Sukses

Buntut Jendela Alaska Airlines Terlepas Saat Mengudara, Ratusan Pesawat Boeing 737 MAX 9 Dilarang Terbang

Insiden Alaska Airlines kembali meredupkan Boeing sebagai salah satu produsen pesawat terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Regulator keselamatan udara AS telah melarang terbang beberapa versi pesawat jet Boeing 737 MAX 9 sambil menunggu inspeksi. Hal itu memicu puluhan pembatalan penerbangan dalam sehari setelah panel pesawat Alaska Airlines meledak di negara bagian Oregon, Amerika Serikat bagian barat.

Mengutip news.com.au, Minggu, 7 Januari 2024, Badan Penerbangan Federal (FAA) menyatakan dalam unggahan di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, 'mengharuskan inspeksi segera terhadap pesawat Boeing 737 MAX 9 tertentu sebelum mereka dapat kembali terbang'. Badan itu menyebutkan bahwa sekitar 171 pesawat di seluruh dunia akan terdampak, dengan setiap pemeriksaan memakan waktu 4--8 jam.

Kepada AFP, Boeing menyatakan sejauh ini telah mengirimkan 218 pesawat 737 MAX ke seluruh dunia. Diketahui bahwa Alaska dan United Airlines menerbangkan pesawat MAX 9 dalam jumlah terbesar, sedangkan Turkish Airlines memiliki armada yang lebih kecil.

Ketiga maskapai penerbangan itu memeriksa kondisi sejumlah pesawat mereka pada Minggu, 7 Januari 2024. Alaska Airlines yang berbasis di AS melarang terbang ke-65 pesawat Boeing 737 MAX 9 miliknya pada Jumat, 5 Januari 2024, setelah penerbangan yang membawa 171 penumpang dan enam awak terpaksa mendarat darurat.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengatakan panel pintu yang tertutup rapat terbuka dan lepas di tengah penerbangan. Penerbangan Alaska bernomor 1282 berangkat dari Bandara Internasional Portland dan masih di ketinggian ketika awak kabin melaporkan adanya 'masalah tekanan udara', menurut FAA.

Dari sejumlah gambar yang beredar di media sosial, terlihat panel samping pesawat meledak dan masker oksigen darurat keluar dari langit-langit. Pesawat segera kembali ke Portland dan tidak ada korban terluka parah. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernyataan Alaska Airlines

"Menyusul kejadian malam ini pada Penerbangan 1282, kami memutuskan untuk mengambil langkah pencegahan dengan menghentikan sementara armada 65 pesawat Boeing 737-9 kami," kata CEO Alaska Airlines Ben Minicucci pada Jumat, pekan lalu.

"Setiap pesawat akan dikembalikan ke layanan hanya setelah selesainya pemeliharaan penuh dan inspeksi keselamatan," katanya.

Seorang penumpang, Kyle Rinker mengatakan kepada CNN bahwa masalah tersebut terjadi segera setelah lepas landas. "Itu benar-benar tiba-tiba. Begitu mencapai ketinggian, dan jendela/dindingnya terlepas begitu saja," katanya kepada penyiar.

NTSB mengatakan tidak ada seorang pun yang duduk di dua tempat yang paling dekat dengan jendela tersebut. Namun, surat kabar Oregonian, mengutip para penumpang, mengatakan bahwa seorang anak laki-laki yang duduk di barisan tersebut bajunya robek karena dekompresi yang tiba-tiba, sehingga membuatnya sedikit terluka.

Spesialis penerbangan John Ostrower, dari situs Air Current, mengatakan panel yang terdampak adalah pintu bagian tengah belakang yang "dinonaktifkan" oleh Boeing untuk beberapa maskapai penerbangan sebelum mengirimkan pesawat. Menurut majalah Aviation Week, maskapai penerbangan yang tidak memilih model MAX yang menawarkan konfigurasi tempat duduk maksimum dapat menutup pintunya, sehingga terlihat seperti jendela pada umumnya.

3 dari 4 halaman

Insiden Beruntung

NTSB mengirim tim ke Portland untuk memeriksa pesawat Alaska Airlines. Ketua Dewan NTSB Jennifer Homendy menyebut 'sangat, sangat beruntung' bahwa insiden tersebut tidak berakhir dengan tragedi.

"Kami memiliki sistem penerbangan teraman di dunia. Ini luar biasa aman," katanya. "Tetapi kami harus mempertahankan standar itu."

Homendy mengungkapkan bahwa jendela tersebut jatuh di Cedar Hills, pinggiran Portland, dan mendesak warga untuk melapor jika mereka menemukannya. Alaska Airlines mengatakan pada Sabtu, 6 Januari 2024, bahwa lebih dari seperempat armada Max 9 miliknya telah diperiksa sejak kejadian tersebut dan tidak ada temuan penting.

Sementara, pesawat yang baru saja kecelakaan itu telah disertifikasi laik terbang pada Oktober 2023 dan baru dikirim ke Alaska Airlines, menurut situs registrasi FAA. "Keselamatan adalah prioritas utama kami dan kami sangat menyesali dampak peristiwa ini terhadap pelanggan dan penumpang kami," kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

"Tim teknis Boeing mendukung penyelidikan NTSB terhadap kejadian tadi malam," tambahnya.

United, yang memiliki armada 737 MAX 9 terbesar di dunia, mengatakan pihaknya melarang terbang 46 pesawat dan 33 pesawat kini telah diperiksa. Pemeriksaan itu diperkirakan menyebabkan 60 pembatalan penerbangan pada Sabtu, 6 Januari 2024, waktu setempat.

4 dari 4 halaman

Maskapai di Berbagai Negara Hentikan Operasional Pesawat MAX 9

Aeromexico mengatakan telah menghentikan penerbangan semua pesawat 737 MAX 9-nya sementara inspeksi dilakukan, dan Turkish Airlines mengumumkan pada Minggu bahwa mereka juga akan menangguhkan penerbangan lima pesawat MAX 9 untuk pemeriksaan.

Maskapai penerbangan asal Panama, Copa Airlines, mengatakan pihaknya melarang terbang 21 unit pesawat 737 MAX 9 miliknya. Sementara, Islandiaair mengatakan tidak ada satupun pesawat 737 MAX 9 miliknya yang menampilkan konfigurasi pesawat yang ditentukan dalam perintah larangan terbang FAA.

Boeing telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir dengan masalah teknis dan kontrol kualitas terkait model 737 MAX-nya. Pada Desember 2023, perusahaan penerbangan AS tersebut mengatakan kepada maskapai penerbangan bahwa pesawat MAX harus diperiksa untuk memeriksa perangkat keras yang longgar pada sistem kendali kemudi pesawat setelah operator internasional menemukan baut dan mur yang hilang saat melakukan perawatan rutin.

Pesawat Boeing 737 MAX sempat dilarang terbang di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan MAX 8 pada 2018 dan 2019 yang menewaskan total 346 orang. FAA menyetujui kembalinya pesawat tersebut ke layanan hanya setelah perusahaan mengubah sistem kendali penerbangannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini