakukan dan kita butuh lebih mendorong insentif bagi para pelaku bisnis," dia menjelaskan.

Sandiaga pun memperingatkan agar para pebisnis tidak melakukannya. "Kami terus mengkomunikasikan program pariwisata hijau  ini kepada para pelaku usaha agar tidak terjadi Green Washing, karena, pariwisata hijau ini menjadi tren yang tidak tergantikan, ini menjadi tuntutan dari wisatawan,"  jelasnya.

Ia juga mendorong semua pihak yang terlibat untuk bertransformasi dalam menerapkan pariwisata hijau. Hal itu dilakukan dengan cara menggunakan energi hijau, energi baru dan terbarukan, pengelolaan air, pengelolaan limbah, dan penggunaan teknologi terbaru untuk mengurangi beban investasi. 

Harapannya, pemerintah akan terus memperkuat regulasi tata ruang, zonasi, dan juga analisis risiko. "Kuncinya, kita akan mendukung proyek yang mendukung pariwisata hijau dan mempertahankan karakter alami daerah," sambung dia.

4 dari 4 halaman

Larangan Pembangunan Destinasi Wisata di Lahan Pertanian Produktif

Ia juga mengungkapkan, bahwa ke depannya bangunan pariwisata harus mengacu pada pariwisata hijau. Karena itu, pembangunan destinasi wisata di lahan pertanian yang produktif tidak boleh lagi dilakukan. "Tapi, kita harus gunakan prinsip penatagunaan tanah dan rencana tata ruang yang berpihak pada ekonomi hijau," ungkapnya

Sandiaga juga menargetkan sektor Parekraf bisa berkontribusi lebih dari empat persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dikutip dari kanal Regional, Liputan6.com, Kamis, 14 Desember 2023, hingga saat ini, sektor parekraf juga telah mempekerjakan sebanyak puluhan juta orang di seluruh Indonesia.

"Sementara sektor ekonomi kreatif ini sudah nomor 3 besar dunia, dengan nilai tambah Rp1.300 triliun dan 8 persen kontribusinya terhadap PDB dengan mempekerjakan sekitar 24 juta orang di Indonesia," kata dia.

Sandiaga Uno mengatakan, outlook pariwisata dan ekonomi kreatif 2023/2024 adalah bagaimana bisa mencapai nilai pariwisata yang mencapai hampir 14 miliar dolar di tahun 2024 dengan kontribusinya 4,5 persen terhadap PDB.