Sukses

Ratu Margrethe II Umumkan Turun Takhta, Benarkah untuk Selamatkan Pernikahan Putra Mahkota Denmark Pangeran Frederik dan Putri Mary?

Ratu Margrethe II mengumumkan rencana turun takhtanya dalam acara Pidato Tahun Baru. Ia mengumumkan Pangeran Frederik dan Putri Mary akan menjadi penerusnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pengumuman turun takhta Ratu Margrethe II dari Kerajaan Denmark yang terkesan tiba-tiba menimbulkan berbagai spekulasi. Langkah tak terduga pimpinan monarki terlama setelah Ratu Elizabeth II dari Inggris itu dinilai terkait kondisi pernikahan Putra Mahkota Pangeran Frederik dan Putri Mary.

Pada November 2023, Frederik yang kini berusia 55 tahun diisukan memiliki hubungan terlarang dengan sosialita kelahiran Meksiko Geneveva Casanova setelah mereka terekam bersama dalam perjalanan pribadi pangeran ke Madrid, Spanyol. Casanova dengan segera membantah rumor tersebut, sementara Pangeran Frederik dan Mary kembali tampil bersama di depan publik saat menyambut Raja Spanyol Felipe dan Ratu Letizia yang berkunjung.

"Mungkin saja Ratu mengambil tindakan ini karena dia takut pernikahan putranya akan bubar dan keluarga kerajaan kehilangan Mary. Hal ini akan menimbulkan masalah besar. Ratu selalu memandang Mary sebagai aset yang luar biasa," penulis lama dan komentator kerajaan Phil Dampier mengatakan pada The Telegraph tentang pengumuman turun takhta Ratu Margrethe, dikutip dari People, Rabu (3/1/2024).

Media itu mencatat bahwa Ratu Margrethe akan jadi pemimpin monarki Denmark pertama yang mengundurkan diri dalam lebih dari 500 tahun. Padahal, dia sebelumnya memberi isyarat akan memerintah seumur hidup, seperti sepupu ketiganya Ratu Elizabeth, yang memerintah selama 70 tahun hingga kematiannya pada September 2022.

"Rasanya suatu kebetulan yang luar biasa bahwa dia membuat pengumuman tak terduga ini hanya beberapa bulan setelah muncul cerita tentang Putra Mahkota yang diduga berselingkuh," lanjut Dampier, yang telah meliput keluarga Kerajaan Denmark selama lebih dari 20 tahun.

"Dalam waktu dua minggu, Pangeran dan Putri akan diangkat menjadi Raja dan Ratu dan mereka harus melanjutkannya. Ratu mungkin berpikir bahwa mereka akan memperbaiki perbedaan mereka dan itu akan menyelamatkan pernikahan mereka."

2 dari 4 halaman

Pengumuman Ratu Margrethe

Ratu Margrethe mewarisi takhta raja Denmark di usia 31 tahun pada 1972 saat ayahnya, Raja Frederik IX, meninggal tiba-tiba. Ia menyatakan akan turun takhta tepat pada peringatan 52 tahun ia berkuasa, yakni pada 14 Januari 2024.

"Dalam waktu dua minggu ke depan, saya akan jadi Ratu Denmark selama 52 tahun. Waktu selama itu akan meninggalkan kesan pada siapapun, juga pada saya! Waktu terus berlalu, dan jumlah 'penyakit' semakin meningkat. Seseorang tidak dapat melakukan sebanyak yang dilakukan di masa lalu," Ratu Margrethe memulai Pidato Tahun Baru tradisionalnya, sesuai terjemahan bahasa Inggris.

Margrethe kemudian menjelaskan soal operasi punggung ekstensif yang dijalaninya pada Februari 2023. Meski berjalan dengan baik, ia tak memungkiri hal itu memunculkan pemikiran mengenai masa depan kerajaan, terutama mengalihkan tanggung jawab kepada generasi berikutnya. 

