Liputan6.com, Jakarta - Kelestarian Bumi telah terancam dengan deretan jenis sampah yang menumpuk setiap harinya. Salah satu upaya keberlanjutan yang dapat dilakukan adalah pilah sampah dari rumah serta mengelolanya guna menekan dampak kerusakan lingkungan.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan sampah di Tanah Air pada 2022 mencapai 36.113.922,58 ton per tahun. Angka ini berdasarkan data capaian hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 310 kabupaten/kota se-Indonesia pada 2022.
Komposisi sampah berdasarkan jenis sampah secara nasional pada 2022 didominasi oleh sisa makanan (40,21 persen). Sementara jenis sampah lainnya beragam, mulai dari plastik (18,09 persen), kayu/ranting (12,97 persen), kertas/karton (11,3 persen), logam (3,05 persen), kain (2,59 persen), karet/kulit (2,14 persen), kaca (2,21 persen), dan lainnya (7,44 persen).
Advertisement
Pilah sampah dari rumah menjadi salah satu aksi yang dapat diupayakan demi Bumi yang lebih hijau. Namun, hal ini masih sulit dilakukan di tingkat rumah tangga.
Consult Manager Waste4Change Elma Elkarim mengungkapkan bahwa pihaknya memahami bahwa memilah sampah di tingkat rumah tangga masih dihadapkan pada beberapa hambatan. Ia menjelaskan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab sulitnya memilah sampah, salah satunya kurangnya kesadaran dan pemahaman.
"Beberapa masyarakat mungkin belum sepenuhnya menyadari pentingnya memilah sampah dari sumber. Pendidikan sejak dini dan peningkatan sosialisasi mengenai manfaat pilah sampah perlu menjadi fokus semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pengelolaan sampah yang baik dan benar," terang Elma kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 28 Desember 2023.
Penyebab lainnya, dikatakan Elma adalah keterbatasan tempat dan fasilitas. Menurutnya, kurangnya fasilitas seperti tempat sampah terpisah untuk organik dan non-organik juga dapat membuat proses ini sulit dilakukan.
"Langkah kecil yang dapat dilakukan adalah mulai membiasakan diri membawa wadah sendiri ketika berbelanja, dan berlaku sadar konsumsi saat membeli sesuatu, untuk mengurangi sampah yang akan dihasilkan di kemudian hari," tambahnya.
Elma mengatakan, gaya hidup yang sibuk kerap membuat warga kurang memiliki waktu untuk memilah sampah dengan seksama. Prioritas utama terkadang lebih tertuju pada aktivitas lain yang dianggap lebih mendesak.
"Ketidaktersediaan dukungan dan insentif dari pemerintah atau pihak terkait dapat membuat warga kurang termotivasi untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan memilah sampah," jelasnya.
Yuk, Pilah Sampah dari Rumah
Elma menyebut, "Memilah sampah dari rumah dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan efektif."
Simak langkah-langkah pilah sampah dari rumah:
Sediakan Tempat Sampah Terpisah
Siapkan dua tempat sampah terpisah di rumah untuk organik dan non-organik. Gunakan warna atau label yang jelas untuk membedakan keduanya.
Bijak dalam Pemilihan Tempat Penyimpanan
Pilih tempat penyimpanan yang strategis dan mudah diakses untuk kedua jenis sampah. Hal ini akan memudahkan setiap anggota rumah tangga untuk berpartisipasi.
Edukasi Anggota Keluarga
Sosialisasikan kepada anggota keluarga mengenai manfaat memilah sampah dan bagaimana cara yang benar melakukannya. Edukasi dapat dilakukan secara berkala.
Gunakan Tanda Pengenal Jenis Sampah
Gunakan label atau tanda pengenal yang jelas pada tempat sampah agar semua anggota keluarga dapat dengan mudah mengidentifikasi jenis sampah yang sesuai sebelum membuang sampah.
