Liputan6.com, Jakarta - Gunung Egon merupakan gunung berapi yang terletak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung Egon memiliki tinggi 1.703 mdpl.
Mengutip dari laman Indonesia Kaya, Minggu, 17 Desember 2023, Gunung Egon kembali aktif pada 2006 usai vakum selama 75 tahun. Egon tercatat meletus dahsyat pada 1925. Gunung Egon yang menyimpan bukti letusan dahsyat yang pernah terjadi, dengan adanya sebuah kawah luas menganga lebar yang menimbulkan rasa takjub bagi siapapun yang melihatnya.
Gunung Egon sendiri berada di wilayah timur dari Maumere atau sekitar tiga puluh kilometer dari ibu kota Kabupaten Sikka. Masih banyak hal mengenai Gunung Egon selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Egon yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement
1. Pendakian Populer di Flores
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Minggu, 17 Desember 2023, Egon adalah gunung berapi yang sangat aktif dan merupakan salah satu pendakian paling populer di Flores. Bahkan, sejumlah kecil pendaki berpengalaman telah mencapai titik tertinggi – termasuk Rob Woodall dari Inggris yang melakukan perjalanan penuh dan santai di tepian hanya dalam satu jam pada Agustus 2010.
Disebutkan bahwa, letusan besar yang terjadi pada 2008 telah menutupi sebagian jalan setapak dengan abu dan puing sehingga sulit ditemukan. Syukurlah jalurnya sekarang sudah cukup bersih sekali lagi tetapi sulit menemukan titik awal jalur yang di luar desa Blidit pada ketinggian 788 mdpl tanpa GPS atau pemandu lokal karena tidak ada penunjuk arah sama sekali.  Â
Â
2. Pernah Meletus Dahsyat pada 1925
Pada awal tahun 2016, status Gunung Egon dinaikkan menjadi "siaga" akibat dari aktivitas vulkanik yang meningkat pada saat itu. Gempa juga dirasakan para warga setempat yang tinggal tepat di kaki Gunung Egon.
Letusan dahsyat terakhir gunung ini terjadi pada tahun 1925 dan letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2008 lalu. Walaupun aktivitas vulkaniknya seringkali meningkat dan menimbulkan keresahan, tapi dalam kondisi normalnya gunung ini merupakan salah satu gunung favorit bagi para pendaki yang berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.
3. Titik Awal Pendakian
Dibutuhkan sekitar 1 jam untuk mencapainya dengan mobil dari Maumere menuju ke timur di jalan utama menuju Larantuka dan ambil jalan menuju lereng bukit di Waigete (WGT pada penanda jalan) yang sebenarnya memiliki plang menuju Gunung Egon, meskipun hanya terlihat dari sisi timur. Jalan ini mengarah ke titik awal 8 km di atas bukit yang merupakan rumah bagi beberapa penduduk lokal paling ramah di Flores.Â
Advertisement
4. Jalur Pendakian ke Gunung Egon
Tersedia dua akses pendakian bagi para pendaki yang ingin bercengkerama langsung dengan suasana alam Gunung Egon. Pendakian dapat dimulai dari Posko Pengamatan Gunung Egon atau dari Desa Blidit.
Untuk mencapai lokasi dari Gunung Egon, para pendaki dapat menempuh perjalanan dari tiga wilayah yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Sikka yaitu Kabupaten Ende, wilayah Flores Timur, dan Kabupaten Ngada.
5. Terdapat Sisa Pertambangan Belerang
Jalurnya sedikit lebih sulit saat Anda melewati lapisan vulkanik di bawah tebing kawah yang mengesankan. Jalur ini kemudian mendatar dan mengarah ke pasir vulkanik yang lembap dan lepas hingga titik terendah di tepian (1.598 mdpl).
Dibutuhkan tidak lebih dari 3 jam untuk mencapai titik ini dan pemandangan ke fumarol yang sangat aktif dan berisik serta danau biru yang indah sungguh menyenangkan. Ini adalah jarak yang paling banyak dikunjungi orang, meskipun cukup mudah untuk berjalan ke kanan ke bagian yang lebih tinggi dari area datar tepinya. Anda akan melihat beberapa pipa logam yang setengah terkubur di pasir vulkanik – ini adalah sisa-sisa tambang belerang Jepang.Â
Â
6. Ritual Masyarakat Menenangkan Gunung Egon
Di tengah jalur, pendaki akan menemukan jalan yang mengarah melalui hutan terbuka. Jalan ini menawarkan pemandangan indah Pulau Besar di dekatnya di teluk Maumere.
Hutan berakhir pada ketinggian 1.328 mdpl dan jalur zig-zag mendaki medan yang semakin curam dan berbatu. Anda juga akan segera bisa mencium bau belerang di udara.
Setiap tahun masyarakat setempat melemparkan ayam dan benda lainnya ke dalam kawah dalam upaya menenangkan gunung berapi tersebut, namun gunung berapi tersebut tetap menjadi gunung berapi yang paling menakutkan di Flores sehingga diperlukan kehati-hatian.
Di punggungan pertama sebelum sampai di bibir kawah gunungnya, terdapat beberapa alat untuk mendeteksi aktivitas gunung api. Dari lokasi tersebut, para pendaki cukup melewati satu punggungan yang cukup terjal untuk sampai di bibir kawah Gunung Egon.
Selain luas kawah yang menjadi sisa letusan, dari salah satu sisi Gunung Egon juga terdapat semburan asap panas yang menandakan aktivitas vulkanik dari gunung berapi yang masih aktif ini.
Â
Advertisement