"Saya telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. Pada 14 Januari 2024, 52 tahun setelah saya menggantikan ayah tercinta, saya akan mengundurkan diri sebagai Ratu Denmark. Saya akan menyerahkan takhta kepada putra saya Putra Mahkota Frederik."

Menurut People, setelah Pangeran Frederik naik takhta, ia akan bergelar Yang Mulia Raja Frederik X, sedangkan Putri Mahkota Mary akan jadi Yang Mulia Ratu Mary. Sementara, posisi putra mahkkota akan digantikan oleh Pangeran Christian. "Setelah suksesi takhta, HM Ratu akan tetap menjadi Yang Mulia dan menyandang gelar HM Ratu Margrethe," tutup pernyataan resmi kerajaan.

3 dari 4 halaman

Kisah Cinta Pangeran Frederik dan Putri Mary

Setelah kabar pergantian takhta raja dan ratu Denmark beredar, kisah seputar keluarga kerajaan kembali jadi sorotan. Salah satunya cerita pertemuan pertama Frederik dan Mary di Australia. 

Seorang mantan manajer pub mengenang kembali pertemuan pertama Pangeran Frederik dengan calon ratunya, Mary Donaldson, perempuan kelahiran Tasmania, Australia. Justin Tynan, nama manajer tersebut, mengatakan tidak akan pernah melupakan saat seorang bartender mengantarnya untuk mendiskusikan kartu kredit AMEX hitam yang diselipkan di konter ketika sekelompok orang masuk ke Slip Inn pada malam musim semi pada 2000.

 "Saya berkata, 'Wow, siapa orang itu?', dan dia menunjukkannya dan saya berkata, 'Siapa dia?', kami tidak tahu siapa dia," kata Tynan, dikutip dari news.com.au, Selasa, 2 Januari 2024.

"Saya ingat Mary bersamanya, tapi tentu saja, kami juga tidak tahu siapa dia. Baru kemudian kami menyadari bahwa kami baru saja kedatangan seorang pangeran di pub kami," sambungnya.

Mary yang berusia 28 tahun saat itu bekerja sebagai direktur penjualan di perusahaan real estate mewah Belle Property. Bosnya, pengembang properti Chris Meehan, mengundangnya ke pub untuk bertemu dengan beberapa teman guna merayakan tim bola tangan perempuan Denmark yang memenangkan medali emas pada hari itu.

4 dari 4 halaman

Pub Tempat Pertemuan Pertama Mary dan Frederik

Tynan yang kini menjabat sebagai CEO Laundy Hotels mengingat bahwa pub Sussex Street adalah 'tempat yang tepat' dalam kehidupan malam Sydney yang berkembang pesat saat itu. "Itu berkilau, baru, dan semua berpakaian rancangan desainer," kata Tynan.

John Hemmes -mantan pemimpin grup Merrivale- merenovasi kawasan itu, termasuk Establishment Bar yang baru dibukan, seiring membanjirnya penonton asing yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan Olimpiade. "Justin (Hemmes) dan ayahnya (John) mengakuisisi gedung itu dan kemudian semua bangunan di sebelahnya," kata Tynan. "Jadi renovasi besar-besaran dilakukan, bar halaman dibuka dan tempatnya di Sydney, terutama selama Olimpiade."

Bertahun-tahun kemudian dalam sebuah wawancara saat pasangan kerajaan tersebut mengungkapkan bahwa pub Sydney adalah lokasi pertemuan pertama mereka, barulah Tynan menjadi pusat hiruk-pikuk media dan pariwisata. "Saya pikir saya melakukan sekitar 50 wawancara langsung di seluruh dunia ketika berita ini tersiar," katanya tentang waktu itu.

"Bendera Denmark masih terpampang di depan gedung, tapi dulu kita menyajikan bir Carlsberg, kita memasukkan makanan Denmark ke dalam menu, ada bus yang datang membawa turis Denmark yang hanya ingin melihat di mana mereka berada."

Video Terkini