Rutin Lakukan Pemeriksaan
Periksa dan pastikan bahwa setiap jenis sampah tetap berada di tempatnya masing-masing. Rutin memeriksa dapat membantu menjaga konsistensi dalam memilah sampah.
Dorong Partisipasi Bersama
Libatkan semua anggota keluarga dalam kegiatan memilah sampah. Dorong partisipasi bersama untuk menciptakan kebiasaan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Advertisement
Pesan Waste4Change agar Lingkungan Asri dan Bumi Lestari
Memilah Sampah dengan Bijak
Pisahkan sampah di rumah atau kantor antara organik (seperti sisa makanan) dan anorganik. Memilah sampah secara sederhana dapat mengurangi bau yang tidak sedap dan menjaga nilai ekonomis sampah yang masih dapat diolah.
Kompos, jika Memiliki Lahan yang Luas
Jika memiliki lahan yang cukup, buatlah kompos dari sisa-sisa masakan dan makanan yang kedaluwarsa. Kompos ini dapat digunakan sebagai pupuk untuk halaman rumah, membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
Budayakan Makan Tanpa Sisa
Kendalikan porsi makanan agar tidak terjadi pemborosan dan mengurangi jumlah sampah makanan.
Beli Sesuai Kebutuhan
Belilah barang sesuai kebutuhan untuk menghindari pemborosan dan mengurangi sampah yang dihasilkan di kemudian hari.
Gunakan Tas Belanja dan Wadah Mandiri
Bawa tas belanja dan wadah sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Kebiasaan ini dapat mengurangi limbah plastik yang sulit terurai.
Bawa Tumbler dan Alat Makan Sendiri
Membawa tumbler dan alat makan sendiri membantu mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai. Manfaatkan fasilitas pengisian air minum yang banyak tersedia di stasiun dan fasilitas umum lainnya atau bawa bekal makan siang dengan wadah sendiri.
Dukung Retribusi Sampah
Jika wilayah tempat tinggal sudah menerapkan sistem retribusi sampah, mari dukung dan bayarlah retribusi tersebut. Hal ini akan memotivasi pihak pengelola sampah dan membantu menjaga kebersihan lingkungan.
Bagikan Informasi
Bagikan informasi ini kepada teman, keluarga, dan tetangga agar semakin banyak orang yang ikut berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan dari dampak sampah.
Â
"Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat menjaga lingkungan tetap asri dan berperan aktif dalam melindungi Bumi. Mari bersatu tangan untuk masa depan yang lebih bersih dan lestari," tutup Elma.
Zero Waste ala Kebun Devi
Pegiat tanaman dari Surabaya, Devi Natalia, kerap berbagi beragam tips terkait ecosystem, zero waste, dan berkebun melalui akun Instagram @kebun.devi yang telah diikuti lebih dari 82,1 ribu followers. Penerapan zero waste di rumah telah dilakukannya sejak tujuh tahun lalu.
"Karena di kebun komponen ekosistemnya lengkap, yaitu tanaman, hewan pemakan, manusia dan hewan pengurai, dan ada lingkungan darat serta air (kolam ikan), manusia konsumen hasil kebun (sayuran), sisanya ke kelinci dan ikan, dan sisnya lagi di kompos," kata Devi kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 29 Desember 2023.
Devi menerangkan bahwa hasil kotoran ikan dan kelinci dimasukkan atau diurai melalui tong kompos. Langkah ini lantas menghasilkan pupuk cair dan padat.
"Juga tidak lupa membuat eco enzyme dari kulit buah yang dipilah. Untuk hasilnya sebagai cairan yang mampu mengurai dan mengurangi polusi di air maupun udara," jelasnya. "Yang mana dari aksi nyata di rumah saya sudah memilah sampah organik dan plastik secara kontinu. Sampah kebun berupa daun juga kembali ke kebun sehingga rumah kami lumayan minim sampah untuk ukuran rumah tangga."
"Harapannya, semua rumah tangga bisa melakukannya, maka akan meringankan sampah kota," tutup Devi.
Advertisement