Liputan6.com, Jakarta - Jurnalis Israel Shimon Riklin memicu kontroversi setelah mendukung "kejahatan perang," dengan menyatakan tak bisa tidur, kecuali ia melihat rumah-rumah di Gaza dihancurkan. Riklin mengaku merujuk pada kitab Taurat, mengatakan bahwa praktik kuno melibatkan "penyebaran garam di Bumi."
Saat banyak negara di PBB mendukung gencatan senjata di Gaza, Palestina, Riklin justru membuat pernyataan yang bertentangan. Melansir tayangan kanal Youtube Middle East Eye, Selasa (18/12/2023), Riklin mengatakan hal tersebut saat tampil di program televisi Israel, Channel 14.
Baca Juga
Ia juga mengaku tidak khawatir dan tidak peduli bila pernyataannya mendapat banyak kritikan. "Saya mendukung kejahatan perang, dan saya tidak peduli kalau ada yang tidak setuju dengan saya," ucapnya.
Advertisement
Menurut Riklin, jika tentara Israel menghancurkan lebih banyak bangunan dan rumah di wilayah kantong Palestina, para warga Gaza tidak akan kembali lagi karena semua tempat, termasuk rumah mereka, sudah hancur.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana akan mengecualikan Otoritas Palestina dari pemerintahan Jalur Gaza periode pascaperang, kata sejumlah laporan media Israel pada Selasa (19/12/2023), dilansir dari Antara.
Menurut stasiun televisi publik Israel, KAN, Netanyahu baru-baru ini berkata pada AS bahwa "tidak akan ada otoritas Palestina di Gaza setelah perang." Netanyahu mengesampingkan aturan apapun yang dibuat Hamas yang memerintah Gaza sejak 2007. Saat itu, Tepi Barat berada di bawah kontrol Otoritas Palestina.
Â
PM Israel Menentang Pemerintahan Otoritas Palestina
KAN mengungkap Netanyahu menyatakan pada pertemuan tertutup Partai Likud bahwa ia menentang pemerintahan Palestina di Jalur Gaza setelah perang, dan sudah memberitahu pemerintah Amerika Serikat. "Tidak akan ada otoritas Palestina sama sekali di Gaza," ucap Netanyahu.
AS dan otoritas Palestina belum mengomentari pernyataan Netanyahu. Yang jelas, pernyataan PM Israel itu bertentangan dengan sikap AS yang beberapa kali menekankan harus ada pemerintahan Palestina di Gaza setelah perang berakhir.
Otoritas Palestina juga mengatakan siap kembali ke Gaza berdasarkan rencana politik komprehensif yang mencakup persatuan antara Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur yang diduduki. Israel melanjutkan serangan militer ke Jalur Gaza pada 1 Desember 2023 setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan dengan Hamas.
Pernyataan PM Israel itu diyakini berkaitan dengan pernyataan sikapnya di awal bulan ini. Menurut Middle East Monitor, 5 Desember 2023, Netanyahu berkata Otoritas Palestina "mempromosikan dan mendanai terorisme." Ia pun menyesalkan pembentukan otoritas Palestina, dan mengaku tidak suka dengan Presiden Mahmoud Abbas.
Netanyahu berkata, perginya Palestine Liberation Organisation (PLO) ke Tunisia merupakan langkah yang sudah benar, tapi mereka kembali lagi ke Palestina dan berkuasa sebagai otoritas Palestina. PLO merupakan partai Mahmoud Abbas yang memimpin Palestina.
Advertisement
Netanyahu Ingin Israel Mengendalikan Jalur Gaza
PLO kembali lagi ke Palestina berkat perjanjian damai Oslo Accords pada 1993 lalu. Netanyahu juga menyesalkan perjanjian tersebut. Netanyahu, yang kini sedang menghadapi kasus korupsi, menekankan agar pasukan Israel harus mengendalikan seluruh Jalur Gaza dengan alasan mencegah bangkitnya terorisme pada tahun-tahun mendatang.
Hamas masuk kategori terorisme menurut Israel, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan ke Israel dan menculik warga.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan pada Minggu, 17 Desember 2023 bahwa pihaknya menemukan sebuah terowongan besar di Jalur Gaza, tepatnya di dekat lokasi yang dulunya merupakan jalur tersibuk untuk menyeberang ke Israel.
Pintu masuk ke terowongan hanya berjarak beberapa ratus meter dari persimpangan Erez yang dijaga ketat, di mana juga terdapat pangkalan militer Israel di dekatnya. Menurut militer Israel, terowongan itu membentang lebih dari empat kilometer, terhubung dengan jaringan terowongan yang luas di seluruh Jalur Gaza dan cukup lebar untuk dilewati mobil.
Pangkalan Militer Israel
Terowongan yang sama diklaim memfasilitasi transit kendaraan, militan, dan pasokan dalam persiapan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Pada hari itu, kelompok Palestina militan disebut menggunakan granat berpeluncur roket untuk menerobos bagian tembok dekat penyeberangan Erez dan menyerbu pangkalan militer Israel, menewaskan sedikitnya tiga tentara dan menculik beberapa di antaranya.
Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut memicu pembantaian Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza hingga hari ini, Selasa (19/12/2023), menewaskan lebih dari 18 ribu orang. Membela serangan membabi butanya ke Jalur Gaza, Israel mengatakan jaringan terowongan Hamas terbentang di bawah sekolah, rumah sakit, dan kawasan permukiman.
Pejabat militer, intelijen, dan politik Israel mendapat kecaman keras karena gagal mendeteksi serangan pada 7 Oktober 2023. Juru bicara militer Israel Mayor Nir Dinar menuturkan bahwa dinas keamanan Israel tidak mengetahui tentang terowongan tersebut sebelum 7 Oktober 2023 karena pertahanan perbatasan Israel hanya mendeteksi terowongan yang dimaksud untuk memasuki negara mereka.
Advertisement